Lokasi dan Waktu Penelitian Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kausal. Erlina 2011 menyebutkan penelitian kausal bertujuan untuk menguji hipotesis dan merupakan penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan antar variabel. Menurut Wibisono dalam Erlina 2011 menyatakan bahwa penelitian kausal bertujuan untuk menentukan pola sebab akibat, harus: 1. Mengenali adatidak adanya faktor-faktor penyebab 2. Menentukan tingkat sebab-akibat yang tepat atau rangkaian kejadian 3. Mengukur variasi antara sebab akibat Peneliti menggunakan disain penelitian ini untuk memberikan bukti empiris pengaruh faktor kelemahan sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan; kelemahan sistem pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja; kelemahan struktur pengendalian intern; kerugian daerah, potensi kerugian daerah; kekurangan penerimaan; administrasi; ketidakhematan, ketidakefisienan dan ketidakefektifan terhadap pemberian opini audit oleh BPK RI atas LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah BPK RI Perwakilan Provinsi Sumatera Utara dan yang beralamat di Jalan Imam Bonjol No. 22 Medan dan Provinsi serta KabupatenKota se-Sumatera Utara. Penelitian ini direncanakan dilakukan dalam 42 Universitas Sumatera Utara kurun waktu enam bulan, terhitung sejak bulan April hingga September 2013. jadwal rencana penelitian terlampir pada Lampiran 1. 4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi Penelitian Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian. Populasi juga dapat diartikan sebagai totalitas semua nilai yang mungkin hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifatnya. Dalam setiap penelitian ilmiah selalu dihadapkan pada masalah populasi dan sampel, karena populasi dan sampel penelitian merupakan sumber data yang akan digunakan untuk mencapai tujuan penelitian. Populasi paling sedikit mempunyai sifat yang sama. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah LKPD ProvinsiKabupatenKota se- Sumatera Utara yang berjumlah 34 LKPD Lihat Lampiran 2.

4.3.2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini sampel diambil dengan menggunakan metode purposive sampling yaitu pengambilan sampel yang berdasarkan pertimbangan subektif peneliti dan disesuaikan dengan tujuan penelitian. Jadi elemen-elemen populasi tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel. Metode ini merupakan salah satu pemilihan sampel non-probabilitas Indriantoro dan Supomo, 2002. Metode pemilihan sampel dengan metode purposive sampling ini didasarkan pada pertimbangan tertentu yang dipandang dapat memberikan data secara maksimal, lebih subjektif dan tidak bias. Indriantoro dan Supomo, 1999. Dengan pertimbangan di atas, maka sampel yang diambil dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria – kriteria sebagai berikut : 44 Universitas Sumatera Utara 1. Merupakan Provinsi dan KabupatenKota yang berada di wilayah administratif Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara sepanjang tahun amatan 2008 hingga 2011. 2. Menyajikan LKPD lengkap dari sepanjang tahun amatan 2008 hingga 2011 dan harus sudah diaudit BPK RI. Hasil eksplorasi dokumentasi BPK RI dalam IHPS 2009- 2012 ditemukan 27 LKPD memenuhi kedua kriteria di atas, atau dengan jumlah unit analisis 27 LKPD x 4 = 108 unit analisis. Adapun distribusi LKPD sampel dimaksud ditunjukkan pada Tabel berikut ini: Tabel 4.1. Distribusi Sampel Penelitian No. LKPD No LKPD 1 Provinsi Sumatera Utara 15 Kabupaten Serdang Bedagai 2 Kabupaten Asahan 16 Kabupaten Simalungun 3 Kabupaten Batubara 17 Kabupaten Tapanuli Selatan 4 Kabupaten Dairi 18 Kabupaten Tapanuli Tengah 5 Kabupaten Deli Serdang 19 Kabupaten Tapanuli Utara 6 Kabupaten Humbang Hasundutan 20 Kabupaten Toba Samosir 7 Kabupaten Karo 21 Kota Binjai 8 Kabupaten Labuhan Batu 22 Kota Medan 9 Kabupaten Langkat 23 Kota Padang Sidempuan 10 Kabupaten Mandailing Natal 24 Kota Pematang Siantar 11 Kabupaten Nias 25 Kota Sibolga 12 Kabupaten Nias Selatan 26 Kota Tanjung Balai 13 Pakpak Barat 27 Kota Tebing Tinggi 14 Kabupaten Samosir Universitas Sumatera Utara

