Fase Madinah

C. Fase Madinah

1. Pembentukan Sistem Sosial Kemasyarakatan, Politik dan Militer Madinah adalah sebuah oasis pertanian, Madinah juga

sepertinya halnya Mekah, dihuni oleh berbagai klan dan tidak oleh sebuah kesukuan yang tunggal, namun berbeda dengan Mekah, Madinah merupakan perkampungan yang diributkan oleh permusuhan yang sangat sengit dan anarkis antara kelompok kesukuan terpandang suku Aws dan Khazraj. Permusuhan yang berkepanjangan mengancam keamanan rakyat kecil dan mendukung timbulnya permasalahan eksiatensi Maddinah. berbeda dengan masyarakat Badui, warga Madinah telah hidup saling bertetangga dan tidak berpindah dari tempat satu ke tempat lainnya.

Selanjutnya berbeda dengan Mekah, Madinah senantiasa mengalami perubahan sosial yang meninggalkan bentuk kemasyarakatan absolut model Badui. Kehidupan sosial Madinah secara berangsur-angsur diwarnai oleh unsur kedekatan ruang daripada oleh sistem kekerabatan. Madinah memiliki sejumlah warga Yahudi, yang mana sebagian besar penduduknya lebih simpatik terhadap monotheisme.

Pada sebuah kebuntuan yang sangat krusial dalam kehidupannya sendiri, Muhammad mendapat sejumlah pemeluk pertama dari kalangan Madinah dan setelah berlangsung beberapa kali negosiasi, Muhammad diundang untuk menyelesaikan kemelut Madinah. Pada tahun 620, enam laki-laki suku Khazraj dan Aws membenarkan Muhammad sebagai nabi, dan pada tahun 621 dua belas or- Pada sebuah kebuntuan yang sangat krusial dalam kehidupannya sendiri, Muhammad mendapat sejumlah pemeluk pertama dari kalangan Madinah dan setelah berlangsung beberapa kali negosiasi, Muhammad diundang untuk menyelesaikan kemelut Madinah. Pada tahun 620, enam laki-laki suku Khazraj dan Aws membenarkan Muhammad sebagai nabi, dan pada tahun 621 dua belas or-

Sejumlah kesepakatan ini bersandar baik pada penerimaan wahyu al-Qur’an dan juga penerimaan terhadap keunggulan warga Arabia. Dalam sebuah masyarakat yang tidak mengenal hukum umum atau pemerintahan dan tidak mengenal otoritas yang lebih tinggi daripada individu pimpinan klan, permusuhan antar klan seringkali berpihak kepada orang-orang yang memiliki reputasi dalam visi keagamaan dan seorang yang adil, bijaksana dan tentunya seorang yang tidak memihak, untuk dijadikan sebagai arbit- rator atau hakam. Disebabkan hakam tersebut tidak memiliki unsur-unsur yang menekan keputusanya, maka menjadi kebiasaan yang berlaku di kalangan mereka untuk mewawancarai pihak-pihak yang terlibat dalam per- sengketaan dan untuk memastikan bahwasanya pihak-pihak terlibat akan mematuhi keputusan mereka sendiri.

Dengan jaminan yang disampaikan melaui sumpah aqabah, Nabi Muhammad dan pengikutnya menempuh perjalanan ke Madinah- periatiwa yang dramatis sepanjang sejarah umat Muslim. Komunitas muslim bermula dan tumbuh sejak dari saat perjalanan ini dan kalender muslim yang bersesuaian dengan tahun Kristen 622, ditetapkan sebagai tahun pertama Muslim. Perjalanan ini dinamakan Hijrah, yang secara sederhana berarti migrasi (perpindahan). Bagi seorang muslim kata hijrah ini tidak hanya bararti perpindahan tempat, melainkan pemelukan Islam dan

Masa Nabi menjadi sebagai komunitas Muslim. Hijrah juga dapat

diartikan sebagai transisi dari pagan menuju dunia muslim; perpindahan dari masyarakat kekerabatan menuju masya- rakat yang dibangun di atas dasar keyakinan agama.

