berjalan optimal; dan 3 sebagaian besar daerah masih belum memisahkan tugas dan fungsi secara jelas.
5.2.4 Pengaruh Faktor Kerugian Daerah terhadap Pemberian Opini Audit oleh BPK
– RI atas LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara
Kerugian daerah dalam penelitian merupakan faktor keempat X
4
yang diduga mempengaruhi pemberian opini oleh BPK
– RI atas LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara. Secara operasional faktor ini
didefinisikan sebagai berkurangnya kekayaan daerah berupa uang, surat berharga, dan barang yang nyata dan pasti jumlahnya sebagai akibat perbuatan melawan
hukum, baik sengaja maupun lalai. Hasil analisis deskriptif dalam penelitian ini menunjukkan secara rata
– rata tren temuan kasus kerugian daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera
Utara cenderung mengalami penurunan dari tahun 2008 hingga tahun 2011, namun berdasarkan hasil uji secara parsial uji t membuktikan bahwa tren
penurunan temuan kasus faktor kerugian daerah masih berpengaruh negatif signifikan terhadap pemberian opini oleh BPK
– RI atas LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara.
Observasi lebih lanjut dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kerugian daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara pada umumnya terjadi
karena pejabat yang bertanggung jawab lalai, tidak cermat dan belum optimal dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab. Selain itu, kerugian daerah juga
terjadi karena pejabat yang bertanggung jawab tidak menaati dan memahami ketentuan yang berlaku serta kelemahan dalam melakukan pengawasan dan
pengendalian.
Universitas Sumatera Utara
5.2.5 Pengaruh Faktor Potensi Kerugian Daerah terhadap Pemberian Opini Audit oleh BPK
– RI atas LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara
Potensi kerugian daerah dalam penelitian merupakan faktor kelima X
5
yang diduga mempengaruhi pemberian opini oleh BPK – RI atas LKPD Provinsi,
Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara. Secara operasional faktor ini didefinisikan sebagai perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun lalai yang
dapat mengakibatkan resiko terjadinya kerugian dimasa yang akan datang berupa berkurangnya uang, surat berharga, dan barang yang nyata dan pasti jumlahnya.
Hasil analisis deskriptif dalam penelitian ini menunjukkan secara rata –
rata tren temuan kasus potensi kerugian daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara cenderung mengalami peningkatan dari tahun 2008 hingga tahun
2011. Berdasarkan hasil uji secara parsial uji t membuktikan bahwa tren peningkatan temuan kasus faktor potensi kerugian daerah berpengaruh negatif
signifikan terhadap pemberian opini oleh BPK – RI atas LKPD Provinsi,
Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara. Observasi lebih lanjut dalam penelitian ini menunjukkan bahwa potensi
kerugian daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara pada umumnya terjadi karena pejabat yang bertanggung jawab lalai, tidak cermat dan belum
optimal dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab. Selain itu, kerugian daerah juga terjadi karena pejabat yang bertanggung jawab tidak menaati dan
memahami ketentuan yang berlaku serta kelemahan dalam melakukan pengawasan dan pengendalian.
Universitas Sumatera Utara
5.2.6 Pengaruh Faktor Kekurangan Penerimaan Daerah terhadap