4.4. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Berdasarkan Kerangka Konsep Faktor – faktor yang mempengaruhi opini audit oleh BPK RI atas LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara sebagaimana diilustrasikan pada Gambar 3.1. dapat diidentifikasi variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi 10 variabel bebas dan satu variabel terikat. Identifikasi, definisi operasional dan pengukuran seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut : 1. Variabel Bebas dependent variable Terdapat 10 variabel bebas dependent variable dalam penelitian ini, yaitu: a. Kelemahan sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan X 1 Secara operasional, dimaksud kelemahan sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan dalam penelitian ini adalah kelemahan sistem pengendalian yang terkait dengan kegiatan pencatatan akuntansi dan pelaporan keuangan. Variabel ini diukur dengan menggunakan proksi jumlah kasus. b. Kelemahan sistem pengendalian pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja X 2 Secara operasional, dimaksud kelemahan sistem pengendalian pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja dalam penelitian ini adalah kelemahan pengendalian yang terkait dengan pemungutan dan penyetoran penerimaan daerah serta pelaksanaan programkegiatan pada entitas yang diperiksa. Variabel ini diukur dengan menggunakan proksi jumlah kasus. c. Kelemahan struktur pengendalian intern X 3 Secara operasional, dimaksud kelemahan struktur pengendalian intern dalam penelitian ini adalah kelemahan yang terkait dengan adatidak Universitas Sumatera Utara adanya struktur pengendalian intern atau efektivitas struktur pengendalian intern yang ada dalam entitas yang diperiksa. Variabel ini diukur dengan menggunakan proksi jumlah kasus. d. Kerugian daerah X 4 Secara operasional, dimaksud dengan kerugian daerah dalam penelitian ini adalah berkuranganya kekayaan daerah berupa uang, surat berharga, dan barang yang nyata dan pasti jumlahnya sebagai akibat perbuatan melawan hukum, baik sengaja maupun lalai. Variabel ini diukur dengan menggunakan proksi jumlah kasus. e. Potensi kerugian daerah X 5 Secara operasional, dimaksud dengan potensi kerugian daerah dalam penelitian ini adalah perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun lalai yang dapat mengakibatkan resiko terjadinya kerugian dimasa yang akan datang berupa berkurangnya uang, surat berharga, dan barang yang nyata dan pasti jumlahnya. Variabel ini diukur dengan menggunakan proksi jumlah kasus. f. Kekurangan penerimaan X 6 Secara operasional, dimaksud dengan kekurangan penerimaan dalam penelitian ini adalah adanya penerimaan yang sudah menjadi hak daerah tetapi tidak atau belum masuk ke kas daerah, tetapi tidak atau belum masuk ke kas daerah karena adanya unsur ketidakpatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan. Variabel ini diukur dengan menggunakan proksi jumlah kasus. Universitas Sumatera Utara g. Administrasi X 7 Secara operasional, dimaksud dengan administrasi dalam penelitian ini adalah adanya penyimpangan terhadap ketentuan yang berlaku baik dalam pelaksanaan anggaran atau pengelolaan asset maupun operasional, tetapi penyimpangan tersebut tidak mengakibatkan kerugian atau potensi kerugian daerah, tidak mengurangi hak daerah kekurangan penerimaan, tidak menghambat program entitas dan tidak mengandung unsur indikasi tindak pidana. Variabel ini diukur dengan menggunakan proksi jumlah kasus. h. Ketidakhematan X 8 Secara operasional, dimaksud dengan ketidakhematan dalam penelitian ini adalah adanya penggunaan input dengan harga atau kuantitaskualitas yang lebih tinggi dari standar, kuantitaskualitas yang melebihi kebutuhan, dan harga lebih mahal dibandingkan dengan pengadaan serupa pada waktu yang sama. Variabel ini diukur dengan menggunakan proksi jumlah kasus. i. Ketidakefisienan X 9 Secara operasional, dimaksud dengan ketidakefisienan dalam penelitian ini adalah permasalahan rasio penggunaan kuantitaskualitas input untuk suatu satuan output yang lebih besar dari seharusnya. Variabel ini diukur dengan menggunakan proksi jumlah kasus. Variabel ini diukur dengan menggunakan proksi jumlah kasus. j. Ketidakefektifan X 10 Secara operasional, dimaksud dengan ketidakefektifan dalam penelitian ini adalah adanya kegiatan yang tidak memberikan manfaat atau hasil yang direncanakan serta fungsi instansi yang tidak optimal, sehingga tujuan Universitas Sumatera Utara organisasi tidak tercapai. Variabel ini diukur dengan menggunakan proksi jumlah kasus. 