A : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Lampiran 4. A : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama sekolah

: SMA Negeri 2 Batu

Mata Pelajaran

: Sosiologi

Kelas/semester

: X/ Genap

Alokasi Waktu

: 6 x 45 menit ( 3 x Pertemuan)

A. Standar Kompetensi : Menerapkan nilai dan norma dalam proses pengembangan kepribadian.

B. Kompetensi Dasar : Menjelaskan sosialisasi sebagai proses dalam pembentukan kepribadian.

C. Indikator

1. Mendefinisikan sosiologi sebagai ilmu dan

2. Mendeskpripsikan hubungan berbagai konsep tentang realitas sosial.

3. Mengidentifikasi data tentang realita sosial masyarakat.

a) Tujuan Pembelajaran

Setelah proses pembelajaran, siswa diharapkan dapat:

1. Mendefinisikan sosiologi sebagai ilmu dan meode

2. Mendeskripsikan hubungan berbagai konsep tentang realita sosial.

3. Mengidentifikasi data tentang realitas sosial masyarakat.

b) Materi Pembelajaran Materi Pokok

Hakikat Sosialiasi

Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok

Proses Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian Pengertian Proses Sosialisasi Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, proses sosial adalah pengaruh timbal balik antara berbagai bidang kehidupan yang berguna. Kehidupan bersama itu dapat dilihat dari beberapa segi. Misalnya dilihat dari aspek hukum. Aktivitas sosial itu terjadi karena adanya aktivitas dari manusia dalam hubungannya dengan manusia lain. Jadi, dapat dikatakan bahwa interaksi sosial merupakan bentuk utama dari proses sosial. Keseluruhan kebiasaan yang dimiliki manusia dibidang ekonomi, kekeluargaan, pendidikan, agama, politik, dan sebagainya harus dipelajari oleh setiap anggota baru masyarakat melalui suatu proses yang dinamakan sosialisasi. Menurut Berger, sosialisasi sebagai proses melalui bagaimana seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat. Beberapa teori sosialisasi menurut para ahli sosiolog adalah sebagai berikut:Teori George Herbert Mead Menurut Mead setiap anggota baru harus mempelajari peran- peran yang ada di dalam masyarakat yaitu suatu proses yang dinamakan pengambilan peran. Dalam proses ini seorang belajar untuk mengetahui peran yang harus dijalankan serta peran yang harus dijalankan orang lain. Jadi diri seseorang terbentuk melalui interaksi dengan orang lain. Teori Charles H. Cooley Menurut Cooley, eseorang berkembang melalui interaksinya dengan orang lain melalui tiga tahap, yaitu: 1. Seseorang mempunyai persepsi mengenai penilaian orang lain terhadapnya. 2. Seseorang mempunyai persepsi mengenai penilaian orang lain terhadap penampilannya. 3. Seseorang mempunyai perasaan apa yang dirasakannya sebagai penilaian orang lain terhadapnya.Ia menganalogikan antara pembentukan diri seorang dengan perilaku orang yang sedang bercermin. Misalnya seseorang siswa memperoleh nilai rendah dalam ujian, ia merasa bahwa para gurunya menganggapnya bodoh, maka ia kurang dihargai dan siswa tersebut menjadi murung.

Agen, bentuk, tipe, dan pola sosialisasi Jenis sosialisasi

Keluarga sebagai perantara sosialisasi primer Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua: sosialisasi primer (dalam keluarga) dan sosialisasi sekunder (dalam masyarakat). Menurut Goffman kedua proses tersebut berlangsung dalam institusi total, yaitu tempat tinggal dan tempat bekerja. Dalam kedua institusi tersebut, terdapat sejumlah individu dalam situasi yang sama, terpisah dari masyarakat luas dalam jangka waktu kurun tertentu, bersama-sama menjalani hidup yang terkukung, dan diatur secara formal. Sosialisasi primer Peter L. Berger dan Luckmann mendefinisikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau saat anak belum masuk ke sekolah. Anak mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga. Secara bertahap dia mulai mampu membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya. Dalam tahap ini, peran orang-orang yang terdekat dengan anak menjadi sangat penting sebab seorang anak melakukan pola interaksi secara terbatas di dalamnya. Warna kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh warna kepribadian dan interaksi yang terjadi antara anak dengan anggota keluarga terdekatnya.Sosialisasi sekunder. Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Salah satu bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri yang baru. Sedangkan dalam proses desosialisasi, seseorang mengalami 'pencabutan' identitas diri yang lama. Tipe sosialisasi Setiap kelompok masyarakat mempunyai standar dan nilai yang berbeda. contoh, standar 'apakah seseorang itu baik atau tidak' di sekolah dengan di kelompok sepermainan tentu berbeda. Di sekolah, misalnya, seseorang disebut baik apabila nilai ulangannya di atas tujuh atau tidak pernah terlambat masuk sekolah. Sementara di kelompok sepermainan, seseorang disebut baik apabila solider dengan teman atau saling membantu. Perbedaan standar dan nilai pun tidak terlepas dari tipe sosialisasi yang ada.