Di Madinah Nabi Muhammad dan pengikutnya dari kalangan tuan rumah Madinah juga mencapai sebuah kesepakatan politik resmi. Muhammad dan pengikutnya dari kalangan Mekah membentuk sebuah kelompok politik bersama dengan klan Madinah, yang dinamakan Ummah, sekalipun istilah ini diperuntukkan bagi komunitas Mus- lim. Muslim mekah dan warga Madinah haruslah bertindak sebagai satu kesatuan untuk mempertahankan nabi Muhammad dan Madinah dari pihak luar. Tidak satupun klan diperbolehkan membentuk perdamaian yang terpisah. Tidak seorang pun diperbolehkan membantu Quraisy Mekah. Perjanjian ini juga menegaskan bahwa setiap perselisihan harus dimajukan kepada Nabi, lebih dari itu, bagi Nabi Muhammad perjanjian tersebut merupakan langkah awal untuk membentuk sebuah ikatan komunitas antara seluruh klan yang ada. Untuk menegakkan otoritas dan prestise dirinya dan pada akhirnya untuk menarik kekuatan-kekuatan politik ke dalam kekuasaannya. Dengan terpecah menjadi klan-klan kecil tanpa kesatuan dan pemerintahan yang efektif, masyarakat Madinah merasa terancam oleh permusuhan yang berkepanjangan. Musuh- musuh Muhammad juga terbagi untuk menghambat konsolidasi kekuatannya dan klan-klan pagan menentang keseluruhan Muhammad dan mereka yang telah memeluk Islam.

Dalam konsolidasi kekuatan Muhammad, sebuah tahapan yang krusial adalah penyisihan atau eliminasi klan-

klan Yahudi yang terbukti berkhianat terhadap misi Muhammad. Pada masa awal pandangan dirinya sebagai seorang Nabi, Muhammad adalah utusan Allah untuk seluruh warga Arabia - Yahudi Kristen dan termasuk kelompok pa- gan. Ia berusaha menyelamatkan kesucian keimanan yang telah diwahyukan sebelumnya, menyebarkan sebuah pembaharuan dan berakhir pada perubahan yang merembet pada kehidupan sehari-hari. Jadi di Madinah Muhammad ber maksud mencakup Yahudi dalam komunitasnya. Beberapa praktik keagamaan spesifik seperti penebusan dosa merupakan hal yang sama persia dengan hari penebusan dosa Yahudi dan Yerusalem sebagai kiblat shalat seharusnya menimbulkan simpatik bagi kalangan Yahudi. Sekalipun demikian klan-klan Yahudi mengingkari klaim Muhammad sebagai seorang Nabi menurut tradisi Hebrew. Mereka menantang legitimasi Muhammad dan melawan ungkapan Muhammad sebagai sejarah. Di tengah permusuhan dengan kelompok Yahudi, al-Qur’an mengecam Yahudi karena mereka mengkhianati perjanjian dan menerangkan bahwa- sanya Nabi Ibrahim merupakan Nabi par-Excellence, yang mengajarkan agama Tuhan yang murni, yakni sebagai hanif yang pertama, sebagai pembangun Ka’bah dan sebagai ayah bangsa Arab. Al-Qur’an sekarang ini menerangkan bahwa Muhammad diutus untuk menyelamatkan kemurnian monotheiame Ibrahim. Jadi dalam hal ini Muhammad melampaui warisan skriptural kalangan Yahudi dan Kristen. Untuk menyampaikan ajarannya, komunitas Muhammad tidak lagi mencakup kelompok Yahudi dan Kristen, melainkan sebagai sebuah agama yang khas yang meng- ungguli Yahudi dan Kristen untuk menyampaikan seruan ini, Muhammad berangkat kepada klan Yahudi yang terusir

Masa Nabi atau kepada perwakilan klan mereka di Madinah dan untuk

merampas properti mereka dan dibagikan kepada pe- ngikutnya. Dengan kemenangan atas masyarakat pagan Madinah dan dengan menghancurkan musuh-musuhnya ter masuk sejumlah klan Yahudi, maka Muhammad membentuk seluruh komunitas Madinah dibawah peme- rintahannya.

