Paparan Hasil Penelitian

B. Paparan Hasil Penelitian

Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan penelitian (pra penelitian) adalah PKLI di SMA Negeri 02 Junrejo, Kota Batu. Setelah itu peneliti tertarik untuk melanjutkan penelitian, dan melakukan permohonan secara lisan Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan penelitian (pra penelitian) adalah PKLI di SMA Negeri 02 Junrejo, Kota Batu. Setelah itu peneliti tertarik untuk melanjutkan penelitian, dan melakukan permohonan secara lisan

Sebelum melakukan tindakan yang berupa pembelajaran yang sesuai dengan permasalahan siswa, terlebih dahulu peneliti melakukan pengamatan (observasi) awal. Observasi awal ini berupa wawancara tak terstruktur dengan guru bidang studi sosiologi, hasil wawancara tersebut peneliti mendapat informasi mengenai kondisi belajar siswa dan nilai aspek kognitif siswa dari mulai kelas X.1 sampai dengan kelas X.6 di SMA Negeri 02 Junrejo, Kota Batu. Dalam wawancara tersebut peneliti disarankan oleh guru bidang studi sosiologi untuk memberikan tindakan kepada siswa kelas X.5, karena berdasarkan catatan guru tersebut kelas X.5 dalam kegiatan belajar mengajar siswanya pasif dalam hal berinteraksi antara siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa.

Hasil wawancara berikutnya mengenai nilai rata-rata aspek kognitif siswa pada pelajaran interaksi sosial didapatkan bahwa nilai rata-rata ulangan harian siswa untuk kelas X.5 sangat rendah, bahkan paling rendah di antara kelas X yang lainnya. kelas X.5 rendah dan jauh dari KKM sekolah. Hasil ulangan tersebut didapatkan nilai rata-rata siswa kelas X.5 adalah sebesar 53.46, dengan uraian bahwa siswa yang nilainya di atas KKM hanya 11 siswa atau (29 %), sedangkan nilai siswa yang di bawah KKM sebanyak 28 siswa atau (71%) dari jumlah Hasil wawancara berikutnya mengenai nilai rata-rata aspek kognitif siswa pada pelajaran interaksi sosial didapatkan bahwa nilai rata-rata ulangan harian siswa untuk kelas X.5 sangat rendah, bahkan paling rendah di antara kelas X yang lainnya. kelas X.5 rendah dan jauh dari KKM sekolah. Hasil ulangan tersebut didapatkan nilai rata-rata siswa kelas X.5 adalah sebesar 53.46, dengan uraian bahwa siswa yang nilainya di atas KKM hanya 11 siswa atau (29 %), sedangkan nilai siswa yang di bawah KKM sebanyak 28 siswa atau (71%) dari jumlah

Berdasarkan hasil wawancara tersebut peneliti melanjutkan observasi dengan melihat pembelajaran yang dilakukan oleh guru bidang studi sosiologi selama satu kali pertemuan di kelas X.5 dan oleh guru bidang studi sosiologi langsung diminta untuk memandu diskusi kelompok, karena pada saat itu guru bidang studi sosiologi merangkap jabatan sebagai sekertaris kurikulum SMA Negeri 02 Batu dan disibukkan dengan adanya Ujian Nasional SMA. Berdasarkan hasil pengamatan saat pembelajaran tersebut didapatkan bahwa pembelajaran Sosiologi di kelas X menggunakan metode ceramah atau pembelajaran transfer informasi yaitu memindahkan secara utuh pengetahuan guru ke pikiran siswa. Dalam pembelajaran ini guru mencoba memfokuskan pada upaya menuangkan pengetahuan yang dimiliki guru sebanyak mungkin kepada siswa. Waktu yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi Sosiologi hanya (2x45) menit, kemudian memberikan rumus pokok dan penjelasan seperlunya kepada siswa, setelah itu dilanjutkan dengan latihan-latihan soal yang terdapat di buku paket. Pada saat guru menjelaskan materi siswa hanya mendengarkan, sebagian siswa- siswa yang duduk dibelakang terlihat ramai dan bergurau dengan temannya. Mereka berbicara sendiri dan tidak mendengarkan penjelasan guru. Apabila