Ada dua tipe sosialisasi. Kedua tipe sosialisasi tersebut adalah sebagai berikut. Formal Sosialisasi tipe ini terjadi melalui lembaga-lembaga yang berwenang menurut ketentuan yang berlaku dalam negara, seperti pendidikan di sekolah dan pendidikan militer. Informal Sosialisasi tipe ini terdapat di masyarakat atau dalam pergaulan yang bersifat kekeluargaan, seperti antara teman, sahabat, sesama anggota klub, dan kelompok-kelompok sosial yang ada di dalam masyarakat. Baik sosialisasi formal maupun sosialisasi informal tetap mengarah kepada pertumbuhan pribadi anak agar sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di lingkungannya. Dalam lingkungan formal seperti di sekolah, seorang siswa bergaul dengan teman sekolahnya dan berinteraksi dengan guru dan karyawan sekolahnya. Dalam interaksi tersebut, ia mengalami proses sosialisasi. dengan adanya proses soialisasi tersebut, siswa akan disadarkan tentang peranan apa yang harus ia lakukan. Siswa juga diharapkan mempunyai kesadaran dalam dirinya untuk menilai dirinya sendiri. Misalnya, apakah saya ini termasuk anak yang baik dan disukai teman atau tidak? Apakah perliaku saya sudah pantas atau tidak? Meskipun proses sosialisasi dipisahkan secara formal dan informal, namun hasilnya sangat suluit untuk dipisah-pisahkan karena individu biasanya mendapat sosialisasi formal dan informal sekaligus.

Pola sosialisasi Sosiologi dapat dibagi menjadi dua pola: sosialisasi represif dan sosialisasi partisipatoris. Sosialisasi represif (repressive socialization) menekankan pada penggunaan hukuman terhadap kesalahan. Ciri lain dari sosialisasi represif adalah penekanan pada penggunaan materi dalam hukuman dan imbalan. Penekanan pada kepatuhan anak dan orang tua. Penekanan pada komunikasi yang bersifat satu arah, nonverbal dan berisi perintah, penekanan sosialisasi terletak pada orang tua dan keinginan orang tua, dan peran keluarga sebagai significant other. Sosialisasi partisipatoris (participatory socialization) merupakan pola di mana anak diberi imbalan ketika berprilaku baik. Selain itu, hukuman dan imbalan bersifat simbolik. Dalam proses sosialisasi ini anak diberi kebebasan. Penekanan diletakkan pada interaksi dan komunikasi bersifat lisan yang menjadi pusat sosialisasi adalah anak dan keperluan anak. Keluarga menjadi generalized other. Agen sosialisasi adalah pihak-pihak yang melaksanakan atau Pola sosialisasi Sosiologi dapat dibagi menjadi dua pola: sosialisasi represif dan sosialisasi partisipatoris. Sosialisasi represif (repressive socialization) menekankan pada penggunaan hukuman terhadap kesalahan. Ciri lain dari sosialisasi represif adalah penekanan pada penggunaan materi dalam hukuman dan imbalan. Penekanan pada kepatuhan anak dan orang tua. Penekanan pada komunikasi yang bersifat satu arah, nonverbal dan berisi perintah, penekanan sosialisasi terletak pada orang tua dan keinginan orang tua, dan peran keluarga sebagai significant other. Sosialisasi partisipatoris (participatory socialization) merupakan pola di mana anak diberi imbalan ketika berprilaku baik. Selain itu, hukuman dan imbalan bersifat simbolik. Dalam proses sosialisasi ini anak diberi kebebasan. Penekanan diletakkan pada interaksi dan komunikasi bersifat lisan yang menjadi pusat sosialisasi adalah anak dan keperluan anak. Keluarga menjadi generalized other. Agen sosialisasi adalah pihak-pihak yang melaksanakan atau

Pesan-pesan yang disampaikan agen sosialisasi berlainan dan tidak selamanya sejalan satu sama lain. Apa yang diajarkan keluarga mungkin saja berbeda dan bisa jadi bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh agen sosialisasi lain. Misalnya, di sekolah anak-anak diajarkan untuk tidak merokok, meminum minman keras dan menggunakan obat-obatan terlarang (narkoba), tetapi mereka dengan leluasa mempelajarinya dari teman-teman sebaya atau media massa.

