Keduanya mantan Zelbestuurder.
71 Keduanya mantan Zelbestuurder.
24 S.M. Amin, Peristiwa Teungku Daud Beureu`eh, (Medan: 1953), Laporan, hlm. 4.
72 M. Isa Sulaiman, op. cit. hlm. 269-270.
25 Gelanggang, Op. cit., hlm. 66.
73 Hasan Saleh, op. cit., hlm. 147-148.
sebuah Konferensi di gedung SMI Sigli tanggal 2 April 1952, yang di- walaupun pada satu saat keadaan menjadi begitu gawat hingga hadiri juga oleh Tgk. M. Daud Beureu`eh, T.A. Hasan, dan A. Gani
dipertimbangkan untuk mengungsikan penduduk. Sebuah kota lain di Usman. Selanjutnya, para pemimpin Pusa memutuskan akan perlunya
Aceh Utara, Bireuen, mereka duduki sebentar. Demikian pula kepanduan dengan nama Pandu Islam yang berfungsi sebagai sayap
Seulimeum di Aceh Besar, yang direbut pada 21 September. Ketika perjuangan bersenjata tanggal 2 Maret 1952. Oleh karena Kepanduan
tentara DI menyerangnya, garnisun Polisi Republik tidak memberikan ini mendapat sambutan antusias dari masyarakat, maka dibuka
perlawanan. Dalam pantauan SM Kartosoewirjo, “beberapa markas cabang-cabangnya di kabupaten-kabupaten. Menjelang
polisi RIK dan markas TRIK diserang, disapu bersih dan dirampas pemberontakan diperkirakan Pandu Islam telah memiliki sekitar 4.000
sendjatanja, sepandjang pantai Timur hingga bagian Barat dan Utara. anggota. Mereka menurut T. A. Hasan mendapat latihan tentara
Beratus2 putjuk sendjata musuh djatuh ditangan A.P.N.I.I. Alhamdu mengenai cara menyerbu dan cara bertahan siang dan malam, oleh
lillah! Muddah2an selandjutnja”, demikian harapannya. 22 mantan tentara. Komi-sariat keresidenan berada di bawah M. Ali
Di Pidie, tentara Darul Islam gagal merebut Sigli. Mereka lebih Piyeung (mantan Letnan CPM), A. Gani Mutiara (mantan Kapten TRI),
berhasil di Tangse, Geumpang, dan Meureudu, tetapi kota yang dan A. Gani Usman (Kepala SMI). 74 terakhir ini sempat banyak menyulitkan mereka. Di samping itu, baru
Sambil menempa Pandu Islam para pemimpin PUSA mencurahkan direbut sesudah serangan dilakukan oleh "pasukan kawakan Darul perhatian mereka kepada Pemberontakan DI/TII Kartosoewirjo yang
Islam Aceh" dan sesudah pembela-pembelanya kehabisan peluru. meletus di Jawa Barat 7 Agustus 1947. Kontak dengan Kartosoewirjo
Pasukan yang menduduki Meureudu terdiri dari satuan prajurit terbukti dengan kedatangan seorang kurir Darul Islam Mustafa alias A.
Angkatan Darat yang berasal dari Aceh, dipimpin Hasan Saleh, yang Fatah ke Aceh bertepatan saat Konferensi PUSA dan Pemuda PUSA di
ketika pemberontakan meletus melakukan desersi dan bergerak dari Langsa tanggal 25-29 April 1953. Konferensi yang dihadiri tokoh-tokoh
Sidikalang di Tapanuli, tempat mereka bertugas kembali ke Aceh Utara. PUSA yang sangat berpengaruh, antara lain oleh Tgk. M. Daud
Hasan Saleh sendiri sudah diberi cuti panjang sebelum meletus Beureu`eh, Tgk. Amir Hoesin Al-Mudjahid, T.M. Amin, dan A. Gani
pemberontakan.
Usman, juga dihadiri oleh 300 utusan dan sekitar 3.000 hadirin. Di Di Aceh Tengah pasukan Darul Islam menduduki Takengon. samping kritikan, agitasi dan provokasi terhadap Pemerintah,
Seperti juga di Meureudu, mereka baru dapat memasuki kota sesudah konferensi tersebut juga membicarakan pembentukan Biro Perjuangan
pasukan Republik kehabisan amunisi. Kota lain yang jatuh adalah Aceh (BPA) dan korespondensi dengan Imam Kartosoewirjo. BPA yang
Tapak Tuan di Aceh Selatan. 23 Pemerintah Provinsi Sumatera Utara di dipimpin oleh Husin Yusuf dan dibantu oleh Tgk. M. Daud Beureu`eh,
Medan berkabung dengan berpindahnya sebagain besar kota-kota Tgk. Amir Hoesin Al-Mudjahid, dan Ali Hasjmy, merupakan organisasi
penting Keresidenan Aceh “ke tangan para pemberontak”. yang memayungi rekan seperjuangan mereka yang telah berjuang
Tidak banyak yang dicapai pasukan DI dengan menduduki kota- pada masa Revolusi Kemerdekaan. Berkenaan korespondensi dengan
kota ini. Mungkin pemimpin-pemimpin mereka mengharapkan, Imam Kartosoewirjo mereka menunjuk Ilyas Leube mendampingi
Mustafa membawa surat Tgk. M. Daud Beureu`eh. 75