Dalam tahun-tahun berikutnya, Muhammad bekerja keras untuk menciptakan sebuah masyarakat yang didasarkan persamaan keyakinan agama, seremoni, etnik dan hukum sebuah komunitas yang melampaui struktur sosial tradisional yang didasarkan pada keluarga, klan dan kesukuan dan sebuah komunitas yang menyatukan keterpisahan kelompok menjadi sebuah masyarakat Arab baru. Program kerja ini berlangsung dalam beberapa tahapan.

Pada tahapan ritual dan keagamaan eksistensi sebuah komunitas Muslim diekspresikan melalui sejumlah ritual dan hukum-hukum sosial, sebagaimana yang dinyatakan di dalam al-Qur’an, terdiri dari lima prinsip syahadah, shalat, zakat, puasa dan haji. Kelima prinsip Islam ini berasal dari preseden masyarakat Arabia, Kristen, preseden masyarakat Yahudi dan menguatkan ritual publik yang jika diselenggarakan secara bersama-sama, akan menguatkan kesadaran kolektivitas komunitas Muslim. Persaudaraan agama yang disertai dengan pemberian zakat serupa dengan persaudaraan klan yang menyertai kehidupan sehari-hari mereka. Shalat, puasa dan kejujuran dalam kesaksian merendahkan manusia di hadapan Allah dan menjadikan mereka menerima kehendakNya. Ibadah haji berasal dari sebuah upacara masyarakat Arabia Kuno. Perintah pembayaran zakat merupakan simbol penolakan ketamakan diri dan pengakuan akan tanggung Pada tahapan ritual dan keagamaan eksistensi sebuah komunitas Muslim diekspresikan melalui sejumlah ritual dan hukum-hukum sosial, sebagaimana yang dinyatakan di dalam al-Qur’an, terdiri dari lima prinsip syahadah, shalat, zakat, puasa dan haji. Kelima prinsip Islam ini berasal dari preseden masyarakat Arabia, Kristen, preseden masyarakat Yahudi dan menguatkan ritual publik yang jika diselenggarakan secara bersama-sama, akan menguatkan kesadaran kolektivitas komunitas Muslim. Persaudaraan agama yang disertai dengan pemberian zakat serupa dengan persaudaraan klan yang menyertai kehidupan sehari-hari mereka. Shalat, puasa dan kejujuran dalam kesaksian merendahkan manusia di hadapan Allah dan menjadikan mereka menerima kehendakNya. Ibadah haji berasal dari sebuah upacara masyarakat Arabia Kuno. Perintah pembayaran zakat merupakan simbol penolakan ketamakan diri dan pengakuan akan tanggung

Aspek lain dari kerja Muhammad di Madinah adalah mendirikan konfederasi politis yang akan memperluas pembaharuan Muhammad sampai kepada Mekah dan sampai ke seluruh wilayah Arabia lainnya. Hal ini merupakan bagian dari ambisi keagaamaan Muhammad, bahkan juga me- r upakan kebutuhan politik. Jika Mekah menentang Muhammad, sehar usnya pihak Mekah dapat meng- hancurkannya di Madinah. Namun untuk menjadikan Mekah untuk berada di bawah kekuasannya diperlukan juga penguasan terhadap suku-suku Arabia, kekayaan dan kekuasaan orang-orang Mekah yang berasal dari operasi perdagangan yang bergantung pada kerjasama suku-suku di Arabia. Singkatnya ambisi keagamaan dan logika politik perpindahan Muhammad ke Madinah, keduanya membu- tuhkan konfederasi Arabia sebagai kebutuhan terhadap konfederasi warga Madinah.

