Pengujian Hipotesis Secara Simultan Uji F

ketidakefisienan dan ketidakefektifan memilki kekuatan sebesar 23.30 didalam menjelaskan opini audit yang diberikan BPK –RI atas LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara, dan sisanya sebesar 76.70 lagi, opini audit yang diberikan BPK –RI atas LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara, secara simultan dipengaruhi varians variabel lain yang belum diungkap dalam penelitian.

5.1.6. Pengujian Hipotesis

Hipotesis yang akan dibuktikan dalam penelitian ini adalah “Terdapat pengaruh secara simultan maupan secara parsial faktor kelemahan sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan; kelemahan sistem pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja; kelemahan struktur pengendalian intern; kerugian daerah, potensi kerugian daerah; kekurangan penerimaan; administrasi; ketidakhematan, ketidakefisienan dan ketidakefektifan terhadap opini audit yang diberikan oleh BPK RI atas LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara” Untuk membuktikan hipotesis di atas, penelitian ini menggunakan pendekatan uji secara simultan uji F dan uji secara parsial uji t.

5.1.6.1. Pengujian Hipotesis Secara Simultan Uji F

Hasil pengujian hipotesis secara simultan dalam penelitian ini ditunjukkan pada Tabel berikut : Tabel 5.17. Hasil Pengujian Hipotesis Secara Simultan Model Summary Model Change Statistics R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change 1 .305 4.251 10 97 .000 F tabel df1df2 1097 pada 5 = 1.93 Sumber : Lampiran 7 dan Tabel F. Universitas Sumatera Utara Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai F hitung dalam penelitian ini, yakni 4.251 lebih besar dari F tabel df1df2 1097 pada 5 sebesar 1.93 dan nilai sig F hitung 0.000 lebih kecil dari  0.05, dengan demikian hipotesis simultan penelitian i ni yang menyatakan : “Terdapat pengaruh secara simultan faktor kelemahan sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan; kelemahan sistem pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja; kelemahan struktur pengendalian intern; kerugian daerah, potensi kerugian daerah; kekurangan penerimaan; administrasi; ketidakhematan, ketidakefisienan dan ketidakefektifan terhadap opini audit yang diberikan oleh BPK RI atas LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara ”, diterima. 5.1.6.2. Pengujian Hipotesis Secara Parsial Uji t Hasil pengujian secara parsial dalam penelitian ini ditunjukkan pada Tabel berikut ini. Tabel 5.18. Hasil Pengujian Hipotesis Secara Parsial Coefficients a Model t Sig. 1 Constant 20.025 .000 Kelemahan Sistem Pengendalian Akuntansi dan Pelaporan -2.179 .032 Kelemahan Sistem Pengendalian Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja -2.205 .030 Kelemahan Struktur Pengendalian Intern -2.311 .023 Kerugian Daerah -2.063 .042 Potensi Kerugian Daerah -2.736 .007 Kekurangan Penerimaan .126 .900 Administrasi -.226 .821 Ketidakhematan -2.114 .037 Ketidakefisienan -.443 .659 Ketidakefektifan -2.503 .014 a. Dependent Variable: Opini Audit t tabel df n-k-1=108-9-1=97 5=1.98472 Sumber : Lampiran 7 dan Tabel t. Universitas Sumatera Utara Tabel di atas menginterpretasikan bahwa : 1. Secara parsial faktor Kelemahan Sistem Pengendalian Akuntansi dan Pelaporan memiliki nilai t hitung yang negatif, yakni sebesar -2.179 lebih kecil dari t tabel df n-k-1=97 5= - 1.98472 dan nilai probabiliti lebih 0.032 kecil dari  0.05. Artinya secara parsial faktor Kelemahan Sistem Pengendalian Akuntansi dan Pelaporan berpengaruh negatif signikan terhadap opini audit yang diberikan oleh BPK RI atas LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara. 2. Secara parsial faktor Kelemahan Sistem Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja memiliki nilai t hitung yang negatif, yakni sebesar - 2.205 lebih kecil dari t tabel df n-k-1=97 5= - 1.98472 dan nilai probabiliti 0.030 lebih kecil dari  0.05. Artinya secara parsial faktor Kelemahan Sistem Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja berpengaruh negatif signikan terhadap opini audit yang diberikan oleh BPK RI atas LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara. 3. Secara parsial faktor Kelemahan Struktur Pengendalian Intern memiliki nilai t hitung yang negatif, yakni sebesar -2.311 lebih kecil dari t tabel df n-k- 1=97 5= - 1.98472 dan nilai probabiliti 0.023 lebih kecil dari  0.05. Artinya secara parsial faktor Kelemahan Struktur Pengendalian Intern berpengaruh negatif signikan terhadap opini audit yang diberikan oleh BPK RI atas LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara 4. Secara parsial faktor Kerugian Daerah memiliki nilai t hitung yang negatif, yakni sebesar -2.063 lebih kecil dari t tabel df n-k-1=97 5= - 1.98472 dan nilai probabiliti 0.042 lebih kecil dari  0.05. Artinya secara parsial Universitas Sumatera Utara faktor Kerugian Daerah berpengaruh negatif signikan terhadap opini audit yang diberikan oleh BPK RI atas LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara. 5. Secara parsial faktor Potensi Kerugian Daerah memiliki nilai t hitung yang negatif, yakni sebesar -2.736 lebih kecil dari t tabel df n-k-1=97 5= - 1.98472 dan nilai probabiliti 0.007 lebih kecil dari  0.05. Artinya secara parsial faktor Potensi Kerugian Daerah berpengaruh negatif signikan terhadap opini audit yang diberikan oleh BPK RI atas LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara. 6. Secara parsial faktor Kekurangan Penerimaan Daerah memiliki nilai t hitung yang positif, yakni sebesar 0.126 lebih kecil dari t tabel df n-k-1=97 5= 1.98472 dan nilai probabiliti 0.900 lebih besar dari  0.05. Artinya secara parsial faktor Kekurangan Penerimaan Daerah berpengaruh positif tidak signikan terhadap opini audit yang diberikan oleh BPK RI atas LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara. 7. Secara parsial faktor Administrasi memiliki nilai t hitung yang negatif, yakni sebesar -0.226 lebih besar dari t tabel df n-k-1=97 5= -1.98472 dan nilai probabiliti 0.821 lebih besar dari  0.05. Artinya secara parsial faktor Administrasi berpengaruh negatif tidak signikan terhadap opini audit yang diberikan oleh BPK RI atas LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara. 8. Secara parsial faktor ketidakhematan memiliki nilai t hitung yang negatif, yakni sebesar -2.144 lebih kecil dari t tabel df n-k-1=97 5= -1.98472 dan nilai probabiliti 0.037 lebih kecil dari  0.05. Artinya secara parsial Universitas Sumatera Utara faktor ketidakhematan berpengaruh negatif signikan terhadap opini audit yang diberikan oleh BPK RI atas LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara. 9. Secara parsial faktor Ketidakefisienan memiliki nilai t hitung yang negatif, yakni sebesar -0.443 lebih besar dari t tabel df n-k-1=97 5= -1.98472 dan nilai probabiliti 0.659 lebih besar dari  0.05. Artinya secara parsial faktor ketidakefisienan berpengaruh negatif tidak signikan terhadap opini audit yang diberikan oleh BPK RI atas LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara. 10. Secara parsial faktor ketidakefektifan memiliki nilai t hitung yang negatif, yakni sebesar -2.503 lebih kecil dari t tabel df n-k-1=97 5= -1.98472 dan nilai probabiliti 0.014 lebih kecil dari  0.05. Artinya secara parsial faktor ketidakefektifan berpengaruh negatif signikan terhadap opini audit yang diberikan oleh BPK RI atas LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara. Berdasarkan kesepuluh interpretasi di atas, dijustifikasi bahwa hipotesis secara parsial dalam penelitian ini yang menyatakan : “Terdapat pengaruh secara parsial faktor kelemahan sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan; kelemahan sistem pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja; kelemahan struktur pengendalian intern; kerugian daerah, potensi kerugian daerah; kekurangan penerimaan; administrasi; ketidakhematan, ketidakefisienan dan ketidakefektifan terhadap opini audit yang diberikan oleh BPK RI atas LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara ”, diterima. Hanya saja, dari 10 faktor yang dianalisis, hanya 7 faktor yang berpengaruh negatif signifkan, yakni kelemahan sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan; kelemahan sistem Universitas Sumatera Utara pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja; kelemahan struktur pengendalian intern; kerugian daerah, potensi kerugian daerah; ketidakhematan dan ketidakefektifan. Sedangkan faktor administrasi dan ketidakefisienan berpengaruh negatif tidak signifikan. Faktor kekurangan penerimaan berpengaruh positif tidak signifikan.