mereka diawasi oleh guru bidang studi, maka siswa tersebut seolah-olah sedang mendengarkan penjelasan guru dengan membuka-buka buku paketnya dan serius memperhatikan pelajaran. Sebagian siswa juga ada yang mendengarkan penjelasan guru dengan mencocokkan catatan yang ditulis oleh guru di papan tulis dengan buku paket yang mereka miliki. Pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh siswa hanya sebatas menanyakan bagaimana cara menyelesaikan jawaban soal yang ada dalam buku paket. Siswa lebih terfokus dengan latihan-latihan soal pada buku paket saja. Guru dinilai kurang mengajak siswa menghubungkan materi Sosiologi yang sedang dipelajari dengan permasalahan yang ada dalam kehidupan nyata yang terkait dengan Sosiologi. Guru kurang mengajak siswa untuk melakukan diskusi dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk saling bertukar pendapat antar siswa dalam mempelajari materi Sosiologi. Guru melakukan hal tersebut karena ingin menyelesaikan materi dan takut tidak dapat menyampaikan seluruh materi. Dalam hal ini terlihat bahwa siswa kurang dalam memperoleh pengalaman langsung sehingga aspek afektif siswa terlihat kurang dilatihkan dalam model pembelajaran seperti ini.

Temuan yang menunjukkan bahwa aspek afektif siswa yang masih rendah pada saat proses pembelajaran terlihat dari hal-hal yang dilakukan siswa sebagai berikut: 1) sikap penerimaan, pada sikap penerimaan siswa masih kurang baik hal ini terlihat dari respon siswa terhadap pendapat siswa yang lainnya terkesan cuek dan kurang memperhatikan, terlebih lagi pada saat siswa mencoba menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh guru, dan ternyata jawabannya salah kemudian siswa lainnya banyak yang mengejek maupun menertawakan jawaban tersebut, 2)

sikap partisipasi, pada sikap partisipasi siswa masih kurang hal ini terlihat jelas pada saat guru memberikan soal latihan kepada siswa, maka siswa banyak yang tidak mengerjakan atau mencoba mencari jawaban dari buku, siswa hanya menunggu soal tersebut dibahas oleh siswa yang paling pintar sehingga keaktifan siswa dalam mencari jawaban dari buku masih rendah, hal ini juga terlihat pada saat guru memberikan kesempatan siswa untuk berdiskusi dengan teman sebangkunya, ternyata siswa tidak berdiskusi sama sekali, 3) penentuan sikap, penentuan sikap siswa terhadap rangsangan yang datang juga masih sangat rendah, hal ini terlihat apabila ada pertanyaan dari guru maupun temannya, respon siswa dalam menanggapi atau menjawab masih rendah, 4) sikap organisasi, sikap organisasi yang dimiliki siswa masih rendah, hal ini terlihat apabila guru memberikan tugas secara kelompok kepada siswa, maka cenderung siswa untuk kurang bekerjasama dengan baik dalam menyelesaikan masalah tersebut, siswa malah menggantungkan jawaban kepada siswa yang dianggap paling pintar dalam kelompok tersebut dan begitu pula siswa yang paling pintar kurang memberi kesempatan kepada siswa yang lainnya untuk ikut serta dalam mengerjakan tugas kelompok yang diberikan oleh guru tersebut, 5) sikap pembentukan pola hidup, sikap pembentukan pola hidup juga belum menunjukkan hal yang positif, hal ini terlihat dari kehadiran siswa yang datang tepat waktu maupun kelengkapan buku catatan maupun kelengkapan buku paket sosiologi masih kurang, bahkan kebanyakan siswa hanya punya buku tulis catatan sosioogi dan buku LKS sosiologi saja, padahal diperpustakaan jumlah buku sosiologi kelas X semester genap sangat banyak dan dapat dipinjam untuk dibawa pulang, tapi siswa tetap sikap partisipasi, pada sikap partisipasi siswa masih kurang hal ini terlihat jelas pada saat guru memberikan soal latihan kepada siswa, maka siswa banyak yang tidak mengerjakan atau mencoba mencari jawaban dari buku, siswa hanya menunggu soal tersebut dibahas oleh siswa yang paling pintar sehingga keaktifan siswa dalam mencari jawaban dari buku masih rendah, hal ini juga terlihat pada saat guru memberikan kesempatan siswa untuk berdiskusi dengan teman sebangkunya, ternyata siswa tidak berdiskusi sama sekali, 3) penentuan sikap, penentuan sikap siswa terhadap rangsangan yang datang juga masih sangat rendah, hal ini terlihat apabila ada pertanyaan dari guru maupun temannya, respon siswa dalam menanggapi atau menjawab masih rendah, 4) sikap organisasi, sikap organisasi yang dimiliki siswa masih rendah, hal ini terlihat apabila guru memberikan tugas secara kelompok kepada siswa, maka cenderung siswa untuk kurang bekerjasama dengan baik dalam menyelesaikan masalah tersebut, siswa malah menggantungkan jawaban kepada siswa yang dianggap paling pintar dalam kelompok tersebut dan begitu pula siswa yang paling pintar kurang memberi kesempatan kepada siswa yang lainnya untuk ikut serta dalam mengerjakan tugas kelompok yang diberikan oleh guru tersebut, 5) sikap pembentukan pola hidup, sikap pembentukan pola hidup juga belum menunjukkan hal yang positif, hal ini terlihat dari kehadiran siswa yang datang tepat waktu maupun kelengkapan buku catatan maupun kelengkapan buku paket sosiologi masih kurang, bahkan kebanyakan siswa hanya punya buku tulis catatan sosioogi dan buku LKS sosiologi saja, padahal diperpustakaan jumlah buku sosiologi kelas X semester genap sangat banyak dan dapat dipinjam untuk dibawa pulang, tapi siswa tetap

