Pelaksanaan Pembelajaran Model Two Stay Two Stray (TSTS)

A. Pelaksanaan Pembelajaran Model Two Stay Two Stray (TSTS)

Tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran model two stay two stray (TSTS) terdiri atas lima tahap utama yaitu persiapan, presentasi guru, kegiatan kelompok, presentasi kelompok, dan evaluasi. Pelaksanaan tahap persiapan dimulai dengan guru membagi siswa ke dalam kelompok secara heterogen berdasarkan jenis kelamin dan prestasi akademik. Setelah siswa dibentuk kelompok secara heterogen kemudian guru menjelaskan prosedur pembelajaran model two stay two stray (TSTS) agar siswa mengetahui dan mengenal setiap tahapan dalam pembelajaran model tersebut. Guru juga menjelaskan pentingnya kerja kelompok dalam pelaksanaan diskusi agar siswa belajar dengan baik.

Pelaksanaan tahapan persiapan pada siklus I keterlaksanaan pembelajaran sebesar 79 % sedangkan pada siklus II tahapan persiapan keterlaksanaannya meningkat sebesar 90 % dan pada siklus III keterlaksanaannya meningkat menjadi 100 %. Pelaksanaan tahapan persiapan pada siklus I keterlaksanaannya masih rendah, hal ini dikarenakan pada siklus I terjadi kelemahan dalam menyampaikan tahapan model pembelajaran two stay two stray (TSTS) sehingga siswa banyak yang kurang mengerti dalam tahapan tersebut dan hasilnya siswa banyak yang tidak serius dalam mengikuti pelajaran. Kejadian ini teramati pada saat siswa melakukan kegiatan bertamu dan menerima tamu, pada kegiatan ini siswa belum begitu mengerti dengan model two stay two stray (TSTS) sehingga siswa tidak

berdiskusi dengan baik melainkan banyak yang bercanda dan mengobrol dengan temannya. Kemudian pada saat pembagian kelompok siswa sangat ramai dan gaduh, hal ini dikarenakan siswa banyak yang lupa dengan nama teman dalam kelompoknya sehingga siswa saling bertanya kepada teman maupun guru yang menyebabkan kegaduhan. Kelemahan yang terjadi pada siklus I diperbaiki pada siklus II yaitu dengan cara membuat gambar tahapan pembelajaran two stay two stray (TSTS) di kertas Folio yang kemudian ditempelkan di mading belakang kelas, dan nama kelompok juga sebelum pelaksanaan pembelajaran sudah ditempelkan pada mading kelas dengan kertas karton. Pada pelaksanaan siklus III peningkatan cukup baik, karena pada siklus III siswanya hafal dengan tahapan pembelajaran model two stay two stray (TSTS) sehingga siswa mudah bekerjasama dan mudah untuk diatur dalam melaksanakan setiap tahapan dengan model two stay two stray (TSTS).

Tahapan selanjutnya yaitu tahapan presentasi guru, pada tahapan ini guru menjelaskan materi secara garis besarnya saja, guru menghubungkan pembelajaran sosiologi SMA Kelas X dengan contoh dalam kehidupan sehari- hari. Dalam tahapan presentasi guru pada siklus I keterlaksanaannya sebesar 75 %, sedangkan pada siklus II keterlaksanaannya sebesar 78% dan pada siklus III keterlaksanaannya sebesar 87 %. Pada tahapan presentasi guru keterlaksanannya pada siklus I rendah karena guru terlalu tergesa-gesa dalam menyampaikan materi karena waktu banyak yang habis untuk digunakan dalam pembagian kelompok siswa yang sempat ramai dan gaduh.

