3.7 Metode Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini adalah dengan mengunakan analisis univariat yang bertujuan untuk melihat gambaran karakteristik setiap variabel
independen dan dependen dalam bentuk analisa data satu variabel. Dan juga menggunakan analisi bivariat untuk menganalisa variabel-variabel independent yang
di duga mempunyai hubungan dengan variabel dependen. Analisis yang di gunakan adalah dengan menggunakan uji chi square dan apabila ada variabel yang tidak dapat
di uji dengan chi square akan menggunakan uji alternatif yaitu uji exact fisher.
Universitas Sumatera Utara
87
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Puskesmas Medan Deli 4.1.1 Data Geografis
Puskesmas Medan Deli merupakan puskesmas yang telah berdiri lama yaitu dibangun pada tahun 1975. Puskesmas ini terletak di jalan Yos Sudarso Km.11
Lingkungan III Kelurahan Kota Bangun, Kecamatan Medan Deli. Dengan luas wilayah 1900 Ha, adapun yang menjadi batas wilayah Puskesmas Medan Deli adalah
sebagai berikut : Sebelah Utara : Medan Labuhan
Sebelah Timur : Percut Sei Tuan Sebelah Barat
: Labuhan Deli Sebelah Selatan : Medan Timur dan Medan Barat
4.1.2 Data Demografi
Wilayah kerja Puskesmas Medan Deli terdiri dari 5 kelurahan yaitu : Kelurahan Kota Bangun, Kelurahan Mabar, Kelurahan Mabar Hilir, Kelurahan
Tanjung Mulia, Kelurahan Tanjung Mulia Hilir. Jumlah lingkungan adalah sebesar 89 ligkungan dengan jumlah penduduk adalah 139.728 jiwa
Dalam Melaksanakan tugasnya, Puskesmas Medan Deli dibantu oleh 4 buah puskesmas pembantu yaitu Puskesmas Pembantu Mabar yang terletak di kelurahan
Mabar, Puskesmas Pembantu Mabar Hilir yang terletak di Kelurahan Mabar Hilir,
Universitas Sumatera Utara
Puskesmas Pembantu Sidomuliyo yang terletak di kelurahan Tanjung Mulia, dan Puskesmas Pembantu Tanjung Mulia Hilir yang terletak di kelurahan Tanjung Mulia
Hilir.
4.1.3 Sumber Daya Manusia
Secara umum jumlah tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas Medan Deli adalah 49 orang. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1 Distribusi Tenaga Kesehatan di Puskesmas Medan Deli Tahun 2013 No
Jenis Tenaga Jumlah orang
1 Dokter Umum
5 2
Dokter Gigi
3 3
Sarjana Kesehatan Masyarakat 1
4 Bidan
13 5
Perawat 14
6 Perawat Gigi
3 7
SPA Gigi 1
8 Asisten Apoteker
5 9
Analisis Kesehatan
2 10
Sarjana Non Kesehatan 2
Total 49
Sumber : Profil Puskesmas Medan Deli Tahun 2013 4.2
Gambaran Umum Puskesmas Bromo 4.2.1 Data Geografis
Puskesmas Bromo dibangun pada tahun 1996 dan berdiri sebagai puskesmas rawat inap sejak tahun 2000. Puskesmas ini terletak di jalan Rotary No.5 Kelurahan
Binjai, Kecamatan Medan Denai. Dengan luas wilayah 87 Ha, adapun yang menjadi batas wilayah Puskesmas Bromo adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Sebelah Utara : Kelurahan Menteng Sebelah Timur : Percut Sei Tuan
Sebelah Barat : Kelurahan Tegal Sari Mandala I
Sebelah Selatan : Kelurahan Tegal Sari Mandala III
4.2.2 Data Demografi
Wilayah kerja Puskesmas Bromo terdiri dari 1 kelurahan yaitu Kelurahan Tegal Sari Mandala II. Jumlah lingkungan adalah sebesar 15 ligkungan dengan
jumlah Kepala Keluarga sebesar 6089.
