Tekanan dan Tuntutan yang Diemban oleh Masako

wanita, paling tidak salah satu dari mereka, hampir bisa dipastikan belum pernah melakukan hubungan seksual, tidak akan diizinkan melakukan keintiman secara bebas di malam pertama mereka. Analisis : Tidak hanya kegiatan sehari-hari, tetapi hal paling pribadi yang dilakukan pengantin baru juga harus diketahui atau diatur oleh para kunaicho. Kehidupan yang sungguh ironis bagi seseorang yang bukan dibesarkan di lingkungan istana Kekaisaran Jepang. Dari cuplikan di atas dipastikan bahwa tidak ada sama sekali prilaku yang bisa dilakukan Masako dengan bebas termasuk hal-hal yang sangat pribadi. Maka berdasarkan teori Archibalt Hart, Masako kembali kehilangan sesuatu yang abstrak dalam hidupnya. Pada kasus ini Masako kehilangan “privasi” yang dulunya ia miliki dalam hidupnya. Karena segala hal yang ada dalam hidupnya harus diketahui oleh para kunaicho. Inilah kehidupan Masako di Istana Timur setelah menyandang gelar ”Putri Mahkota Jepang”. Kehidupan dengan kebiasaan-kebiasaan yang jauh berbeda dengan kehidupannya terdahulu.

3.2.2. Tekanan dan Tuntutan yang Diemban oleh Masako

Dipersunting oleh seorang putra mahkota, tentu Masako akan mengemban tugas yang berat. Banyak harapan keluarga istana maupun masyarakat dengan hadirnya Masako di keluarga kekaisaran. Begitu juga dengan Masako, ia memiliki harapan bisa membawa sedikit pembaharuan dengan kehadirannya di Istana Timur. Akan tetapi pada kenyataannya Masako tidak bisa berbuat apa-apa sesuai dengan keinginannya. Yang ada hanyalah tuntutan dan tekanan yang ditujukan Universitas Sumatera Utara kepadanya. Berikut akan dijabarkan tekanan dan tuntutan yang diemban Masako di Istana Timur. 1. Setuju menikah dengan Pangeran Naruhito bukan karena cinta. Cuplikan halaman 194 Sekarang putra mahkota menemukan alasan untuk menghindari pertemuan dengan dengan mitra potensial apa pun, ujar Kamata. Ketika Shoichi Fujimori, seorang pejabat istana bertanya apa masalahnya, Naruhito menjawab ini bukan pertama kalinya, : “Aku melihat Owada-san masih belum menikah.” Namun karena lingkungan istana yang kaku, pesan itu tidak tersampaikan, baik kepada Pengurus Rumah Tangga Istana maupun orangtuanya. Pangeran menegaskan ia tidak tertarik dengan yang lain. Jika Masako tidak bisa menjadi miliknya, ia akan tetap menjadi bujangan, tidak peduli apa konsekuensinya. Dalam hal ini tampaknya ia memenangkan dukungan terpenting dari ibunya, yang sejak awal menganjurkan sang putra kesayangan untuk mengikuti bisikan hatinya. Dan karena terpaksa menerima sesuatu yang tidak bisa diacuhkan, Kunaicho dengan enggan akhirnya menyetujui. Analisis : Dari cuplikan di atas dapat dilihat bahwa Masako menerima pinangan sang putra mahkota bukan karena cinta melainkan pengabdian kepada Kaisar yang sangat dihormati oleh Masyarakat Jepang. Hal ini dikarenakan sang Putra Mahkota tidak akan mau menikah dengan wanita lain selain Masako, sedangkan umur Pangeran saat itu sudah tidak muda dibandingkan dengan para Kaisar sebelumnya yang pada umumnya menikah muda. Di sinilah ada tuntutan yang Universitas Sumatera Utara dibebankan kepada Masako. Walaupun belum mampu mencintai pangeran, Ia dituntut untuk menerima pinangan tersebut demi menyelamatkan aib kekaisaran. Masako pun akhirnya setuju menikah dengan Naruhito meskipun dilatar belakangi pengabdian dan tuntutan yang ditujukan kepadanya. Cuplikan halaman 44 Beberapa orang yang bekerja bersama-sama Hisashi mengatakan Hisashi itu memang benar-benar anak setan; brilian namun teramat dingin dan