Tahapan selanjutnya yaitu kegiatan kelompok, pada tahapan ini diawali dengan pengecekan LKS dan permasalahannya pada setiap kelompok, kemudian membimbing siswa dalam melakukan diskusi kelompok dan mengarahkan siswa untuk aktif dalam melaksanakan diskusi kelompok, pada saat pelaksanaan diskusi kelompok selesai guru memerintahkan siswa untuk melakukan kegiatan bertamu atau menerima tamu yaitu dua siswa dalam kelompok untuk bertamu ke kelompok lain untuk mencari informasi dan berdiskusi dengan kelompok lain dan dua siswa yang lain bertugas untuk menerima tamu dari kelompok lain. Setelah pelaksanaan diskusi bertamu dan menerima tamu selesai guru memerintahkan siswa untuk kembali ke kelompok awalnya dan berdiskusi kembali dengan kelompok awal tersebut. Dalam tahapan kegiatan kelompok pada siklus I keterlaksanaannya sebesar 72 %, sedangkan pada siklus II keterlaksanaannya meningkat sebesar 86% dan pada siklus III keterlaksanaannya meningkat sebesar 93 %. Pelaksanaan tahapan kegiatan kelompok pada siklus I masih rendah, hal ini dikarenakan pada siklus I pada kegiatan bertamu maupun menerima tamu siswa masih belum paham dalam melaksanakan tahapan tersebut sehingga siswa banyak yang ngobrol dengan temannya dan tidak berdiskusi dengan baik, kemudian pada siklus I guru juga kurang mengingatkan kepada siswa untuk aktif berdiskusi sehingga siswa terlalu santai dalam berdiskusi, keaktifan dalam diskusi siswa juga masih rendah karena banyak siswa yang menggantungkan jawaban hanya kepada siswa yang pandai saja. Kelemahan tersebut pada siklus II diminimalisir sehingga siswa lebih serius dalam berdiskusi sehingga diskusi dapat berjalan dengan lancar. Pada siklus

II masih ada sedikit kelemahan yaitu tidak semua siswa mencatat temuan pada II masih ada sedikit kelemahan yaitu tidak semua siswa mencatat temuan pada

Tahapan selanjutnya yaitu tahapan presentasi kelompok, dimana pada tahapan ini siswa melakukan presentasi dari hasil diskusi yang telah dilakukan, pada tahap ini siswa juga melakukan tanya jawab, pada tahapan ini siswa melakukan tanya jawab untuk berdiskusi kelas membahas jawaban LKS dan permasalahannya tersebut. Pada tahapan presentasi kelompok keterlaksanaan siklus I sebesar 71 % sedangkan keterlaksanaan pada siklus II meningkat sebesar

79 % dan pada siklus III keterlaksanaan pembelajaran meningkat menjadi 96 %. Pada siklus I keterlaksanaan masih rendah karena pada saat presentasi siswa kurang aktif dalam tanya jawab dan berdiskusi kelas, kelemahan ini diperbaiki pada siklus II sehingga siswa sudah lebih aktif dari siklus I, sedangkan temuan pada kelemahan siklus II pada tahap ini banyak siswa tidak mencatat atau merangkum hasil diskusi kelas sehingga siswa hanya ingat materi yang dibahas pada saat diskusi, tetapi pada saat pertemuan selanjutnya siswa banyak yang lupa dengan materi diskusi tersebut. Oleh karena itu pada siklus III siswa seluruhnya diwajibkan untuk melaporkan hasil diskusinya hal ini juga berguna bagi guru untuk dapat mengukur sejauh mana penyerapan materi yang diterima oleh siswa dan konsep materi apa yang menjadi kelemahan sebagaian besar siswa akan lebih dijelaskan secara mendetail.

Tahapan akhir adalah evaluasi, dimana pada tahapan ini siswa mengerjakan tes untuk mengukur aspek kognitif dengan jumlah soal pilihan ganda

10 butir dan soal esai 5 butir. Secara keseluruhan tahapan pembelajaran model 10 butir dan soal esai 5 butir. Secara keseluruhan tahapan pembelajaran model

Dokumen yang terkait

ANALISIS KEMAMPUAN SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL PISA KONTEN SHAPE AND SPACE BERDASARKAN MODEL RASCH

69 778 11

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

37 330 20

PENERAPAN METODE SIX SIGMA UNTUK PENINGKATAN KUALITAS PRODUK PAKAIAN JADI (Study Kasus di UD Hardi, Ternate)

24 208 2

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PENGARUH KEMAMPUAN AWAL MATEMATIKADAN MOTIFBERPRESTASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

8 74 14

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENERAPAN PUTUSAN REHABILITASI TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENGGUNA NARKOTIKA (STUDI KASUS PUTUSAN NO : 130/Pid.B/2011/PN.LW)

7 91 58

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

EVALUASI ATAS PENERAPAN APLIKASI e-REGISTRASION DALAM RANGKA PEMBUATAN NPWP DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA TANJUNG KARANG TAHUN 2012-2013

9 73 45

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62