Tulisan Fachry Ali, meskipun diakuinya sendiri sebagai sebuah responsi teoritikal,
16 Tulisan Fachry Ali, meskipun diakuinya sendiri sebagai sebuah responsi teoritikal,
44 Lihat juga C. van Dijk, Darul Islam, Sebuah Pemberontakan. Hlm. 229. namun sudah menjadi sebuah teori yang bisa menjelaskan mengapa Darul Islam muncul di
Aceh. Kekurangan yang menyolok dalam tulisannya sangat mungkin terletak pada Hasan Muhammad Tiro, Neo-Colonialism in Indonesia (How a New Colonialism has
ketiadaan data. Karena itu, asumsi dan interpretasinya harus dibuktikan melalui buku ini. been established under the cover of the cry of “anti-colonialism”, Naskah Pidato pada Sidang
Meskipun Fachry Ali lebih cenderung menyebutnya sebagai hipotesa-hipotesa tentatif Umum XVI PBB Oleh Wakil Republik Federasi Indonesia di PBB, (New York: 1961), hlm. 1..
untuk namun sangat berguna untuk studi tentang perubahan, atau juga kelanjutan 46 Hasan Muhammad Tiro, The Political Future of the Indonesian Archipelago, (Medan:
dinamika dan pergolakan politik masyarakat Aceh masa DI atau GAM sekarang ini. Fachry Sumatera Berdaulat, 1965), hlm. 1.
Ali, Ibid.
RPI terdiri dari sepuluh negara, semuanya kecuali dua negara yang Organisasi Persatuan Ulama Seluruh Aceh (PUSA) yang didirikan
B. Persatuan Ulama Seluruh Aceh
berada di Sumatera dan Sulawesi. Aceh, sebagai Republik Islam Aceh pada 5 Mei 1938 adalah satu-satunya sarana dakwah, kaderisasi dan
(RIA), adalah salah satu dari enam negara Sumatera, dan Sulawesi Sela- tan satu dari dua negara di pulau itu. alat perjuangan politik kaum ulama modernis melawan segala bentuk 42 Selain dari delapan negara ini,
unsur-unsur baru dan aneh yang datang masuk dan berpengaruh di barangkali sebagai tindakan mengambil hati terhadap RMS, terdapat Aceh. Salah seorang pendirinya adalah Teungku Mohammad Daud
Negara Maluku dan Negara Maluku Selatan. Secara menyolok tidak ter- Beureu`eh, seorang pemimpin Islam terkemuka, yang lahir sekitar
dapat negara-negara di Jawa, seperti Negara Jawa Barat, bumi kela-
hiran gerakan Darul Islam, dan di Kalimantan Selatan, tempat Ibnu Hadjar beroperasi. bersamanya ialah Teuku Haji Chik Djohan Alamsjah, Teuku Mohammad 43
tahun 1899 di Beureu`eh, di Distrik Keumangan 17 , Pidie. Para pendiri
Amin dan Tengku Ismail Jacub. Daud Beureu`eh terpilih sebagai ketua Kedua pihak memasuki federasi baru ini dengan rasa enggan. umum persatuan ini. Kelompok PUSA inilah yang telah memainkan
Perundingan-perundingan sebelumnya antara pemimpin-pemimpin
Darul Islam dan PRRI/Permesta hampir tak ada hasilnya. Sekalipun bahan politik di Aceh. Orang-orang Aceh pun memiliki
peran sebagai pemasok tenaga luar (outside-power broker) 18 bagi peru-
telah dijanjikan kerjasama dan dukungan militer, hal ini tidak pernah Weltanschauung 19 sendiri dalam melihat persoalan ini dengan
terlaksana. Dalam kedua pihak juga terdapat orang yang ungkapan folk wisdom yang sederhana: “Yang Peutamong Beulanda
terangterangan menolak setiap bentuk kerja sama resmi. Di Sulawesi Panglima Tibang, yang peutamong Jeupang Pemuda PUSA ” (artinya:
Selatan cumbu rayu Kahar Muzakkar dengan Permesta sebagian “Yang memasukkan Belanda adalah Panglima Tibang, yang membawa
menjadi sebab menyerahnya Bahar Mattaliu, sementara di Aceh
hubungan yang demikian merupakan salah satu faktor yang simbol representasi kalangan uleebalang, sementara Pemuda PUSA
masuk Jepang adalah Pemuda PUSA”). 20 Panglima Tibang adalah
mendorong terbentuknya Dewan Revolusi. Pembelotan-pembelotan adalah simbol dari kalangan ulama. Sehingga tidaklah terlalu keliru bila
sekaligus memaksa kaum pemberontak Darul Islam yang tersisa untuk rakyat biasa menganggap kedua kalangan ini telah memasukkan
bekerja sama lebih erat dengan PRRI/Permesta.
“kekuatan-kekuatan jahat” (evil powers) ke tanah Aceh. Kaum pemberontak PRRI di Sumatera pada akhir 1959 terbagi Lambat laun PUSA berkembang menjadi wahana utama para
dalam tiga kelompok yang berbeda, yang menganjurkan jalan yang ulama Islam Aceh, yang menamakan dirinya Tengku, dalam perjuangan