Kebijaksanaan Muhammad terhadap Mekah bermula dari permusuhan yang tidak kunjung padam, sejak masa yang paling awal, kelompok-kelompok kecil dari Muhajirin, kalangan pengungsi Mekah, menyerbu karavan Mekah untuk mendapatkan harta rampasan. Pertama kali hanya kalangan Mekah yang terlibat dalam penyerbuan tersebut, tetapi keberanian Muhammad sekitar tahun 624, dan upaya untuk mendapatkan harta rampasan, memungkinkan dirinya untuk mengumpulkan sebuah kekumatan besar yang terdiri dari pengungsi Mekah dan pengikutnya dari kalangan Madinah untuk menyerang karavan Mekah yang kaya raya. Pada perang Badar, Muhammad berhasil mengalahkan sebuah kekuatan Mekah yang lebih besar, membinasakan sebagian

Masa Nabi pimpinan Mekah dan meraih kemenangan dan prestise yang

gemilang di selur uh penjur u Arabia. Peperangan ini dipandang sebagai tanda atas keunggulan Tuhan dan menimbulkan kecemasan kalangan Badui yang menjadi pengawal Karavan Mekah dan karenanya sejumlah jalur utama perdagangan antara Mekah dan wilayah utara menjadi terputus.

Dalam beberapa tahun berikutnya inisiatif peperangan berbalik pada pihak Mekah, dimana dua kali menyerang Muhammad dan Maddinah. Pertama adalah perang Uhud (625) dan kemudian diausul dalam perang pertempuran Khandaq (627). Dalam perang Uhud, pihak Muhammad menderita kekalahan sedang dalam perang Khandaq pihak Muhammmad berhasil menghancurkan dan membuat kecewa pihak Mekah, tetapi pihak Nabi Muhammad tetap diuntungkan dalam kedua peperangan tersebut. la berhasil bei-tahan dari serangan yang dilancarkan pihak Mekah dan bahkan pada setiap kesempatan menyusun rencana pengusiran atau penghukuman terhadap siaa klan Yahudi, merampas kekayaan mereka dan memperluas pengaruh dirinya terhadap seluruh suku-suku di padang pasir Arabia.

Sasaran berperang bukanlah memerangi warga Mekah sampai mereka mati, melainkan untuk mengajak masyarakat Mekah memeluk agama Islam.

Nabi sebagai kepala pemerintahan, mengatur siasat dan membentuk pasukan tentara. Umat Islam diijinkan berperang dengan dua alasan (1) untuk mempertahankan diri dan melindungi hak miliknya dan (2) menjaga keselamatan dalam penyebaran kepercayaan dan mempertahankannya dari orang-orang yang menghalang-halanginya Ibrahim Hasan, 1989:28-29)

Dalam sejarah Madinah, banyak terjadi serangan sebagai upaya mempertahankan diri dari serangan musuh. Nabi sendiri dalam pemerintahannya mengadakan beberapa ekspedisi ke luar kota sebagai aksi siaga kemampuan calon pasukan yang memang mutlak diperlukan untuk melindungi mempertahankan negara yang baru dibentuk. Perjanjian damai dengan berbagai cara agar disekitar Madinah juga diadakan dengan maksud memperkuat kedudukan Madinah.

Pada tahun 630, Muhammad berhasil menyem- purnakan keunggulan atas atas Mekah. Sebuah permusushan antara klien suku-suku Mekah dan Madinah telah mem- batalkan perjanjian damai tersebut, tetapi pemimpin Mekah menyerahkan kota Mekkah. Muhammad memberikan amnesti (pengampunan secara masal) untuk semua orang dan memberikan sejumlah hadiah kepada pimpinan Quraisy. Berhala-berhala di sekitar Ka’bah dihancurkan dan Ka’bah dinyatakan sebagi tempat suci Islam.