4.2.3 Sumber Daya Manusia
Secara umum jumlah tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas Bromo adalah 38 orang. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2 Distribusi Tenaga Kesehatan di Puskesmas Bromo Tahun 2013 No
Jenis Tenaga Jumlah orang
1 Dokter Umum
4 2
Dokter Gigi 2
3 Petugas Gizi
2 4
Bidan 6
5 Perawat
15 6
Perawat Gigi 3
7 Petugas SPPH
1 8
Asisten Apoteker
1 9
Analisis lab
1 10
Sanitarian 1
11 Sarjana Non Kesehatan
2 Total
38
Sumber : Profil Puskesmas Bromo Tahun 2013
Universitas Sumatera Utara
4.3 Gambaran Umum Puskesmas Kedai Durian 4.3.1 Data Geografis
Puskesmas Kedai Durian terletak di jalan Sari Kelurahan Kedai Durian, Kecamatan Medan Johor. Dengan luas wilayah 430 Ha, adapun yang menjadi batas
wilayah Puskesmas Kedai Durian adalah sebagai berikut : Sebelah Utara : Kecamatan Medan Maimun
Sebelah Timur : Kelurahan Medan Amplas Sebelah Barat
: Kecamatan Pangkalan Mansyur Sebelah Selatan : Kecamatan di Kabupaten Deli Serdang
4.3.2 Data Demografi
Wilayah kerja Puskesmas Kedai Durian terdiri dari 3 kelurahan yaitu : Kelurahan Suka Maju, Kelurahan Titi Kuning, Kelurahan Kedai Durian. Jumlah
lingkungan adalah sebesar 33 ligkungan dengan jumlah penduduk sebesar 43.597 jiwa dan jumlah kepala keluarga sebesar 8.801.
Dalam Melaksanakan tugasnya, Puskesmas Kedai Durian dibantu oleh 1 buah puskesmas pembantu yaitu Puskesmas Pembantu Suka Maju yang terletak di
Kelurahan Suka Maju.
4.3.3 Sumber Daya Manusia
Secara umum jumlah tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas Kedai Durian adalah 33 orang. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 Distribusi Tenaga Kesehatan di Puskesmas Kedai Durian Tahun 2013 No
Jenis Tenaga Jumlah orang
1 Dokter Umum
4 2
Dokter Gigi 2
3 Kesehatan Masyarakat
4 4
Bidan
7 5
Perawat Akper + Sarjana Keperawatan
7 6
Perawat Gigi 1
7 Asisten Apoteker
2 8
Analisis 2
9 Pelaksana Gizi
2 10
Sarjana Non Kesehatan
2 Total
33
Sumber : Profil Puskesmas Kedai Durian Tahun 2012
4.4 Faktor individual
Responden dalam penelitian ini adalah pasien yang melakukan kunjungan ke 3 puskesmas rawat inap Puskesmas Medan Deli, Puskesmas Bromo dan
Puskesmas Kedai Durian untuk memanfaatkan pelayanan yang ada. Faktor individual dalam penelitian ini meliputi umur responden, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, pendapatan, pekerjaan, pengetahuan, kebutuhan.