Proses sosialisasi akan berjalan lancar apabila pesan-pesan yang disampaikan oleh agen-agen sosialisasi itu tidak bertentangan atau selayaknya saling mendukung satu sama lain. Akan tetapi, di masyarakat, sosialisasi dijalani oleh individu dalam situasi konflik pribadi karena dikacaukan oleh agen sosialisasi yang berlainan.

* Keluarga (kinship) Bagi keluarga inti (nuclear family) agen sosialisasi meliputi ayah, ibu,

saudara kandung, dan saudara angkat yang belum menikah dan tinggal secara bersama-sama dalam suatu rumah. Sedangkan pada masyarakat yang menganut sistem kekerabatan diperluas (extended family), agen sosialisasinya menjadi lebih luas karena dalam satu rumah dapat saja terdiri atas beberapa keluarga yang meliputi kakek, nenek, paman, dan bibi di samping anggota keluarga inti. Pada masyarakat perkotaan yang telah padat penduduknya, sosialisasi dilakukan oleh orang-orang yang berada diluar anggota kerabat biologis seorang anak. Kadangkala terdapat agen sosialisasi yang merupakan anggota kerabat sosiologisnya, misalnya pengasuh bayi (baby sitter). menurut Gertrudge Jaeger peranan para agen sosialisasi dalam sistem keluarga pada tahap awal sangat besar karena anak sepenuhnya berada dalam ligkugan keluarganya terutama orang tuanya sendiri.

* Teman pergaulan Teman pergaulan (sering juga disebut teman bermain) pertama kali didapatkan manusia ketika ia mampu berpergian ke luar rumah. Pada awalnya, teman bermain dimaksudkan sebagai kelompok yang bersifat rekreatif, namun dapat pula memberikan pengaruh dalam proses sosialisasi setelah keluarga. Puncak pengaruh teman bermain adalah pada masa remaja. Kelompok bermain lebih banyak berperan dalam membentuk kepribadian seorang individu.

Berbeda dengan proses sosialisasi dalam keluarga yang melibatkan hubungan tidak sederajat (berbeda usia, pengalaman, dan peranan), sosialisasi dalam kelompok bermain dilakukan dengan cara mempelajari pola interaksi dengan orang-orang yang sederajat dengan dirinya. Oleh sebab itu, dalam kelompok bermain, anak dapat mempelajari peraturan yang mengatur peranan orang-orang yang kedudukannya sederajat dan juga mempelajari nilai-nilai keadilan.

* Lembaga pendidikan formal (sekolah) Menurut Dreeben, dalam lembaga pendidikan formal seseorang belajar

membaca, menulis, dan berhitung. Aspek lain yang juga dipelajari adalah aturan- aturan mengenai kemandirian (independence), prestasi (achievement), universalisme, dan kekhasan (specificity). Di lingkungan rumah seorang anak mengharapkan bantuan dari orang tuanya dalam melaksanakan berbagai pekerjaan, tetapi di sekolah sebagian besar tugas sekolah harus dilakukan sendiri dengan penuh rasa tanggung jawab.

* Media massa Yang termasuk kelompok media massa di sini adalah media cetak (surat

kabar, majalah, tabloid), media elektronik (radio, televisi, video, film). Besarnya pengaruh media sangat tergantung pada kualitas dan frekuensi pesan yang disampaikan.

Contoh:

i. Penayangan acara SmackDown! di televisi diyakini telah menyebabkan penyimpangan perilaku anak-anak dalam beberapa kasus,yang sebenarnya hanya disebabkan kurangnya perhatian orang i. Penayangan acara SmackDown! di televisi diyakini telah menyebabkan penyimpangan perilaku anak-anak dalam beberapa kasus,yang sebenarnya hanya disebabkan kurangnya perhatian orang

ii. Iklan produk-produk tertentu telah meningkatkan pola konsumsi atau bahkan gaya hidup masyarakat pada umumnya.

iii. Gelombang besar pornografi, baik dari internet maupun media cetak atau tv, didahului dengan gelombang game eletronik dan segmen- segmen tertentu dari media TV (horor, kekerasan, ketaklogisan, dan seterusnya) diyakini telah mengakibatkan kecanduan massal, penurunan kecerdasan, menghilangnya perhatian/kepekaan sosial, dan dampak buruk lainnya.