Keadaan ini perlu untuk dicermati dengan baik karena keterbatasan- keterbatasan sarana prasarana seperti baru adanya LCD Proyektor yang diadakan oleh sekolah, papan tulis yang masih menggunakan kapur, penggunan ruang multimedia yang harus bergantian dengan yang lainnya, Laptop yang dimiliki sekolah kurang lebih 3 buah, dan sarana internet (HotSpot) yang hanya diperuntukkan para guru-guru SMA Negeri 02 saja, tidak diperuntukkan untuk siswa-siswi itu sendiri. Hal ini menyebabkan pemilihan model pembelajaran harus tepat dengan tetap dapat menolong permasalahan siswa kelas X.5 tersebut untuk meningkatkan aspek kognitif dan aspek afektif siswa. Hasil konsultasi dan pertimbangan dari guru bidang studi maka direncanakanlah tindakan berupa pembelajaran kooperatif model two stay two stray (TSTS) untuk meningkatkan aspek kognitif dan aspek afektif siswa.

Dari uraian di atas dirinci kondisi awal siswa sebagai berikut: 1) siswa mendengarkan pada saat guru menjelaskan materi sehingga keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran masih kurang, 2) sebagian siswa terlihat ramai dan bergurau dengan temannya, pada saat guru menjelaskan materi dan siswa seolah- olah mendengarkan penjelasan guru dengan membuka-buka buku paket jika didekati dengan guru tersebut, 3) aspek kognitif siswa masih rendah, hal ini terlihat dari nilai rata-rata ulangan harian 1 yaitu sebesar 53.46 dari rentang nilai 0 – 100 dengan jumlah siswa 39. Aspek afektif siswa masih rendah, hal ini terlihat dari sikap penerimaan, sikap partisipasi, penentuan siap, sikap organisasi, maupun Dari uraian di atas dirinci kondisi awal siswa sebagai berikut: 1) siswa mendengarkan pada saat guru menjelaskan materi sehingga keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran masih kurang, 2) sebagian siswa terlihat ramai dan bergurau dengan temannya, pada saat guru menjelaskan materi dan siswa seolah- olah mendengarkan penjelasan guru dengan membuka-buka buku paket jika didekati dengan guru tersebut, 3) aspek kognitif siswa masih rendah, hal ini terlihat dari nilai rata-rata ulangan harian 1 yaitu sebesar 53.46 dari rentang nilai 0 – 100 dengan jumlah siswa 39. Aspek afektif siswa masih rendah, hal ini terlihat dari sikap penerimaan, sikap partisipasi, penentuan siap, sikap organisasi, maupun

Dokumen yang terkait

ANALISIS KEMAMPUAN SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL PISA KONTEN SHAPE AND SPACE BERDASARKAN MODEL RASCH

69 778 11

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

37 330 20

PENERAPAN METODE SIX SIGMA UNTUK PENINGKATAN KUALITAS PRODUK PAKAIAN JADI (Study Kasus di UD Hardi, Ternate)

24 208 2

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PENGARUH KEMAMPUAN AWAL MATEMATIKADAN MOTIFBERPRESTASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

8 74 14

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENERAPAN PUTUSAN REHABILITASI TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENGGUNA NARKOTIKA (STUDI KASUS PUTUSAN NO : 130/Pid.B/2011/PN.LW)

7 91 58

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

EVALUASI ATAS PENERAPAN APLIKASI e-REGISTRASION DALAM RANGKA PEMBUATAN NPWP DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA TANJUNG KARANG TAHUN 2012-2013

9 73 45

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62