tertutup. Masako adalah anak laki-laki yang tidak pernah dimiliki ayahnya, namun sangat diharapkan. Apa pun yang dilakukan Masako, termasuk perkawinan itu, adalah untuk menyenangkan ayahnya. Masako memang memiliki ayah dengan ambisi yang sangat besar. Analisis : Ada dua pengabdian yang dilakukan oleh Masako dalam pernikahannya. Yang pertama adalah pengabdian terhadap pihak istana dan yang keduan kepada ayahnya Hishashi Owada. Hishashi adalah ayah yang sangat ambisius dan berharap banyak kepada putrinya Masako. Selama ini Masako selalu mengikuti keinginan dari ayahnya. Dan kali ini juga dalam menentukan pasangan hidupnya, Masako menuruti kata ayahnya yaitu menikah dengan Putra Mahkota. Pada cuplikan dikatakan bahwa Masako menyetujui pernikahan itu adalah untuk menyenangkan hati ayahnya. Dalam kasus ini yang menjadi tuntutan bagi Masako harus menuruti keinginan ayahnya yaitu menikah dengan putra mahkota Naruhito. Dari kedua alasan yang membuat Masako akhirnya menikah dengan naruhito pada cuplikan di atas, dapat ditelaah bahwa berdasarkan teori kognisi Universitas Sumatera Utara depresi Aaron Beck, Masako telah kehilangan harapan dan ambisi dalam menentukan pasangan hidupnya. Terlihat dari cuplikan bahwa ia menikah bukan karena cinta melainkan karena tuntutan dari sang ayah Hishashi Owada dan dari pihak kekaisaran. Tidak terlihat sedikit pun bahwa Masako menyetujui pernikahannya karena dorongan dari dirinya sendiri. Namun, tindakan Masako pada kasus ini mengacu pada salah satu jenis distorsi kognitif yang telah dibahas sebelumnya pada bab II yaitu: mendiskualifikasikan hal-hal positif dalam hidupnya. Dimana Masako cenderung untuk memilih kalah dari kemenangan yang hampir terjadi atau tidak mengakui pencapaian yang ia raih. Dibuktikan dengan tindakan Masako yang hanya pasrah pada kondisi yang dihadapkan padanya dan meninggalkan semua karir yang telah ia capai untuk menikah dengan Naruhito. 2. Mendapat berbagai kritikan dari pihak istana atas kebiasaannya yang belum sesuai dengan tata karma Istana Timur. Cuplikan halaman 22 Komentar Hamao yang sudah dua puluh tahun menjabat sebagai bendahara Istana Timur :Aku merasa ia sedikit tidak sopan. Di samping itu, ia terlalu banyak bicara, bahkan membicarakan hal-hal yang belum ditanyakan. Ia seperti orang Amerika—berjalan di depan pria sebab orang-orang barat mengatakan “ladies first” . Mungkin semua ini dapat diterima di Amerika, namun menurutku seharusnya ia berlaku lebih santun di Jepang. Inilah kali terakhir bagi Masako diizinkan berbicara di depan publik selama beberapa tahun. Dan Kunaicho terus menerus menyebut-nyebut lelucon itu. Meskipun Masako marah atas kekasaran Hamao, ia tidak punya pilihan lain. Universitas Sumatera Utara Daripada menunda perkawinan yang membawa noda tak tertahankan bagi keluarganya, lebih baik ia menghilangkan egonya dan belajar melakukan apa saja yang disyaratkan istana. Analisis : Saat Masako sudah setuju menikah dengan Naruhito, kritikan pun dilontarkan oleh seorang bendahara istana yang dengan gamblang menyebutkan bahwa Masako tidak sopan. Mengingat Masako adalah seorang diplomat, maka bisa dipastikan ia adalah orang yang suka berkomunikasi dan mengutarakan pendapat secara vokal. Namun kebiasaan ini dianggap tidak sopan oleh pihak istana. Ini adalah kritikan awal yang diterimanya saat akan memasuki Istana Timur. Melalui cuplikan terlihat bahwa ada tekanan yang ditujukan kepada Masako, yaitu ia tidak diizinkan untuk banyak berbicara seperti kebiasaannya sebelumnya. Dari cuplikan di atas, bila ditelaah