Dampak terhadap Penerapan Hukum Syariat Islam
E. Dampak terhadap Penerapan Hukum Syariat Islam
samping itu, Said Abubakar sering disebut berada di Penang atau Singapura untuk mengum-pulkan bantuan keuangan atau bahkan
Sejak revolusi kemerdekaan sampai dengan dicabutnya otonomi, mengadakan hubung-an dengan pemberontak-pemberontak komunis
Pemerintah Daerah Aceh yang didominasi elit agama telah berusaha di Malaysia. 60 Paling aktif dalam mendapatkan dukungan luar negeri
sejauh untuk mengubah wajah masyarakat Aceh agar lebih Islami untuk Negara Islam Indonesia, dan kemudian untuk Republik Indo-
melalui berbagai produk aturan yang dikeluarkan. Pada tahun1950 nesia Serikat kiranya adalah Hasan Muhammad Tiro, abang kandung
Gubernur Tgk. Daud Beureu`eh, DPRD dan DPD Aceh disibukkan oleh Menteri Kehakiman DI, Zainal Abidin Tiro. 61 tugas bagaimana merumuskan peraturan yang lebih ampuh untuk
melarang permainan seudati dan hukuman yang lebih berat bagi Hasan Muhammad Tiro, yang dilukiskan seorang war-tawan pemain judi. 40 Dengan dihapusnya otonomi, peraturan-peraturan Amerika sebagai "inteligen, berpendidikan baik, dan diberkahi dengan daerah tersebut sangat sulit untuk diimplementasikan. Dengan kombinasi yang jarang terdapat: pesona dan keteguhan hati", lahir di
berpedoman pada ketentuan formal, polisi yang bertanggung jawab Desa Tiro, dekat Lammeulo di Pidie. Dalam zaman Belanda dia adalah terhadap perizinan sering memberi izin untuk penyelenggaraan salah seorang murid Daud Beureu`eh di Madrasah Blang Paseh di Sigli, keramaian rakyat baik berupa pertunjukan seudati maupun pasar sedangkan dalam masa pendudukan Jepang dia belajar di Perguruan malam. Keramaian tersebut sering diisi oleh pertunjukan ronggeng Normal Islam Institute; tempat ia menjadi “anak emas” Said Abubakar. atau joged dan permainan ketangkasan atau judi. Oleh karenanya Sesudah proklamasi kemerdekaan ia berangkat ke Yogyakarta untuk kegiatan-kegiatan keramaian tersebut sering mendapat reaksi dari elit belajar di Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia. Dia kembali ke ulama, malahan ada yang menyuruh santrinya untuk melempar arena Aceh sebentar untuk bekerja pada Pemerintah Darurat Sjafruddin keramaian seperti yang terjadi di Geudong tahun 1952. Prawiranegara. Kembali ke Yogyakarta, dia menjadi salah seorang dari
dua mahasiswa Universitas Islam Indonesia yang pada tahun 1950 Pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan yang bukan menerima beasiswa untuk melanjutkan pelajarannya di Universitas
muhrimnya yang terutama terjadi di kota-kota di Aceh menjadi Columbia. Di Ame-rika Serikat Hasan Mohammad Tiro bekerja pada
kecemasan tersendiri bagi ulama sebagaimana disuarakan surat kabar Dinas Penerangan Delegasi Indonesia di Perserikatan Bangsa-Bang-sa
tegas pimpinan A. Gani Mutiara. Konon lagi pergaulan melampaui sebentar. 63 batas yang dilakukan oleh pejabat. Sewaktu “affair wanita” yang
dilakukan oleh Residen R.M. Danubroto terbongkar pada tahun 1953, peristiwa ini segera menjadi topik pembicaraan penduduk. Akibatnya
60 Di samping Singapura, Penang, dan New York, Tokyo disebut sebagai salah satu
Pemerintah Pusat terpaksa memindahkannya 3 bulan kemudian ke luar
tempat para simpatisan Negara Islam Aceh berusaha mengumpulkan sokongan keuangan dan moril. Di samping itu di Singapura gerakan ini diwakili "pejabat hubungan masyarakat Irlandia yang giat" (Mossman 1961:44).
39 M. Isa Sulaiman, ibid., hlm. 245.
61 Gelanggang, op.cit., hlm. 127-128.
Komunitas Cina yang mendiami kota-kota di Aceh sangat menyenangi permainan Gelanggang, Ibid., hlm. 124.
judi (wewe, dadu kocok dan loterij), sementara orang Aceh amat menggemari permainan 63 Ibid., hlm. 54.
seudati. Lihat Insider, op. cit. hlm. 100-101. Lihat juga M. Isa Sulaiman, op. cit. hlm. 246.
daerah, dan digantikan oleh Sulaiman Daud. Kabinet baru ini menyusun program sembilan pasal yang di da- Persoalan disharmoni hukum juga terjadi pula pada produk-
lamnya mengadakan reorganisasi dan memperbaiki Pemerintahan produk keputusan Mahkamah Syariah. Proses hukm yng dihasilkan
Sipil, Tentara dan Angkatan Kepolisian, dan untuk memperbaiki Mahkamah Syariah belum memperoleh kekuatan hkum bila belum
keadaan sosial pegawai sipil dan militernya, maupun rakyat pada mendapatkan pengesahan dari pengadilan negeri. Hal ini
umumnya. Langkahlangkah ke arah ini telah diambil dengan menimbulkan konsekuensi tertentu dalam pelaksanaan eksekusi
pembentukan Akademi Militer di Aceh Timur dan pembangunan manakala pihak yang kalah, terutama dalam perkara harta, 58 rumah-rumah sa-kit. Kabinet baru selanjutnya berjaniji dalam
berkeberatan. Untuk itu cukup logis bila ketua Mahkamah Syariah programnya untuk meluaskan peradilan, yang secara tegas dinyatakan Kutaraja Twk. Aziz pada tahun 1953 menghimbau pemerintah untuk
dalam Piagam Batee Kureng merupakan kekuatan terpisah. Tetapi, memberikan hak yang sama antara pengadilan negeri dengan
sebagaimana halnya dengan Pemerintahan Sipil, ia mengemukakan Mahkamah Syariah dalam memutuskan perkara. 41 syarat nyata dalam program itu bahwa harus disadari kenyataan,
negara masih dalam perang (gerilya) harus diperhitungkan dalam
pelaksanaannya. 59