* Agen-agen lain Selain keluarga, sekolah, kelompok bermain dan media massa, sosialisasi

juga dilakukan oleh institusi agama, tetangga, organisasi rekreasional, masyarakat, dan lingkungan pekerjaan. Semuanya membantu seseorang membentuk pandangannya sendiri tentang dunianya dan membuat presepsi mengenai tindakan-tindakan yang pantas dan tidak pantas dilakukan. Dalam beberapa kasus, pengaruh-pengaruh agen-agen ini sangat besar.

c) Metode Pembelajaran

1. Audiovisual

2. Cooperative Learning model two stay two stray (TSTS)

d) Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan I Alokasi

Kegiatan Pembelajaran Ket. No.

10 Menit Ceramah

dan Guru mempersiapkan kelas untuk proses pembelajaran seperti

Apresiasi

Audiovis ruang kelas, presensi, dan menjelaskan secara singkat tentang

ual pentingnya sosialisasi dalam pembentukan kepribadian.

Memotivasi Guru menjelaskan tujuan pembelajaran tentang proses Memotivasi Guru menjelaskan tujuan pembelajaran tentang proses

70 Menit Audiovis • Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang sosialisasi dan

Kegiatan Inti

ual dan pembentukan kepribadian melalui Laptop dan LCD.

Latihan • Guru menjelaskan sistem pembelajaran kooperatif model two stay

pembelaj two stray (TSTS).

aran • Guru membagi siswa dalam satu kelompok 4 orang.

kooperati • Siswa mengerjakan tugas ”Uji Penguasaan Materi” berupa LKS

f model dan permasalahan-permasalahan materi yang harus mereka

two stay diskusikan hasilnya.

two stray • Siswa dibagi sesuai kelompok pertama kemudian mendiskusikan

(TSTS) kasus tentang proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian yang

harus mereka diskusikan hasilnya.

Dua orang siswa bertamu kepada suatu kelompok dan dua siswa

yang tinggal wajib menerima tamu dari suatu kelompok untuk

mendiskusikan hasilnya.

• Siswa yang bertamu maupun yang tinggal mencocokan dan membahas hasil kerja kemudian dipresentasikan. • Siswa mengumpulkan hasil diskusi kepada guru untuk dinilai.

• Guru membuat kesimpulan dari hasil diskusi kelompok.

Kegiatan Akhir

10 Menit Ceramah

dan Siswa dan guru membuat rangkuman bersama tentang hakikat

Refleksi

Audiovis sosialisasi dan proses serta pembentukan kepribadian.

ual

Penilaian Guru memberi penilaian terhadap hasil diskusi dan tugas pribadi.

Penugasan Guru memberi tugas kepada siswa untuk membuat karangan tentang pengaruh pengaruh nilai dan norma dalam pembentukan kepribadian.

Pertemuan II Alokasi

Kegiatan Pembelajaran Ket No.

Waktu

1. Pendahuluan Apresiasi

10 Menit Ceramah Guru mempersiapkan kelas untuk proses pembelajaran seperti

dan ruang kelas, presensi. Kemudian guru menjelaskan tentang agen-agen,

Audiovis bentuk, tipe, dan pola sosialisasi.

ual

Memotivasi

Guru menjelaskan tujuan mempelajari agen, bentuk, tipe, dan pola sosialisasi.

70 Menit Audiovis • Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang sosialisasi dan

Kegiatan Inti

ual dan pembentukan kepribadian melalui Laptop dan LCD.

pembelaj • Guru menjelaskan lagi sistem pembelajaran kooperatif model two

aran stay two stray (TSTS).

kooperati • Guru membagi siswa dalam satu kelompok 4 orang.

f model • Siswa mengerjakan tugas ”Uji Penguasaan Materi” berupa LKS

two stay dan permasalahan-permasalahan materi yang harus mereka

two stray diskusikan hasilnya.