2. Variabel terikat dependent variable Variabel terikat dependent variable dalam penelitian ini adalah opini audit. Secara operasional, opini audit dimaksud dalam penelitian ini adalah pernyataan profesional pemeriksa mengenai kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara. Variabel ini diukur dengan memberikan score atas empat alternatif opini audit yang diberikan oleh BPK RI atas LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara sebagaimana disebutkan dalam Buleting Teknis 01 tentang Pelaporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah yang diatur dalam Keputusan BPK RI Nomor 4KI-XIII.292012 paragraf 13 tentang jenis –jenis Opini. Adapun pemberian skor pada masing – masing opini audit dimaksud di atas : skor 4 untuk opini audit WTP; skor 3 untuk opini audit WDP; skor 2 untuk opini audit TMP dan skor 1 untuk opini audit TW. Untuk lebih jelasnya, definisi operasional dan pengukuran keseluruhan variabel yang diteliti dalam penelitian ini ditunjukkan pada matriks berikut ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2. Definisi Operasional dan Pengukuran variabel Variabel Definisi Operasional Parameter Skala Variabel Bebas Independen Variable Kelemahan sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan X 1 Kelemahan system pengendalian akuntansi dan pelaporan dalam penelitian ini adalah kelemahan system pengendalian yang terkait dengan kegiatan pencatatan akuntansi dan pelaporan keuangan. Jumlah kasus. Rasio Kelemahan sistem pengendalian pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja X 2 Kelemahan pengendalian yang terkait dengan pemungutan dan penyetoran penerimaan Negaradaerahperusahaan serta pelaksanaan programkegiatan pada entitas yang diperiksa. Jumlah kasus. Rasio Kelemahan struktur pengendalian intern X 3 Kelemahan yang terkait dengan adatidak adanya struktur pengendalian intern atau efektivitas struktur pengendalian intern yang ada dalam entitas yang diperiksa. Jumlah kasus. Rasio Kerugian daerah X 4 Berkuranganya kekayaan daerah berupa uang, surat berharga, dan barang yang nyata dan pasti jumlahnya sebagai akibat perbuatan melawan hukum, baik sengaja maupun lalai. Jumlah kasus. Rasio Potensi kerugian daerah X 5 Perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun lalai yang dapat mengakibatkan resiko terjadinya kerugian dimasa yang akan datang berupa berkurangnya uang, surat berharga, dan barang yang nyata dan pasti jumlahnya. Jumlah kasus. Rasio Kekurangan penerimaan X 6 Adanya penerimaan yang sudah menjadi hak daerah tetapi tidak atau belum masuk ke kas daerah, tetapi tidak atau belum masuk ke kas daerah karena adanya unsur ketidakpatuhan terhadap ketentuan perundang- undangan. Jumlah kasus. Rasio Administrasi X 7 Adanya penyimpangan terhadap ketentuan yang berlaku baik dalam pelaksanaan anggaran atau pengelolaan asset maupun operasional, tetapi penyimpangan tersebut tidak mengakibatkan kerugian atau potensi kerugian daerah, tidak mengurangi hak daerah, tidak menghambat program entitas dan tidak mengandung indikasi tindak pidana. Jumlah kasus. Rasio Ketidakhematan X 8 Adanya penggunaan input dengan harga atau kuantitaskualitas yang lebih tinggi dari standar, kuantitaskualitas yang melebihi kebutuhan, dan harga lebih mahal dibandingkan dengan pengadaan serupa pada waktu yang sama. Jumlah kasus. Rasio Ketidakefisienan X 9 Permasalahan rasio penggunaan kuantitaskualitas input untuk suatu satuan output yang lebih besar dari seharusnya. Variabel ini diukur dengan menggunakan proksi jumlah kasus. Jumlah kasus. Ketidakefektifan adanya kegiatan yang tidak memberikan manfaat atau hasil yang direncanakan serta fungsi instansi Jumlah Rasio Universitas Sumatera Utara X 10 yang tidak optimal, sehingga tujuan organisasi tidak tercapai. kasus. Variabel Terikat Dependent Variable Opini Audit Pernyataan profesional pemeriksa mengenai kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam LKPD Provinsi, Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara. Scoring Rasio

4.5. Metode Pengumpulan Data