Kognisi Depresi Aaron Beck

Secara historis, suksesi Tahta Krisan Jepang selalu diturunkan ke garis keturunan laki-laki dari keturunan kakaisaran walaupun ada juga beberapa diturunkan kepada anak perempuan. Begitu juga sekarang, suksesi sekarang diatur oleh undang-undang yang disahkan oleh Diet Jepang. Hukum saat ini mengecualikan perempuan dari suksesi. Setelah kelahiran Putri Aiko, anak dari Naruhito, ada debat publik tentang amandemen Undang-Undang Rumah Tangga Kekaisaran saat ini untuk memungkinkan perempuan naik tahta. Pada Januari 2005 Perdana Menteri Juichiro Koizumi menunjuk panel khusus yang terdiri dari hakim, dosen, dan pegawai negeri sipil untuk mempelajari perubahan Undang-Undang Rumah Tangga Kekaisaran dan membuat rekomendasi kepada pemerintah. Pada 20 Januari 2006, Perdana Menteri Junichiro Koizumi berjanji untuk menyerahkan RUU yang memungkinkan perempuan untuk naik tahta agar suksesi tetap stabil. Namun tak lama setelah pengumuman bahwa Putri Kiko hamil anak ketiga, rencana tersebut ditangguhkan Koizumi. Pangeran Hisahito, putra dari Pangeran Akishino adalah kaisar yang akan naik tahta setelah Pangeran Naruhito.