menggunakan kognisi depresi Aaron Beck, terdapat pemikiran Masako yang cenderung melihat kekalahan terhadap dunia. Hal ini terbukti dari cuplikan bahwa meskipun sebenarnya Masako marah dan tidak senang dengan pernyataan Hamao yang merupakan bendahara istana timur, tapi dikatakan bahwa Masako tidak punya pilihan lain. Jika dikaitkan ke dalam jenis distorsi kognitif, pada kasus ini Masako melakukan “personalisasi” yaitu, cenderung mengasumsikan bahwa dirinya bertanggung jawab atas masalah dan perilaku orang lain. Menurut penulis, Masako cenderung berpikir bahwa ia tidak akan mungkin membela dirinya di hadapan publik karena pasti hanya akan menambah masalah baru dalam rencana perkawinannya, yang bisa dikatakan akan kalah Universitas Sumatera Utara dengan komentar yang dilontarkan kunaicho tersebut. Akhirnya Masako tidak melakukan pembelaan sama sekali, melainkan hanya menghilangkan egonya dan belajar melakukan apa yang disyaratkan istana. 3. Diberi tugas untuk memperoleh seorang putra dari perkawinannya dengan Naruhito. Cuplikan halaman 233 Akishino dan istrinya, Kiko, telah melahirkan dua anak, tahun 1991 dan 1994, namun keduanya adalah anak perempuan dan akan dikeluarkan dari istana ketika mereka menikah. Jadi harapan satu-satunya berada di pundak Naruhito dan Masako. Jika mereka tidak melahirkan seorang anak laki-laki, kecuali jika aturan telah diubah, dinasti Jepang akan berakhir. Analisis : Kaisar memiliki dua putra, yang pertama Naruhito dan yang kedua Akhisino. Pangeran Akishino menikah mendahului kakaknya Naruhito dan telah dikaruniai dua orang anak perempuan. Dengan kata lain sampai saat itu Kekaisaran Jepang belum memiliki seorang pewaris tahta. Oleh karena itu, tugas ini dibebankan kepada pasangan baru yaitu Naruhito dan Masako untuk memperoleh seorang putra, atau Kekaisaran Jepang akan berakhir jika aturan belum diubah. Tuntutan yang tidak mudah dipenuhi mengingat usia mereka sudah tidak tergolong produktif lagi. Akan tetapi Masako dan Naruhito harus menjalaninya. Universitas Sumatera Utara Cuplikan halaman 236 Menurut orang dalam istana yang cukup berpengaruh, setiap bulan sejak perkawinannya putri telah dipanggil menghadap tahta. Menggunakan bahasa paling formal dan paling sopan, Kaisar menanyakan apakah ia masih mengalami menstruasi setiap bulan. Setiap kali ia harus membungkuk menahan rasa malu dan mengaku bahwa, sayang sekali, ia telah gagal mengandung seorang anak. Mereka juga mengatakan ia harus tetap berada di rumah sampai berhasil menunaikan tugasnya melahirkan ahli waris. Analisis : Sebagai seorang wanita yang normal, pasti Masako juga ingin memiliki seorang anak. Ditambah lagi keluarga dan semua orang di lingkungannya sedang menanti kelahiran anak dari pernikahannya dengan Pangeran Naruhito. Namun kehadiran seorang anak tidaklah dapat dipaksakan sesuai dengan kehendak manusia. Besarnya harapan kaisar dan ratu kepada Masako untuk mempunyai seorang anak laki-laki membuat Masako seperti dipaksa untuk segera memiliki anak. Tekanan tersebut digambarkan pada cuplikan di atas, dimana Masako setiap bulannya harus menghadap tahta dan ditanya langsung oleh kaisar apakah ia masih mengalami menstruasi. Dan ia juga harus mengaku bahwa ia telah gagal mengandung seorang anak. Kebiasaan ini juga tentunya menjadi sebuah tekanan yang berat bagi Masako di Istana Timur. Dari cuplikan di atas bila ditelaah dengan menggunakan teori kognisi depresi Aaron Beck, pasti ada harapan besar dalam diri Masako untuk memiliki seorang putra. Akan tetapi akan muncul pemikiran menganggap diri