Aspek Afektif dan Aspek Kognitif

D. Aspek Afektif dan Aspek Kognitif

Menurut Sunardi dalam Ivana, mengatakan bahwa upaya peningkatan aspek afektif akan berhasil apabila penerap;an guru selaku pembimbing dan fasilitator siswa dalam pembelajaran, mampu menciptakan proses pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat merasa atau berbuat sebagai berikut.

1) Merasa tertarik dan terundang terhadap materi yang disajikan dalam bentuk sikap, nilai, moral yang akan dibinakan kepada siswa, sehingga guru perlu menyajikan stimulus berupa kejadian atau peristiwa yang dapat merangsang siswa.

2) Merasa berkeinginan untuk ikut serta terlibat (involving) dalam setiap kegiatan yang dilakukandalam proses pembelajaran.

3) Mau terbuka dalam setiap kegiatan dalam rangka melakukan klasifikasi baik terhadap siswa, sistem nilai, yang dianut oleh diri siswa, oleh orang lain, maupun sistem nilai yang akan dibinakan.

4) Berkemauan untuk menyerap sikap, nilai, moral tersebut dengan suatu kesadaran akan pentingnya sikap, nilai, moral bagi diri siswa dan kehidupannya.

5) Berkemauan untuk melaksanakan sikap, nilai, atau moral yang telah diterima siswa dalam perbuatan dan kehidupannya 36 .

Sikap yang dimiliki oleh siswa sangat berpengaruh pada berbagai hasil pendidikan. Sehingga sikap siswa terhadap mata pelajaran yang diajarkan, aktivitas pembelajaran yang digunakan dan kemampuan siswa untuk menyelesaikan tugas harus dinilai secara teratur. Penilaian sikap ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap aspek afektif adalah dengan menggunakan lembar observasi.

Menurut Benyamin S Bloom dkk dalam Mulyasa, hasil belajar dikategorikan dalam tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Hasil belajar dalam penelitian ini hanya menyangkut ranah kognitif dan afektif. Kemampuan ranah kognitif dapat diukur dengan menggunakan tes yang mengarah pada pengukuran aspek kognitif yang diharapkan. Aspek kognitif ditekankan pada enam ranah kognitif (kognitif domain) yaitu pengetahuan (knowledge), pemahaman (comperhansion), penerapan (aplication), analisis

(analysis), sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation) 37 . Secara rinci penjelasan tersebut adalah sebagai berikut:

1) Pengetahuan mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan. Hal itu dapat meliputi fakta, kaidah dan prinsip, serta metode yang diketahui. Pengetahuan yang disimpan dalam ingatan, digali pada saat dibutuhkan.

36 Sari, Dwi Ivayana, ” Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Dua Tinggal Dua Tamu untuk Meningkatkan Proses dan Prestasi Belajar Matematika Siswa VIIII A SMP Dharma Wanita

Universitas Brawijaya”, Skripsi, Universitas Negeri Malang, 2008, hlm. 30-31 37 Mulyasa, E, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006),

hlm. 139

2) Pemahaman mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari. Adanya kemampuan ini dinyatakan dengan menguraikan isi pokok dari suatu bacaan: mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu kebentuk lain, seperti rumus matematika ke dalam bentuk kata-kata; membuat perkiraan tentang kecenderungan nampak dalam data tertentu seperti dalam grafik kemampuan setingkat lebih tinggi dari kemampuan pengetahuan.

3) Penerapan mencakup kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah atau metode bekerja pada suatu kasus / problem yang kongkret dan baru. Adanya kemampuan dinyatakan dalam aplikasi suatu rumus pada persoalan yang belum dihadapi atau aplikasi suatu metode kerja pada pemecahan problem baru.

4) Analisis mencakup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan atau organisasinya dapat dipahami dengan baik. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam penganalisaan bagian-bagian pokok atau komponen-komponen dasar, bersama dengan hubungan antara bagian-bagian itu.

5) Sintesis mencakup kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan atau pola baru. Bagian-bagian dihubungkan satu sama lain, sehingga tercipta suatu bentuk baru. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam membuat suatu rencana.

6) Evaluasi mancakup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat mengenai suatu atau beberapa hal. Kemampuan ini dinyatakan

dalam metode penilaian penelitian terhadap sesuatu 38 .