2. Dakwah Ekonomi dan Sumber Keuangan Negara Norma-norma transaksi bisnis yang didakwahkan oleh

Nabi Muhammad untuk bersikap adil, kontak perburuhan menyampaikan kesaksian secara jujur dan tidak memungut keuntungan riba. Semua itu bukanlah merupakan ketentuan hukum, melainkan norma-norma etika. Misalnya peng- haraman riba tidak menjelaskan sebuah batas ukuran maksimum dalam keuntungan pinjaman, tetapi pengharaman tersebut mengajarkan bahwasanya tidak seorangpun dapat mengekspoitir orang lain yang berada dalam kesempitan atau mengambil keuntungan dibalik kesusaahan mereka. Norma- nor ma ini diberikan untuk mengatur distribusi harta rampasan perang. Terdapat larangan masalah moral seperti pengharaman perjudian dan penggunaan minuman keras.

Masa Nabi Harta yang menjadi milik negara pada masa nabi

Muhammad saw ada tiga harta; ghanimah (harta rampasan perang), Zakat/pajak dan Fa’i (sitaan).

Ghanimah adalah harta yang didapat dari hasil pertempuran dari kaum kafir. Harta rampasan perang itu selalu dibagi-bagikan berdasarkan petunjuk nabi. Seorang imam diperbolehkan memberikan lebih sedikit dari seperlima kepada pasukan-pasukan yang banyak jasanya, seperti prajurit yang memanjat bukit tinggi, prajurit yang menerobos ke depan pertahahan musuh dan jasa-jasa yang lain. Ketentuan lain, Imam yang membagikan harta ghanimah tidak boleh sedikitpun mengambil bagian tersebut. (korupsi dan Nabi juga memperbolehkan kaum muslimin mengambil harta ghanimah asal dengan persetujuan Iman. Pembagian yang adil menurut nabi adalah untuk pasukan jalan kaki diberi sebagian, dan pasukan berkuda (menunggang kuda perang) mendapat tiga bagian (sebagian untuk orangnya dan dua bagian untuk pemeliharaan kuda). Beginilah caranya Nabi membagikan harta rampasan perang, pada waktu perang Khaibar.

Zakat diwajibkan kepada tiap-tiap kaum muslimin dan penyalurannya pun telah diatur dalam 8 golongan, seba- gaimana yang terdapat dalam aturan Allah dan penjelasan Nabi Muhammad. Bagi non muslim diwajibkaan membayar Jizyah (pajak).

Fa’i (Sitaan) adalah harta yang diperoleh dari kaum kafir tanpa peperangan dan berhak menjadi milik kaum muslimin, termasuk fa’i juga adalah harta benda negara yang tersimpan dalam Baitul Mal kaum Muslimin, seperti harta seorang yang telah wafat dan tidak mempunyai ahli waris, barang-barang sitaan, harta-harta pinjaman, barang-barang Fa’i (Sitaan) adalah harta yang diperoleh dari kaum kafir tanpa peperangan dan berhak menjadi milik kaum muslimin, termasuk fa’i juga adalah harta benda negara yang tersimpan dalam Baitul Mal kaum Muslimin, seperti harta seorang yang telah wafat dan tidak mempunyai ahli waris, barang-barang sitaan, harta-harta pinjaman, barang-barang

Pada zaman Rasulullah dan Abu Bakar belum ada departemen yang mengurus harta-harta yang menjadi milik pemerintah dan harta-harta yang dibagi-bagikan. Nabi Muhammad selalu mengawasi Kepala Daerah dalam masalah harta negara. Pada zaman Rasulullah ada tiga jenis harta. Pertama , harta yang diurus oleh pemerintah, kedua harta yang harus diambil dengan jalan musyawarah seperti harta orang yang dijatuhi hukum pidana karena kematiaannya atau harta sitaan dari orang yang melanggar peraturan. Ketiga, harta yang dipersengketakan. Pengggunaan harta tersbut untuk pembiayaan pembangunan, pertahannan dan keamanan dan pembiayaan gaji pegawai dan lain-lain. (Ibnu Taimiyah, 1989:51-62).