(TSTS) • Siswa dibagi sesuai kelompok pertama kemudian mendiskusikan kasus tentang agen, bentuk, tipe, dan pola sosialisasi yang harus

mereka diskusikan hasilnya. • Dua orang siswa bertamu kepada suatu kelompok dan dua siswa yang tinggal wajib menerima tamu dari suatu kelompok untuk

mendiskusikan hasilnya. • Siswa yang bertamu maupun yang tinggal mencocokan dan

membahas hasil kerja kemudian dipresentasikan. • Siswa mengumpulkan hasil diskusi kepada guru untuk dinilai. • Guru membuat kesimpulan dari hasil diskusi kelompok

Kegiatan Akhir

10 Menit Ceramah Refleksi

dan Siswa dan guru membuat rangkuman bersama tentang agen,

Audiovis bentuk, tipe, dan pola sosialisasi. Siswa mencatat beberapa hal yang

ual penting. Penilaian Guru memberi penilaian terhadap hasil kerja siswa secara individu, dan hasil diskusi siswa. Penugasan Guru memberi tugas mengerjakan LKS Hal 12-15

Pertemuan III. Kegiatan Pembelajaran

Alokasi Keterangan No.

Waktu

1. Pendahuluan

5 Menit Ceramah Guru mempersiapkan kelas untuk ulangan blok.

Apresiasi

dan

Audiovisual Guru menjelaskan tujuan diadakan ulangan blok.

Memotivasi

2. Kegiatan Inti

• Siswa mendapatkan lembaran soal dan lembar jawaban.

70 Menit Ceramah

• Siswa secara sendiri mengerjakan soal-soal yang dibagikan dan oleh guru.

Audiovisual • Siswa mengumpulkan hasil kerjanya kepada guru untuk

dinilai.

Kegiatan Akhir

15 Menit Ceramah Refleksi

dan Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya(LKS Hal 12-

Audiovisual

15) kepada guru untuk dinilai Penilaian Guru memberi penilaian terhadap hasil kerja siswa Penugasan

Guru memberi tugas mempelajari kembali materi yang baru saja dijadikan bahan ulangan umum.

e) Sumber pembelajaran:

1. Buku Sosiologi SMA kelas X ESIS halaman 94-116

2. LKS Sosiologi untuk kelas X SMA/MA semester genap. CV Gema Nusa

3. Masalah-masalah sosial

4. Peraturan perundang-undangan

5. Keluarga, masyarakat, dan sekolah.

6. Media massa seperti majalah, koran, dan buku-buku tambahan.

f) Media

1. Papan tulis

2. Lembar soal

3. Transparan Konsep

4. Power Point 4. Power Point

Penilaian dilakukan secara kelompok yang meliputi penilaian afektif pada saat kegiatan berlangsung.(rimcian penilaian di lampiran pada lembar observasi) dan Penilaian aspek kognitf dengan tes soal.

Batu, 14 Februari 2010 Guru Pamong

Guru Praktikan

Ali Ridho, S.Pd, M.M Muamar Agung R NIP. 19760107 200501 1 010

NIM. 06130089

Evaluasi Ulangan Harian KD I Berilah tanda silang (X) huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban yang paling benar!

1. Masyarakat menginginkan keteraturan sosial, untuk itu diperlukan norma – norma sebagai patokan perilaku. Salah satu norma yang bila dilanggar akan mendapatkan sanksi secara formal...

a. Kesusilaan

b. Kebiasaan

c. Adat istiadat

d. Hukum

e. Tata kelakuan

2. Nilai yang berkenaan dengan kebaikan dan keburukan yang bersumber dari kehendak atau kemauan disebut nilai…

a. Vital

b. Kebenaran

c. Moral

d. Religius

e. Keindahan

3. Kalimat berikut sesuai dengan pengertian norma adalah...

a. Aturan yang dibuat untuk memelihara keseimbangan sosial

b. Aturan yang dibuat semata – mata hanya untuk sebuah sanksi

c. Perbuatan – perbuatan yang diulang karena dianggap baik dan benar c. Perbuatan – perbuatan yang diulang karena dianggap baik dan benar

e. Batas – batas kelakuan individu dalam masyarakat yang dikehendaki

4. Berikut merupakan contoh nilai religius adalah…

a. Beribadah

b. Bersalaman

c. Menyanyi

d. Bekerja

e. Bersosialisasi

5. Dibawah ini yang termasuk norma kesusilaan adalah…

a. Etika pergaulan muda – mudi

b. Ajaran agama muda – mudi

c. Undang – undang perkawinan

d. Tata cara makan bersama

e. Tata cara berkendaraan di jalan

6. Memberikan atau menerima sesuatu dengan tangan kiri dicela masyarakat, ini termasuk norma…

a. Kebiasaan

b. Kesopanan

c. Kesusilaan

d. Hukum

e. Adat istiadat

7. Perhatikan pertanyaan – pertanyaan dibawah ini

1) Keluarga

2) Teman sepermainan

3) Masyarakat

4) Lingkungan kerja Dari data di atas manakah yang termasuk media pokok sosialisasi…

