Model Analisis Data Analisis Koefisisen Determinasi R Pengujian Hipotesis Penelitian

multikolinieritas. Pada umumnya jika nilai VIF lebih besar dari 10, maka terjadi multikolinieritas yang cukup berat di antara variabel independen. 4. Uji Autokorelasi Digunakan untuk menguji asumsi klasik regresi berkaitan dengan adanya autokorelasi, yaitu dengan Durbin Watson DW, yaitu dengan membandingkan nilai DW statistic dengan DW table. Apabila nilai DW statistic terletak pada daerah no autocorrelation berarti telah memenuhi asumsi klasik regresi. Untuk mengetahui posisi tersebut terlebih dahulu dilakukan perhitungan untuk menentukan nilai Durbin-Watson dengan rumus : 4-du dan 4-dl. Untuk mencari nilai du dan dl dilakukan dengan melihat tabel dw. Lebih jelasnya autokorelasi digambarkan sebagai berikut : Gambar 4.1. Diagram Durbin – Watson Sumber : Ghozali 2003 Ghozali 2005 mendeteksi autokorelasi dengan indikator sebagai berikut : a. Jika nilai DW hitung batas atas du tabel, berarti terdapat autokorelasi b. Jika nilai DW hitung batas atas du tabel, berarti terdapat autokorelasi

4.6.3. Model Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda Multiple Regression Analysis. Analisis regresi linier Ho diterima no serial correlation Autokorelasi + Autokorelasi - 4 4-dl 4-du du dl Universitas Sumatera Utara berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh lebih dari satu variabel independen terhadap variabel dependen. Persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut: Y = α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + β 5 X 5 + β 6 X 6 + β 7 X 7 + β 8 X 8 + β 9 X 9 + β 10 X 10 + e Keterangan : Y = Opini audit X 1 = Kelemahan sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan X 2 = kelemahan sistem pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja X 3 = kelemahan struktur pengendalian intern X 4 = kerugian daerah X 5 = potensi kerugian daerah X 6 = kekurangan penerimaan X 7 = administrasi X 8 = ketidakhematan X 9 = ketidakefisienan X 10 = ketidakefektifan α = Konstansa β = Koefisien Regresi e = Error

4.6.4. Analisis Koefisisen Determinasi R

2 Analisis koefisien determinasi merupakan suatu analisis yang digunakan untuk mengetahui kekuatan variabel lain diluar variabel bebas yang diteliti didalam menjelaskan variabel terikat. Analisis koefisien determinan dapat dilakukan secara simultan maupun secara parsial, yaitu dengan melakukan pengamatan pada indikator Adjusted R 2 untuk menyatakan koefisien determinasi secara simultan dan indikator R 2 untuk menyatakan koefisien determinasi parsial variabel independen terhadap variabel dependen.

4.6.5. Pengujian Hipotesis Penelitian

Untuk menguji hipotesis terdapat atau tidaknya pengaruh faktor kelemahan sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan; kelemahan sistem pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja; kelemahan struktur pengendalian intern; kerugian daerah, potensi kerugian daerah; kekurangan penerimaan; administrasi; Universitas Sumatera Utara ketidakhematan, ketidakefisienan dan ketidakefektifan terhadap pemberian opini audit oleh BPK RI atas LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara, baik secara simultan maupun secara parsial, digunakan pengujian hipotesis secara simultan dengan uji F, dan secara parsial dengan uji t. 1. Pengujian Hipotesis Secara Simultan Uji F Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap varibel terikat Kuncoro, 2009. Langkah-langkah pengambilan keputusan dalam uji F adalah sebagai berikut: Ho : β = 0, Tidak terdapat pengaruh secara simultan variabel bebas terhadap variabel terikatnya Ha : β ≠ 0, Terdapat pengaruh secara simultan variabel bebas terhadap variabel terikatnya Pada tabel ANOVA di dapat uji F yang menguji semua sub variabel bebas yang akan mempengaruhi persamaan regresi. Dengan menggunakan derajat keyakinan 95 atau taraf nyata 5 serta derajat kebebasan df 1 dan df 2 untuk mencari nilai F tabel. Nilai F tabel dapat dilihat dengan menggunakan F tabel. Dasar pengambilan keputusan adalah : a. Jika F hitung F tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak. b. Jika F hitung F tabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima. Keputusan statistik hitung dan statistik tabel dapat juga diambil keputusan berdasarkan probabilitas, dengan dasar pengambilan keputusan: a. Jika probabilitas tingkat signifikan, maka Ha diterima dan Ho ditolak. b. Jika probabilitas tingkat signifikan, maka Ha ditolak dan Ho diterima. Universitas Sumatera Utara 2. Pengujian Hipotesis Secara Parsial Uji t Pengujian hipotesis secara parsial dilakukan dengan uji t. Menurut Kuncoro 2009 uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Langkah-langkah dalam pengambilan keputusan untuk uji t adalah sebagai berikut: Ho : β = 0, Tidak terdapat pengaruh secara parsial variabel bebas terhadap variabel terikatnya Ha : β ≠ 0, Terdapat pengaruh secara parsial variabel bebas terhadap variabel terikatnya Untuk mencari t tabel dengan df = N-2, taraf nyata 5 dapat dengan menggunakan tabel statistik. Nilai t tabel dapat dilihat dengan menggunakan tabel t. Dasar pengambilan keputusan adalah : a. Jika t hitung t tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak. b. Jika t hitung t tabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima. Keputusan statistik hitung dan statistik tabel dapat juga diambil berdasarkan probabilitas, dengan dasar pengambilan keputusan: a. Jika probabilitas tingkat signifikan, maka Ha diterima dan Ho ditolak. b. Jika probabilitas tingkat signifikan, maka Ha ditolak dan Ho diterima. Universitas Sumatera Utara BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Deskripsi Umum BPK RI Perwakilan Provinsi Sumatera Utara