Pengaruh Faktor Kekurangan Penerimaan Daerah terhadap Pengaruh Faktor Administrasi terhadap Pemberian Opini Audit oleh

5.2.6 Pengaruh Faktor Kekurangan Penerimaan Daerah terhadap

Pemberian Opini Audit oleh BPK – RI atas LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara Kekurangan penerimaan daerah dalam penelitian merupakan faktor keenam X 6 yang diduga mempengaruhi pemberian opini oleh BPK – RI atas LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara. Secara operasional faktor ini didefinisikan sebagai adanya penerimaan yang sudah menjadi hak daerah tetapi tidak atau belum masuk ke kas daerah karena adanya unsur ketidakpatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan. Hasil analisis deskriptif dalam penelitian ini menunjukkan secara rata – rata tren temuan kasus kekurangan penerimaan daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara cenderung mengalami peningkatan dari tahun 2008 hingga tahun 2011, namun berdasarkan hasil uji secara parsial uji t membuktikan bahwa tren peningkatan temuan kasus faktor kekurangan penerimaan daerah berpengaruh positif tidak signifikan terhadap pemberian opini oleh BPK – RI atas LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara. Observasi lebih lanjut dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kekurangan penerimaan daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara terjadi lebih dikarenakan dana perimbangan yang telah ditetapkan belum masuk ke kas daerah dan kelebihan pembayaran subsidi oleh pemerintah, sehingga dampaknya masih positif terhadap pemberian opini oleh BPK – RI atas LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara, sekalipun tidak signifikan. Universitas Sumatera Utara

5.2.7 Pengaruh Faktor Administrasi terhadap Pemberian Opini Audit oleh

BPK – RI atas LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara Administrasi dalam penelitian merupakan faktor ketujuh X 7 yang diduga mempengaruhi pemberian opini oleh BPK – RI atas LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara. Secara operasional faktor ini didefinisikan sebagai adanya penyimpangan terhadap ketentuan yang berlaku baik dalam pelaksanaan anggaran atau pengelolaan aset maupun operasional, tetapi penyimpangan tersebut tidak mengakibatkan kerugian atau potensi kerugian daerah, tidak mengurangi hak daerah kekurangan penerimaan, tidak menghambat program entitas dan tidak mengandung unsur indikasi tindak pidana. Hasil analisis deskriptif dalam penelitian ini menunjukkan secara rata – rata tren temuan kasus administrasi Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara cenderung menurun berfluktuatif dari tahun 2008 hingga tahun 2011. Gambaran ini sejalan dengan hasil uji secara parsial uji t yang membuktikan bahwa tren fluktuasi penurunan temuan kasus faktor administrasi berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap pemberian opini oleh BPK – RI atas LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara. Observasi lebih lanjut dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kasus administrasi daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara, kebanyakan kasus administrasi lebih pada pengadaan barangjasa tidak sesuai ketentuan; pemecahan kontrak untuk menghindari ketentuan pelelangan dan pelaksanaan lelang secara performa. Sehingga dampak kasus administrasi, sekalipun negatif tetapi tidak signifikan terhadap pemberian opini oleh BPK – RI atas LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara, sekalipun tidak signifikan. Universitas Sumatera Utara

5.2.8 Pengaruh Faktor Ketidakhematan terhadap Pemberian Opini Audit