4.4.1 Deskripsi Responden Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin
Data yang diperoleh dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 100 responden umur yang terbanyak berada di kelompok dewasa awal 40 Tahun yaitu
sebesar 60 responden 60,0 dengan perbandingan Puskesmas Medan Deli sebesar 43 responden 66,2, Puskesmas Bromo sebesar 6 responden 46,2, dan
Puskesmas Kedai Durian sebesar 11 responden 50,0. Sebesar 85 reseponden
Universitas Sumatera Utara
85,0 dari responden berjenis kelamin perempuan dengan perbandingan Puskesmas Medan Deli sebesar 58 responden 89,2, Puskesmas Bromo sebesar 10 responden
76.90, dan Puskesmas Kedai Durian sebesar 17 responden 77,3. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Individual Variabel Umur dan Jenis Kelamin
No Individual
Frekuensi Total
Puskesmas Medan Deli
Puskesmas Bromo
Puskesmas Kedai
Durian
N N
N N
1 Umur Tahun
Dewasa Awal 40 43
66,2 6
46,2 11
50,0 60
60,0 Dewasa Madya
40-60 14
21,5 7
53,8 9
40,9 30
30,0 Dewasa Akhir 60
8 12,3
0,0 2
9,1 10
10,0
Total 65
100,0 13
100,0 22
100,0 100 100,0
2 Jenis Kelamin
Perempuan 58
89,2 10
76,9 17
77,3 85
85,0 Laki - laki
7 10,8
3 23,1
5 22,7
15 15,0
Total 65
100,0 13
100,0 22
100,0 100 100,0
4.4.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Data yang diperoleh dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 100 responden tingkat pendidikan terakhir yang didapat responden yang terbanyak adalah
sampai jenjang SMA yaitu sebesar 53 responden 53,0 dan yang terendah adalah sampai dengan jenjang perguruan tinggi DIDIIIS1S2 yaitu sebesar 9,0 dengan
perbandingan responden dari Puskesmas Medan Deli sebesar 5 responden 7,7, Puskesmas Bromo sebesar 2 responden 15,4 dan Puskesmas Kedai Durian sebesar
2 responden 9,1 responden. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5 Distribusi Responden Beddasarkan Tingkat Pendidikan No
Individual Frekuensi
Total
Puskesmas Medan Deli
Puskesmas Bromo
Puskesmas Kedai
Durian
N N
N N
1 Tingkat Pendidikan
SD 12
18,5 7
53,8 3
13,6 22
22,0 SMP
9 13,8
1 7,7
6 27,3
16 16,0
SMA 39
60,0 3
23,1 11
50,0 53
53,0 DIDIIIS1
5 7,7
2 15,4
2 9,1
9 9,0
Total 65
100,0 13
100,0 22
100,0 100 100,0
Setelah dilakukan pengolahan data maka tingkat pendidikan responden dikategorikan menjadi 2 yaitu tinggi dan rendah dan responden yang terbanyak
adalah responden yang berada di kategori tinggi SMA, DIDIIIS1 sederajat dengan jumlah sebesar 62 responden 62,0 dimana Puskesmas Medan Deli sebesar 44
responden 67,7 responden, Puskesmas Kedai Durian sebesar 13 responden 59,1 dan Puskesmas Bromo sebesar 5 responden 38,5. Secara rinci dapat
dilihat pada Tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6 Distribusi Kategori Berdasarkan Tingkat Pendidikan No
Individual Frekuensi
Total
Puskesmas Medan
Deli Puskesmas
Bromo Puskesmas
Kedai Durian
N N
N N
1 Tingkat Pendidikan
Rendah 21
32,2 8
61,5 9
40,9 38
38,0 Tinggi
44 67,7
5 38,5
13 59,1
62 62,0
Total 65
100,0 13
100,0 22
100,0 100 100,0
Universitas Sumatera Utara
4.4.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendapatan Keluarga
Pendapatan keluarga dari responden terbanyak dari 100 responden didapat kurang dari Upah Minimum Regional 2013 Sumatera Utara sebesar 64 responden
64,0 dengan perbadingan Puskesmas Medan Deli sebesar 41 responden 63,1, Puskesmas Bromo sebesar 10 responden 76,9 dan Kedai Durian sebesar 13
responden 59,1 . Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Individual Variabel Pendapatan
No Pendapatan
Frekuensi Total
Puskesmas Medan
Deli Puskesmas
Bromo Puskesmas
Kedai Durian
N N
N N
1 Pendapatan Keluarga
UMR 41
63,1 10
76,9 13
59,1 64
64,0 ≥UMR
24 36,9
3 23,1
9 40,9
36 36,0
Total 65
100,0 13
100,0 22
100,0 100 100,0
4.4.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan responden terbanyak adalah sebagai pegawai swasta atau wiraswasta sebesar 62 responden 62,0 dengan perbandingan Puskesmas Medan
Deli sebesar 33 responden 50,8, Puskesmas Bromo sebesar 12 responden 92,3, dan Puskesmas Kedai Durian sebesar 17 responden 77,3. Secara rinci
dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Individual Variabel
Pekerjaan No
Pekerjaan Frekuensi
Total
Puskesmas Medan
Deli Puskesmas
Bromo Puskesmas
Kedai Durian
N N
N N
1 Pekerjaan
Wiraswasta 33
50,8 12
92,3 17
77,3 62
62,0 Buruh
23 35,4
4 18,2
27 27,0
PNS 4
6,2 1
7,7 1
4,5 6
6,0 Tidak bekerja
5 7,7
5 5,0
Total 65
100,0 13
13,0 22
100,0 100 100,0
Setelah dilakukan pengolahan data maka pekerjaan responden dikategorikan
menjadi 2 yaitu, bekerja dan tidak bekerja. Dengan jumlah responden terbanyak berada di kategori bekerja yaitu sebesar 95,0 dan tidak bekerja sebesar 5,0.
Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut:
Tabel 4.9 Distribusi Kategori Berdasarkan Pekerjaan
No Pekerjaan
Frekuensi Total
Puskesmas Medan
Deli Puskesmas
Bromo Puskesmas
Kedai Durian
N N
N N
1 Pendapatan Keluarga
Bekerja 60
92,3 13
100,0 22
100,0 95
95,0 Tidak bekerja
5 7,7
5 5,0
Total 65
100,0 13
100,0 22
100,0 100 100,0
4.4.5 Deskripsi Responden Berdasarkan Pengetahuan
Pengetahuan responden mengenai pelayanan rawat inap yang tersedia di puskesmas diuraikan melalui 5 buah pertanyaan. Berikut dalam Tabel 4.10
Universitas Sumatera Utara
merupakan hasil uraian penelitian dalam bentuk tabulasi pengetahuan responden mengenai pelayanan puskesmas rawat inap.
Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Individual Variabel Pengetahuan
No Pengetahuan
Frekuensi Total
Puskesmas Medan Deli
Puskesmas Bromo
Puskesmas Kedai
Durian
N N
N N
1 Memiliki program
rawat inap Mengetahui
44 67,7
11 84,6
16 72,7
71 71,0
Tidak mengetahui 21
32,3 2
15,4 6
27,3 29
29,0
Total 65
100,0 13
100,0 22
100,0 100 100,0
2 Ada petugas
kesehatan yang berjaga 24 jam
Mengetahui 43
66,2 8
61,5 11
50,0 62
62,0 Tidak mengetahui
22 33,8
5 38,5
11 50,0
38 38,0
Total 65
100,0 13
100,0 22
10,0 100 100,0
3 Rawat inap
menerima persalinan
Mengetahui 51
78,5 9
69,2 16
72,7 76
76,0 Tidak mengetahui
14 21,5
4 30,8
6 27,3
24 24,0
Total 65
100,0 13
100,0 22
100,0 100 100,0
4 Fasilitas rawat inap
untuk persalinan Mengetahui
23 35,4
3 23,1
4 18,2
30 30,0
Tidak mengetahui 42
64,6 10
76,9 18
81,8 70
70,0
Total 65
100,0 13
100,0 22
100,0 100 100,0
5 Mampu menangani
kegawat-darutan lain
Mengetahui 37
56,9 8
61,5 13
59,1 58
58,0 Tidak mengetahui
28 43,1
5 38,5
9 40,9
42 42,0
Total 65
100,0 13
100,0 22
100,0 100 100,0
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang terbanyak adalah responden yang mengetahui, bahwa puskesmas yang responden kunjungi tidak hanya
memiliki program rawat jalan yaitu sebesar 71 responden 71,0 dengan perbandingan Puskesmas Medan Deli sebesar 44 responden 67,7, Puskesmas
Bromo sebesar 11 responden 84,6, dan Puskesmas Kedai Durian sebesar 16 responden 72,70.