8. Peranan utama TVRI bagi Negara kita antara lain, sebagai…

a. Untuk memperkenalkan kebudayaan daerah

b. Pemersatu suku – suku bangsa

c. Informasi langsung kepada masyarakat

d. Komunikasi antar daerah

e. Komunikasi antara pemerintah dengan rakyat

9. Pada sosialisasi primer, anak dikenalkan namanya sendiri hal ini bertujuan agar anak mampu…

a. Menemukan hak dan kewajiban dalam keluarga

b. Menempatkan diri dalam keluarga dan masyarakat

c. Menempatkan diri dalam garis kekerabatan

d. Membedakan dirinya dengan orang lain d. Membedakan dirinya dengan orang lain

10. Contoh agen sosialisasi di masyarakat yang dalam waktu relatif singkat dapat menjangkau berbagai lapisan masyarakat, adalah…

a. Media cetak

b. Media elektronik

c. Sekolah

d. Media belajar

e. Teman bermain

A. Jawablah pertanyaan di bawah ini singkat dan tepat !

1. Apakah pengertian hakikat sosialisasi itu ? (skor 15)

2. Ada dua tipe sosialisasi. Sebut dan jelaskan Kedua tipe sosialisasi tersebut... (skor 20)

3. Jelaskan menurut Gertrudge Jaeger peranan para agen sosialisasi dalam keluarga? (skor 20)

4. Bagaimana cara yang dilakukan sosialisasi dalam teman sepermainan...? beri contoh (skor 25)

5. Selain keluarga, sekolah, kelompok bermain dan media massa, sosialisasi juga dilakukan oleh... (skor 20)

Kunci Jawaban

A. Pilihan Ganda

B. Esai

1. Hakikat Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat.

2. Kedua tipe sosialisasi tersebut adalah Formal Sosialisasi, tipe ini terjadi melalui lembaga-lembaga yang berwenang menurut ketentuan yang berlaku dalam negara, seperti pendidikan di sekolah dan pendidikan militer. Informal Sosialisasi, tipe ini terdapat di masyarakat atau dalam pergaulan yang bersifat kekeluargaan, seperti antara teman, sahabat, sesama anggota klub, dan kelompok-kelompok sosial yang ada di dalam masyarakat.

3. Menurut Gertrudge Jaeger peranan para agen sosialisasi dalam sistem keluarga pada tahap awal sangat besar karena anak sepenuhnya berada dalam ligkugan keluarganya terutama orang 3. Menurut Gertrudge Jaeger peranan para agen sosialisasi dalam sistem keluarga pada tahap awal sangat besar karena anak sepenuhnya berada dalam ligkugan keluarganya terutama orang

4. Sosialisasi dalam kelompok bermain dilakukan dengan cara mempelajari pola interaksi dengan orang-orang yang sederajat dengan dirinya. Oleh sebab itu, dalam kelompok bermain, anak dapat mempelajari peraturan yang mengatur peranan orang-orang yang kedudukannya sederajat dan juga mempelajari nilai-nilai keadilan. Contohnya dalam teman sekelas, sering mempelajari peraturan supaya adil atau setiakawan.

5. Institusi agama, tetangga, organisasi rekreasional, masyarakat, dan lingkungan pekerjaan.

Lanjutan Lampiran 4. A. : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

Dokumen yang terkait

ANALISIS KEMAMPUAN SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL PISA KONTEN SHAPE AND SPACE BERDASARKAN MODEL RASCH

69 778 11

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

37 330 20

PENERAPAN METODE SIX SIGMA UNTUK PENINGKATAN KUALITAS PRODUK PAKAIAN JADI (Study Kasus di UD Hardi, Ternate)

24 208 2

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PENGARUH KEMAMPUAN AWAL MATEMATIKADAN MOTIFBERPRESTASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

8 74 14

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENERAPAN PUTUSAN REHABILITASI TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENGGUNA NARKOTIKA (STUDI KASUS PUTUSAN NO : 130/Pid.B/2011/PN.LW)

7 91 58

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

EVALUASI ATAS PENERAPAN APLIKASI e-REGISTRASION DALAM RANGKA PEMBUATAN NPWP DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA TANJUNG KARANG TAHUN 2012-2013

9 73 45

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62