5.2. Pembahasan

Penelitian ini mengkaji tentang faktor – faktor yang mempengaruhi pemberian opini audit oleh BPK – RI atas LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara. Hasil analisis deskriptif dalam penelitian ini menggambarkan secara rata – rata opini audit diberikan BPK RI atas LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara memiliki tren ke arah yang lebih baik dari tahun 2008 hingga tahun 2011. Kabupaten Humbang Hasundutan, Kota Medan dan Kota Sibolga merupakan 3 KabupatenKota yang mendapatkan opini WTP dari BPK RI Kantor Perwakilan Sumatera Utara. Pemeriksaan atas laporan keuangan dilakukan dalam rangka memberikan pendapatopini atas kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan. Adapun kriteria pemberian opini menurut UU No. 152004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara pada Penjelasan Pasal 16 ayat 1 menyebutkan opini audit merupakan pernyataan profesional pemeriksa mengenai kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan yang didasarkan pada 4 empat kriteria, 2 dua kriteria diantaranya adalah efektivitas pengendalian intern SPI dan kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan. BPK RI dalam IHPS 2012 mengidentifikasi 3 tiga faktor sistem pengendalian intern dan 7 tujuh faktor yang diduga mempengaruhi pemberian opini, atau secara keseluruhan terdapat 10 sepuluh Universitas Sumatera Utara