Pengaruh Faktor Ketidakhematan terhadap Pemberian Opini Audit Pengaruh Faktor Ketidakefisienan terhadap Pemberian Opini Audit

5.2.8 Pengaruh Faktor Ketidakhematan terhadap Pemberian Opini Audit

oleh BPK – RI atas LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara Ketidakhematan dalam penelitian merupakan faktor kedelapan X 8 yang diduga mempengaruhi pemberian opini oleh BPK – RI atas LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara. Secara operasional faktor ini didefinisikan sebagai adanya penggunaan input dengan harga atau kuantitaskualitas yang lebih tinggi dari standar, kuantitaskualitas yang melebihi kebutuhan, dan harga lebih mahal dibandingkan dengan pengadaan serupa pada waktu yang sama. Hasil analisis deskriptif dalam penelitian ini menunjukkan secara rata – rata tren temuan kasus ketidakhematan Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara cenderung berfluktuatif dari tahun 2008 hingga tahun 2011, Namun hasil uji secara parsial uji t membuktikan bahwa tren fluktuasi temuan kasus faktor ketidakhematan berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap pemberian opini oleh BPK – RI atas LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara. BPK RI 2012 menyebutkan pada umumnya kasus – kasus ketidakhematan meliputi adanya pengadaan barangjasa yang melebihi kebutuhan, penetapan kualitas dan kuantitas barangjasa yang digunakan tidak sesuai standar dan pemborosan keuangan daerah atau kemahalan harga. Observasi dilakukan menunjukkan bahwa kasus ketidakhematan daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara, lebih kepada penetapan kualitas dan kuantitas barangjasa yang digunakan tidak sesuai standar. Untuk itu perlu dilakukan pengawasan kualitas dan kuantitas barangjasa agar sesuai dengan standar. Universitas Sumatera Utara

5.2.9 Pengaruh Faktor Ketidakefisienan terhadap Pemberian Opini Audit

oleh BPK – RI atas LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara Ketidakefisienan dalam penelitian merupakan faktor kesembilan X 9 yang diduga mempengaruhi pemberian opini oleh BPK – RI atas LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara. Secara operasional faktor ini didefinisikan sebagai permasalahan rasio penggunaan kuantitaskualitas input untuk suatu satuan output yang lebih besar dari seharusnya. Hasil analisis deskriptif dalam penelitian ini menunjukkan secara rata – rata tren temuan kasus ketidakefisienan Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara cenderung berfluktuatif dari tahun 2008 hingga tahun 2011, Namun tidak begitu berarti didalam mempengaruhi pemberian opini audit oleh BPK – RI atas LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara. Hal ini terlihat dari hasil uji secara parsial uji t membuktikan bahwa tren fluktuasi temuan kasus faktor ketidakefisienan berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap pemberian opini oleh BPK – RI atas LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara. BPK RI 2012 menyebutkan pada umumnya kasus – kasus ketidakefisienan pada umumnya mengungkap permasalahan rasio penggunaan kuantitas-kualitas input untuk satu satuan output yang lebih besar dari seharusnya. Hasil observasi lebih lanjut yang dilakukan dalam penelitian ini menunjukkan penggunaan kuantitas input untuk satu satuan output lebih besartinggi dari yang seharusnya, namun kerugian yang ditimbulkan tidak material, sehingga sekalipun fluktuasi ketidakefisienen berpengaruh negatif, namun tidak signifikan terhadap pemberian opini oleh BPK – RI atas LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

5.2.10 Pengaruh Faktor Ketidakefektifan terhadap Pemberian Opini Audit