2.4. Kognisi Depresi Aaron Beck

Manusia sebagai makhluk hidup yang berakal akan selalu menemukan masalah dalam hidupnya, dan semua masalah yang dihadapi memiliki jalan keluar. Dalam proses menemukan jalan keluar tersebut, seringkali manusia mengalami “depresi” yang tanpa disadari sering dialami dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Universitas Sumatera Utara Secara sederhana dapat dikatakan bahwa depresi adalah suatu pengalaman yang menyakitkan ataupun suatu perasaan tidak ada harapan lagi. DR. Jonatan Trisna dalam Hadi Pranowo 2004:15 menyimpulkan bahwa depresi adalah suatu perasaan sendu atau sedih yang biasanya disertai dengan diperlambatnya gerak dan fungsi tubuh. Mulai dari perasaan murung sedikit sampai pada keadaan tak berdaya. Seorang psikiater bernama Enos D. Martin pada bukunya “What is Depression” dalam Wilkinson 1995 : 24 menyebutkan ada tiga jenis depresi: 1. Normal Grief Reaction rasa sedih sebagai reaksi normal atas suatu ‘kehilangan’. Jenis ini juga disebut depresi exogenous depresi raktif. Depresi ini terjadi karena faktor dari dalam dirinya umumnya sebagai reaksi dari ‘kehilangan’ sesuatu atau seseorang. Misalnya: pensiun, kematian seseorang yang sangat dikasihi, dll. 2. Endogenous Depression. Penyebabnya dating dari dalam tetapi belum jelas. Bisa karena gangguan hormon, gangguan kimia dalam otak atau susunan syaraf. Sering dating secara bertahap cyclical. 3. Neurotic depression depresi yang neurotik. Depresi pada tahap ini terjadi bila depresi reaktif tidak terselesaikan secara baik dan tuntas. Depresi ini merupakan respon terhadap stress dan kecemasan yang telah ditimbun untuk waktu yang lama. Dalam Hadi 2004 : 32 dikatakan untuk menemukan penyebab depresi kadang-kadang sulit sekali karena ada sejumlah penyebab dan mungkin beberapa Universitas Sumatera Utara diantaranya bekerja pada saat yang sama. Namun dari sekian banyak penyebab dapatlah dirangkumkan sebagai berikut: 1. Karena kehilangan. Kehilangan merupakan faktor utama yang mendasari depresi. Archibald Hart menyebut empat macam kehilangan: pertama, kehilangan abstrak yaitu kehilangan harga diri, kasih sayang, harapan atau ambisi. Kedua, kehilangan suatu yang konkrit: rumah, mobil, potret, orang atau bahkan binatang kesayangan. Ketiga: kehilangan hal yang bersifat khayal: tanpa fakta mungkin tapi ia merasa tidak disukai atau dipergunjingkan orang. Keempat, kehilangan sesuatu yang belum tentu hilang: menunggu hasil tes kesehatan, menunggu hasil ujian, dll. 2. Reaksi terhadap stress. 85 depresi ditimbulkan oleh stress dalam hidup. 3. Terlalu lelah atau capek. Karena terjadi pengurasan tenaga baik secara fisik maupun emosi. 4. Gangguan atau serangan dari kuasa kegelapan. 5. Reaksi terhadap obat. Pada umumnya penderita depresi dapat dikenali melalui beberapa gejala, misalnya: 1. Secara fisik mereka memiliki beberapa gangguan seperti: gerakan jadi lamban, tidur tidak nyenyak, nafsu makan jadi menurun atau bahkan meningkat, gairah seksual menurun bahkan bisa hilang sama sekali, dll. Pusing, mulut kering, jantung berdebar cepat biasanya biasanya menyertai penderita ini. 2. Kehilangan perspektif dalam hidupnya. Pandangannya terhadap hidup, pekerjaan dan keluarga menjadi kabur. Aaron Beck menggambarkan hal ini sebagai “tiga kognisi”. Pertama, terhadap dunia: cenderung melihat kekalahan, Universitas Sumatera Utara kerugian dan penghinaan. Kedua, terhadap diri sendiri: menganggap diri kurang baik, tidak layak dan tidak berharga. Menganggap diri bercacat, tidak diingini, tidak berguna dan menolak diri. Ketiga, terhadap masa depan: penuh dengan kesukaran, frustasi dan kerugian. 3. Perasaan yang berubah-ubah dan sulit dikendalikan. Berbagai perasaan seperti putus asa, kehilangan harapan, sedih, cemas, rasa bersalah, apatis dan marah; sering muncul tak menentu dan menciptakan suasana hampa dan mati. 4. Beberapa gejala psikologis seperti kehilangan harga diri, menjauhkan diri dari masalah atau hidupnya sendiri bahkan menjadi peka secara berlebihan sering dialami oleh mereka yang mengalami depresi. 5. Pikiran dilusi. Pada depresi yang sangat parah muncul pikiran-pikiran dilusi yang bisa merugikan. Misalnya: “orang akan bunuh saya”,”seseorang akan meracuni saya”,dsb. Dalam Wilkinson 1995 : 26 mengatakan banyak orang beranggapan bahwa pikiran yang sedih lebih merupakan akibat dari penyebab suatu depresi. Namun, baru-baru ini telah dikemukakan bahwa gagasan itu sendiri kognisi depresif yang merupakan penyebab utama depresi, atau yang memperburuk keadaan dan memelihara kondisi tersebut. Jadi, seseorang yang mempunyai pandangan negatif terhadap dirinya, dunia, dan masa depan kemungkinan lebih mudah menderita penyakit depresi daripada orang yang mempunyai pandangan lebih positif. Kognisi depresi dapat dibagi menjadi tiga bagian:  Pikiran misalnya, “saya gagal sebagai orang tua”.  