Tabel 2.2 Perbedaan antara Aspek Afektif dan Aspek Kognitif

No Aspek Afektif

Aspek Kognitf

1 Aspek afektif memiliki ciri-ciri Belajar merupakan usaha yang yang berbeda dengan aspek-aspek dilakukan setiap manusia dalam yang lainnya. Aspek afektif rangka untuk mencapai suatu tujuan. bersifat abstrak dan tidak jelas Belajar akan menimbulkan perubahan karena tersembunyi di dalam diri perilaku yang diperoleh melalui siswa, sehingga cukup sulit untuk pengetahuan dan wawasan. Belajar dirumuskan secara jelas. Salah merupakan aktivitas mental yang satu ciri kemampuan afektif adalah berlangsung dalam interaksi aktif belajar menghayati nilai dari dengan

lingkungan yang objek-objek yang dihadapi melalui menghasilkan

perubahan dalam alam perasaan, baik berupa orang, pengetahuan

pemahaman, benda maupun peristiwa atau keterampilan dan nilai sikap. kejadian.

dan

38 Winkel, W.S, Psikologi Pengajaran (Jakarta PT. Gramedia, 1987), hlm. 150

Ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar. Kategorinya dimulai dari tingkat yang dasar atau sederhana sampai tingkat yang paling kompleks. Adapun

penjelasan

sebagai

berikut: 1) penerimaan, yakni semacam

stimulus dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dll. 2) partisipasi, yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulus yang datang dari luar. Hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan,

kepuasan

dalam

menjawab stimulus dari luar yang datang pada dirinya, 3) penilaian atau penentuan sikap, yakni berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk didalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang, atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan tersebut. 4) organisasi, yakni pengembangan dari nilai ke dalam suatu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, penetapan dan prioritas nilai yang telah dimilikinya ke dalam organisasi. 5) karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang

mempengaruhi

pola

kepribadian dan tingkah lakunya termasuk

Aspek afektif yang akan diamati dalam penelitian ini adalah: 1) penerimaan, 2) partisipasi, 3) penentuan sikap, 4) organisasi, dan

Dalam proses belajar diharapkan akan diperoleh hasil belajar berupa perubahan tingkah laku baik dalam kognitif,

afektif,

maupun psikomotorik. Aspek kognitif adalah suatu nilai yang menunjukkan hasil yang tertinggi dalam belajar yang dicapai menurut kemampuan anak dalam mengerjakan sesuatu pada saat tertentu pula. Dalam belajar terdapat pula tiga masalah pokok yaitu: (1) masalah mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya belajar, (2) masalah mengenai bagaimana belajar itu berlangsung dan prinsip mana yang dilaksanakan, (3) masalah mengenai hasil belajar. Dua masalah pokok yang pertama berkenaan dengan proses belajar yang sangat berpengaruh kepada masalah pokok ketiga, dengan demikian bagaimana peristiwa terjadinya proses belajar akan menentukan hasil belajar siswa.

Berdasarkan uraian di atas, maka aspek kognitif siswa dalam penelitian ini adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah mengalami proses

5) penentuan pola hidup. Pada belajar. Aspek kognitif siswa aspek penerimaan indikator yang ditunjukkan dari perbandingan skor digunakan dalam mengukur aspek tes pada siklus I, siklus II dan siklus tersebut adalah respon terhadap

III. Aspek kognitif yang diamati pendapat siswa yang mempunyai dalam

ini adalah beberapa kriteria antara lain selalu pengetahuan,

penelitian

pemahaman, dan menolak pendapat teman, tidak penerapan. menghargai pendapat

teman,

kurang menghargai pendapat teman,

mampu

menghargai

pendapat teman. Sumber: Ivana dan Mulyasa

Dokumen yang terkait

ANALISIS KEMAMPUAN SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL PISA KONTEN SHAPE AND SPACE BERDASARKAN MODEL RASCH

69 778 11

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

37 330 20

PENERAPAN METODE SIX SIGMA UNTUK PENINGKATAN KUALITAS PRODUK PAKAIAN JADI (Study Kasus di UD Hardi, Ternate)

24 208 2

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PENGARUH KEMAMPUAN AWAL MATEMATIKADAN MOTIFBERPRESTASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

8 74 14

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENERAPAN PUTUSAN REHABILITASI TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENGGUNA NARKOTIKA (STUDI KASUS PUTUSAN NO : 130/Pid.B/2011/PN.LW)

7 91 58

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

EVALUASI ATAS PENERAPAN APLIKASI e-REGISTRASION DALAM RANGKA PEMBUATAN NPWP DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA TANJUNG KARANG TAHUN 2012-2013

9 73 45

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62