Gambar di atas menunjukkan bahwa nilai DW 2.037 lebih besar dari nilai dl K10 n108
= 1.4900 dan nilai du K10 n108 = 1.8919, lebih kecil dari nilai 4-du 2.1081 dan 4-dl 2.5100, atau nilai DW 2.037 berada didaerah no serial
autocorrelation. Indikator di atas menunjukkan bahwa tidak ditemukan korelasi yang ekstrim antar waktu dari variabel yang diamati dalam penelitian ini,sehingga
dapat dijustifikasi bahwa variabel amatan dalam penelitian ini terbebas dari asumsi autokorelasi.
5.1.4. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Hasil analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini diilustrasikan melalui persamaan berikut ini.
Y = 3.336 -0.055X
1
– 0.050X
2
– 0.056X
3
– 0.031X
4
- 0.126X
5
+ 0.004X
6
– 0.005X
7
– 0.076X
8
– 0.146X
9
– 0.063X
10
+ 0.45
Keterangan :
Y = Opini audit
X
1
= Kelemahan sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan
X
2
= Kelemahan sistem pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja
X
3
= Kelemahan struktur pengendalian intern X
4
= Kerugian daerah X
5
= Potensi kerugian daerah X
6
= Kekurangan penerimaan X
7
= Administrasi X
8
= Ketidakhematan X
9
= Ketidakefisienan X
10
= Ketidakefektifan
Sumber : Lampiran 7.
Persamaan di atas menginterpretasikan bahwa opini audit BPK-RI atas LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara diestimasi memiliki nilai
konstanta yang positif, yakni 3.36 tanpa dipengaruhi oleh varians faktor kelemahan sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan, kelemahan sistem
pengendalian pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja, kelemahan struktur
Universitas Sumatera Utara
pengendalian intern, kerugian daerah, potensi kerugian daerah, kekurangan penerimaan, administrasi, ketidakhematan, ketidakefisienan dan ketidakefektifan.
Faktor kelemahan sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan diestimasi berpengaruh negatif terhadap opini audit yang diberikan BPK
–RI atas LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara, hal ini terlihat dari nilai
koefisien regresi faktor kelemahan sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan yang bertanda negatif sebesar -0.055, yang berarti setiap pertambahan 1 kasus
kelemahan sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan, diestimasi dapat menurunkan bobot opini audit yang diberikan BPK
–RI atas LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara sebesar 0.055.
Faktor kelemahan sistem pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja diestimasi berpengaruh negatif terhadap opini audit yang diberikan BPK
–RI atas LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara, hal ini terlihat dari nilai
koefisien regresi faktor kelemahan sistem pelaksanaan anggaran dan belanja yang bertanda negatif sebesar -0.050, yang berarti setiap pertambahan 1 kasus
kelemahan sistem pelaksanaan anggaran dan belanja, diestimasi dapat menurunkan bobot opini audit yang diberikan BPK
–RI atas LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara 0.056.
Faktor kelemahan struktur pengendalian intern diestimasi berpengaruh negatif terhadap opini audit yang diberikan BPK
–RI atas LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara, hal ini terlihat dari nilai koefisien regresi
faktor kelemahan struktur pengendalian intern yang bertanda negatif sebesar - 0.056, yang berarti setiap pertambahan 1 kasus kelemahan struktur pengendalian
intern, diestimasi dapat menurunkan bobot opini audit yang diberikan BPK –RI
atas LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara 0.056.
Universitas Sumatera Utara
Faktor kerugian daerah diestimasi berpengaruh negatif terhadap opini audit yang diberikan BPK
–RI atas LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara, hal ini terlihat dari nilai koefisien regresi kerugian daerah yang
bertanda negatif sebesar -0.031, yang berarti setiap pertambahan 1 kasus kerugian daerah, diestimasi dapat menurunkan bobot opini audit yang diberikan BPK
–RI atas LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara 0.031.
Faktor potensi kerugian daerah diestimasi berpengaruh negatif terhadap opini audit yang diberikan BPK
–RI atas LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara, hal ini terlihat dari nilai koefisien regresi potensi kerugian daerah
yang bertanda negatif sebesar -0.126, yang berarti setiap pertambahan 1 kasus potensi kerugian daerah, diestimasi dapat menurunkan bobot opini audit yang
diberikan BPK –RI atas LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara
0.126. Faktor kekurangan penerimaan diestimasi berpengaruh positif terhadap
opini audit yang diberikan BPK –RI atas LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di
Sumatera Utara, hal ini terlihat dari nilai koefisien regresi kekurangan penerimaan yang bertanda positif sebesar 0.004, yang berarti setiap pertambahan 1 kasus
kekurangan penerimaan, diestimasi dapat meningkatkan bobot opini audit yang diberikan BPK
–RI atas LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara sebesar 0.004.
Faktor administrasi diestimasi berpengaruh negatif terhadap opini audit yang diberikan BPK
–RI atas LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara, hal ini terlihat dari nilai koefisien regresi administrasi yang bertanda
negatif sebesar -0.005, yang berarti setiap pertambahan 1 kasus administrasi,
Universitas Sumatera Utara
diestimasi menurunkan bobot opini audit yang diberikan BPK –RI atas LKPD
Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara sebesar 0.005. Faktor ketidakhematan diestimasi berpengaruh negatif terhadap opini audit
yang diberikan BPK –RI atas LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera
Utara, hal ini terlihat dari nilai koefisien regresi ketidakhematan yang bertanda negatif sebesar -0.076, yang berarti setiap pertambahan 1 kasus ketidakhematan,
diestimasi menurunkan bobot opini audit yang diberikan BPK –RI atas LKPD
Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara sebesar 0.076. Faktor ketidakefisienan diestimasi berpengaruh negatif terhadap opini
audit yang diberikan BPK –RI atas LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di
Sumatera Utara, hal ini terlihat dari nilai koefisien regresi ketidakhematan yang bertanda negatif sebesar -0.146, yang berarti setiap pertambahan 1 kasus
ketidakefisienan, diestimasi menurunkan bobot opini audit yang diberikan BPK –
RI atas LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara sebesar 0.146. Faktor ketidakefektifan diestimasi berpengaruh negatif terhadap opini
audit yang diberikan BPK –RI atas LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di
Sumatera Utara, hal ini terlihat dari nilai koefisien regresi ketidakhematan yang bertanda negatif sebesar -0.063, yang berarti setiap pertambahan 1 kasus
ketidakefektifan, diestimasi menurunkan bobot opini audit yang diberikan BPK –
RI atas LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara sebesar 0.063. Faktor kelemahan sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan,
kelemahan sistem pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja, kelemahan struktur pengendalian intern, kerugian daerah, potensi kerugian daerah,
kekurangan penerimaan, administrasi, ketidakhematan, ketidakefisienan dan ketidakefektifan memiliki nilai kesalahan estimasi sebesar 0.45 didalam
Universitas Sumatera Utara
mengestimasi opini audit yang diberikan BPK –RI atas LKPD Provinsi,
Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara.
5.1.5. Hasil Analisis Koefisien Determinasi R