Dakwah Islam dan Gerakan Pembebasan

A. Dakwah Islam dan Gerakan Pembebasan

Sekitar dua abad sebelum Masehi hingga abad ke-5, Spanyol di bawah imperium Romawi. Sejak tahun 406 M, Spanyol di kuasai oleh Bangsa Vandal. Para Sejarawan dan ummat Islam menyebut Spanyol sebagai “Andalus” untuk mengidentifikasikan entitas politik Islam Semenanjung Ibe- ria ini. (Nasution, 1992: 120). Nama Andalusia secara etimologi berasal dari kata “Vandal” yaitu nama pada suatu suku bangsa yang berhasil menaklukkan negeri itu sebelum ke tangan bangsa Arab. (Hutagalung, 1970:89)

Penguasa di daerah ini mendirikan kerajaan di propinsi wilayah Chartage. Kekuasaan Vandal kemudian diambil alih oleh orang-orang Ghotic. Tak lama kemudian dinasti Meroviginian dari kerajaan Frank merebutnya dari orang- orang Ghotic. Maka didirikan kerajaan Visighoth yang wilayahnya terkenal dengan Vandalusia. Setelah kedatangan Penguasa di daerah ini mendirikan kerajaan di propinsi wilayah Chartage. Kekuasaan Vandal kemudian diambil alih oleh orang-orang Ghotic. Tak lama kemudian dinasti Meroviginian dari kerajaan Frank merebutnya dari orang- orang Ghotic. Maka didirikan kerajaan Visighoth yang wilayahnya terkenal dengan Vandalusia. Setelah kedatangan

Ketika 12.000 pasukan Islam yang dipimpin oleh Thariq bin Ziyad menyeberang selat yang terletak antara Maroko dan benua Eropa, kemudian mendarat disuatu tempat yang kemudian dikenal dengan Gibraltar (Jabal Thariq), pasukannya berhasil mengalahkan pasukan Raja Roderick di tepi sungai Rio Barbate pada tanggal 19 Juli 711.

Kesuksesan di Rio Barbate mendorong pasukan muslim untuk terus bergerak memasuki wilayah kekuasaan Visighoth lainnya. Mula-mula bergerak ke Toledo dengan melewati dan menguasai terlebih dahulu kota Malaga, Elvira, Murcia dan Cordova. Kemudian Thariq terus bergerak ke Barat Semenanjung Iberia. Thariq mandapat dukungan penduduk taklukannya untuk menaklukan wilayah-wilayah lainnya. (Chenj, 1974:8)

Keberhasilan Thariq bin Ziyad tersebut menimbulkan kecemburuan Musa bin Nushair. Maka dia sendiri bersama 10.000 pasukannya bergerak ke Spanyol. Berturut-turut ia menguasai Sidonia, Carmona, Seville, Saragosa, Aragon, Leon, Austria dan Galicia.

Sejak keberhasilan Thariq sampai jatuhnya khalifah Bani Umayyah di Damaskus pada tahun 749 M (132 H), Andalusia merupakan propinsi kekhalifahan yang dikepalai oleh seorang Gubernur yang ditunjuk oleh Khalifah Damaskus.

Sebelum penaklukkan Islam, Bangsa Ghotik lebih dulu berhasil menguasai bangsa Spanyol setelah mengusir bangsa Vandal, penguasa sebelumnya dari masyarakat Spanyol yang

Islam Di Andalusia semula diharapkan akan membawa rakyat Spanyol ke arah

yang lebih balk. Tetapi kenyataan justru sebaliknya penguasa Got lebih kejam terhadap masyarakat yang beragama Yahudi dan masyarakat kelas rendah pada umumnya. Sikap dan tindakan penguasa yang sewenang-wenang itu telah membawa negeri terpuruk dalam jurang kesenjangan sosial yang mencolok, instabilitas politik yang tidak menentu, keadaan ekonomi yang sangat buruk karena beban pajak yang tinggi dan suasana yang mencekam disebabkan karena intoleransi beragama oleh penguasa Kristen yang beraliran monofisit.

Dalam situasi yang demikian rakyat Spanyol sangat mendambakan penguasa yang dapat melepaskan penderitaan mereka. Kehadiran kaum muslimin di Spanyol dapat mewujudkan harapan mereka dengan meningkatnya kualitas hidupnya secara berangsur-angsur. Kesejahteraan dan kemakmuran serta ketertiban mulai mereka nikmati. Keadaan terus berlanjut dan cenderung semakin meningkat. Penaklukan dan dakwah Islam berhasil dilaksanakan di Spanyol didorong oleh beberapa faktor, yaitu :

1. Situasi agama di Spanyol yang tidak memberikan dukungan bagi kehidupan agama yang dinamis bagi pemeluk selain Kristen. Para penguasa sangat tidak toleran terhadap agama lain selain Kristen. Orang-orang Yahudi sangat tertekan oleh raja-raja, kepala-kepala suku, bangsawan dan pendeta-pendeta bahkan mereka dijadikan budak oleh orang-orang Kristen. (Mahmudunnasir, 1988: 303) Selain itu juga mereka melakukan pengejaran terhadap orang-orang Yahudi untuk dibaptis. Setelah masa pemerimahan Islam, terutama pada masa al-Dakhil, warisan sistem kelas sosial dengan segala konsekuensinya 1. Situasi agama di Spanyol yang tidak memberikan dukungan bagi kehidupan agama yang dinamis bagi pemeluk selain Kristen. Para penguasa sangat tidak toleran terhadap agama lain selain Kristen. Orang-orang Yahudi sangat tertekan oleh raja-raja, kepala-kepala suku, bangsawan dan pendeta-pendeta bahkan mereka dijadikan budak oleh orang-orang Kristen. (Mahmudunnasir, 1988: 303) Selain itu juga mereka melakukan pengejaran terhadap orang-orang Yahudi untuk dibaptis. Setelah masa pemerimahan Islam, terutama pada masa al-Dakhil, warisan sistem kelas sosial dengan segala konsekuensinya

2. Faktor ajaran Islam sendiri, yaitu bahwa Islam dikenal sebagai agama yang toleran, tidak ada pemaksaan dalam agama. Islam membawa ajaran tentang keadilan dan kedamaian. Selain itu penaklukan Spanyol di dukung oleh kondisi pada penguasa, tokoh-tokoh pejuang dan prajurit Islam yang kompak, bersatu, dan penuh percaya diri. Mereka terampit dan berani, sebingga sikap mereka menarik perhatian orang-orang non Islam, dan me- ngundang umat Islam untuk membebaskan mereka dari tirani raja-raja Ghotic yang zalim.