Harapan misalnya, “saya tidak berbahagia kecuali semua orang menyukai saya”. Universitas Sumatera Utara  Distorsi misalnya, menarik kesimpulan tanpa ada bukti. “orang tidak suka berbicara dengan saya karena saya membosankan.” Memusatkan perhatian pada hal-hal kecil dan tidak memperhatikan aspek situasi yang penting. Menarik kesimpulan umum berdasarkan satu peristiwa saja. “pekerjaan saya tidak berguna karena bos saya pernah sekali mengeluh.” Menghubungkan peristiwa yang buruk dengan diri anda sendiri bilaman hal itu tidak dapat dibenarkan. Dalam http:www.scribd.comdoc49313688PENDEKATAN-TERAPI- KOGNITIF dikatakan Aaron Beck teoritis kognitif juga menghubungkan pengembangan depresi dengan adopsi dari cara berfikir yang bias atau terdistorsi secara negatif di awal kehidupan. Konsep ini dikenal dengan istilah ’segi tiga kognitif dari depresi’ cognitive triad of depression. Aspek dari segi tiga tersebut adalah: a. Pandangan negatif tentang diri sendiri Memandang sendiri sebagai tidak berharga, penuh kekurangan, tidak adequate, tidak dapat dicintai, dan kurang memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk mencapai kebahagiaan. b. Pandangan negatif tentang lingkungan Memandang lingkungan sebagai pemaksa tuntutan yang berlebihan danatau memberikan hambatan yang tidak mungkin diatasi sehingga terus-menerus menyebabkan kegagalan dan kehilangan. c. Pandangan negatif tentang masa depan Universitas Sumatera Utara Memandang masa depan tanpa harapan dan meyakini bahwa dirinya tidak mempunyai kekuatan untuk mengubah hal itu menjadi lebih baik. Pandangan orang ini terhadap masa depan hanyalah kegagalan dan kesedihan yang berkelanjutan serta kesulitan yang tidak pernah selesai. Berbagai jenis distorsi kognitif yang diasosiasikan dengan depresi: a. Cara berfikir ”semua atau tidak sama sekali” all or nothing thinking Memandang kejadian secara hitam-putih. Yang ada hanya benar-salah atau baik-buruk. b. Generalisasi yang berlebihan Mempercayai bahwa bila suatu peristiwa negatif terjadi, maka hal itu cenderung akan terjadi lagi pada situasi yang serupa di masa depan. c. Filter mental Berfokus hanya pada detail-detail negatif dari suatu peristiwa dan dengan sendirinya menolak unsur-unsur positif dari semua yang pernah dialami. d. Mendiskualifikasikan hal-hal positif Mengacu pada kecenderungan untuk memilih kalah dari kemenangan yang hampir terjadi dengan menetralisasi atau tidak mengakui pencapaian-pencapaian yang di raih. e. Tergesa-gesa membuat kesimpulan Membentuk interpretasi negatif mengenai suatu peristiwa meskipun kurang bukti. f. Membesar-besarkan dan mengecilkan catastrophic thinking Membesar-besarkan atau mengkatastrofikan mengacu pada kecenderungan untuk membuat gunung dari kerikil-kerikil, untuk membesar-besarkan pentingnya Universitas Sumatera Utara peristiwa-peristiwa negatif ketakutan atau kesalahan. Mengecilkan adalah suatu tipe dari distorsi kognitif dimana seorang memandang rendah kebaikan- kebaikannya. g. Penalaran emosional Menginterpretasikan perasaan dan peristiwa berdasarkan emosi dan bukan pada pertimbangan-pertimbangan rasional berdasarkan bukti yang ada. h. Pernyataan-pernyataan keharusan Menciptakan perintah personal atau self-commandments keharusan-keharusan atau semesti-semesti. Dengan menciptakan harapan yang tidak realistis musterbation dapat menyebabkan seseorang menjadi depresi saat gagal mencapainya. i. Memberi label dan salah melabel Meletakkan label negatif pada diri sendiri dan orang lain. j. Melakukan personalisasi Kecenderungan untuk mengasumsikan bahwa diri kita bertanggung jawab atas masalah dan perilaku orang lain. Berangkat dari teori Aaron Beck dan teori lain yang mendukung penelitian inilah penulis akan menganalisis kehidupan tokoh utama ”Masako” dalam novel ”Prinncess Masako”. Sehingga akan dapat dipaparkan apa penyebab Masako mengalami gangguan secara psikologis dan gangguan psikologis apa yang dialami ”Masako” yang diungkap oleh ”Benn Hils” sebagai pengarang dalam novel. Universitas Sumatera Utara

BAB III ANALISIS PSIKOLOGIS TOKOH MASAKO

3.1. Ringkasan Cerita