kurang baik, tidak layak dan tidak berharga terhadap dirinya sendiri apabila harapan tersebut Universitas Sumatera Utara tidak terwujud. Hal ini didukung dari cuplikan bahwa besar harapan pihak istana dan rakyat Jepang terhadap Masako. Karena jika Masako juga tidak bisa memberikan seorang putra, maka dinasti Jepang akan berakhir. Hal ini juga mendukung bahwa saat Masako akhirnya tidak mendapatkan seorang putra yang akan menjadi ahli waris, ia mengalami depresi dan memunculkan perilaku yang tidak biasa terhadap lingkungannya. 4. Setelah berhasil mengandung seorang anak, tetapi akhirnya mengalami keguguran, hingga akhirnya menjalani proses bayi tabung. Cuplikan halaman 237 Pada januari 2000, Masako, dalam beberapa minggu kehamilannya, meminta rumah sakit “melakukan operasi untuk mengeluarkan janin yang mati dari anak yang belum dilahirkannya”, kata Dr Takashi Okai, ahli ilmu kebidanan dan ginaekologi di Rumah Sakit Aiiku, Tokyo. Analisis : Lama menanti kehamilannya, akhirnya Masako pun mengandung. Pihak keluarga pun sedikit lega mendengar kabar baik ini. Akan tetapi kehamilannya hanya bertahan beberapa minggu. Masako mengalami keguguran. Dan ia akan kembali kepada tugas awalnya yaitu memperoleh seorang putra pewaris tahta kekaisaran. Tuntutan berat yang belum juga usai dibebankan kepada Masako. Mengingat bahwa kehamilannya yang pertama juga membutuhkan penantian yang lama. Universitas Sumatera Utara Cuplikan halaman 251 Maret 2001, ketika Masako mulai melakukan siklus perawatan kesuburan, janji bertemu dengan Tsutsumi secara resmi diumumkan. Kunaicho memandang miring “perawatan hormon” itu karena mempertimbangkan bahwa persiapan itu dibuat untuk kelahiran seorang anak yang nantinya akan menjadi kaisar bayi tabung pertama. Karena tak seorang pun bisa mempublikasikannya, paling tidak bukan di Jepang, dan juga tidak nantinya. Bahkan sampai saat ini muncul reaksi- reaksi dari suara tertawaan tertahan sampai pengingkaran, ketika disebut-sebut Masako mungkin anggota kerajaan pertama di Jepang –atau bahkan di dunia— yang menerima perawatan IVF. Analisis : Beberapa waktu setelah keguguran yang dialaminya, tersiar kabar bahwa Masako pun disarankan menggunakan cara bayi tabung untuk memperoleh seorang anak. Mengingat usia sang putri sudah bukan usia produktif lagi. Masako pun menjalani perawatan kesuburannya dan hal ini sangat dirahasiakan. Karena Masako merupakan anggota keluarga kekaisaran pertama yang menjalani proses bayi tabung. Akhirnya proses itu pun membuahkan hasil, Masako berhasil mendapatkan seorang anak. Akan tetapi tetap saja ia belum lepas dari tekanan, karena ia melahirkan seorang putri, yang tentu saja tetap tidak bisa menjadi pewaris tahta yang diharapkan selama ini. Dari kedua cuplikan di atas terlihat begitu keras perjuangan masako untuk memperoleh seorang putra. Bahkan jalan bayi tabung pun ia jalani, semua ia lakukan hanyalah untuk mendapatkan sang ahli waris. Akan tetapi setelah mendapat seorang anak, tetap saja tugasnya seakan belum selesai karena Masako Universitas Sumatera Utara melahirkan seorang putri dan bukan putra. Berdasarkan teori kognisi depresi Aaron Beck, dapat ditelaah bahwa Masako kehilangan perspektif dalam hidupnya, yaitu menganggap bahwa dirinya bercacat, tidak diingini dan tidak berguna. Karena harapan besar orang banyak terhadap dirinya tidak dapat juga Masako penuhi. Hal ini juga salah satu faktor yang menyebabkan Masako mengalami depresi dalam penyesuainnya di istana timur.

3.2.3. Analisis Kognisi Depresi Aaron Beck Cuplikan halaman 199 :