Responden yang mengetahui, bahwa di puskesmas rawat inap yang responden kunjung ada petugas kesehatan yang berjaga selama 24 jam yaitu sebesar
62 responden 62,0 dengan perbandingan Puskesmas Medan Deli sebesar 43 responden 66,2, Puskesmas Bromo sebesar 8 responden 61,5, dan Puskesmas
Kedai Durian sebesar 11 responden 50,0 . Pengetahuan responden tentang apakah fasilitas rawat inap yang ada di
puskesmas yang responden kunjungi melayani proses persalinan yang terbanyak yang mengetahui, yaitu sebesar 76 responden 76,0 dengan perbandingan Puskesmas
Medan Deli sebesar 51 responden 78,5, Puskesmas Bromo sebesar 9 responden 69,2, dan Puskesmas Kedai Durian sebesar 16 responden 72,7.
Untuk pengetahuan fasilitas yang diterima saat memanfaatkan fasilitas rawat inap di puskesmas untuk proses persalinan dari hasil penelitian yang terbanyak adalah
responden yang tidak mengetahui, yaitu sebesar 70 responden 70,0 dengan perbandingan Puskesmas Medan Deli sebesar 42 responden 64,6, Puskesmas
Universitas Sumatera Utara
Bromo sebesar 10 responden 76,9, dan Puskesmas Kedai Durian sebesar 18 responden 81,8.
Pengetahuan responden tentang apakah puskesmas rawat inap juga mampu menangani masalah kegawat-daruratan lainnya seperti kecelakaan, diare dan
sebagainya dari hasil penelitian menunjukkan bahwa yang terbanyak adalah responden yang mengetahui, yaitu sebesar 58 responden 58,0 dengan
perbandingan Puskesmas Medan Deli sebesar 37 responden 56,9, Puskesmas Bromo sebesar 8 responden 61,5, dan Puskesmas Kedai Durian sebesar 13
responden 59,1. Berdasarkan hasil distribusi variabel pengetahuan, setelah dilakukan
pengolahan data maka pengetahuan responden tentang puskesmas rawat inap secara umum yang dikategorikan baik sebesar 55,0 dan yang dikategorikan tidak baik
sebesar 45,0. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut:
Tabel 4.11 Distribusi Kategori Pengetahuan No
Pengetahuan Frekuensi
Total
Puskesmas Medan Deli
Puskesmas Bromo
Puskesmas Kedai Durian
N N
N N
1 2
Tidak Baik 28
43,1 6
46,2 11
50.0 45
45,0 Baik
37 56,9
7 53,8
11 50,0
55 55,0
Total 65
100,0 13
100,0 22
100,0 100 100,0
4.4.6 Deskripsi Responden Berdasarkan
Kebutuhan
Kebutuhan responden akan fasilitas pelayanan rawat inap di puskesmas dinilai melalui 6 pertanyaan yang meliputi kebutuhan akan puskesmas rawat inap
Universitas Sumatera Utara
baik untuk proses persalinan maupun keadaan lainnya, fasilitas yang ada di puskesmas, petugas puskesmas yang berjaga 24 jam, maupun kesesuaian fasilitas
yang ada di puskesmas rawat inap dengan kebutuhan responden. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut:
Tabel 4.12 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Individual Variabel Kebutuhan
No Kebutuhan
Frekuensi Total
Puskesmas Medan Deli
Puskesmas Bromo
Puskesmas Kedai
Durian
N N
N N
1 Perlu ada rawat Inap
di puskesmas ya perlu
56 86,2
13 100,0
16 72,7
85 85,0
tidak perlu 9
13,8 6
27,3 15
15,0
Total 65
100,0 13
100,0 22
100,0 100
100,0
2 Perlu pelayanan di
puskesmas RI saat persalinan
ya perlu 36
55,4 7
53,8 6
27,3 49
49,0 tidak perlu
29 44,6
6 46,2
16 72,7
51 51,0
Total 65
100,0 13
100,0 22
100,0 100
100,0
3 Fasilitas persalinan
sudah cukup ya perlu
42 64,6
10 76,9
6 27,3
58 58,0
tidak perlu 23
35,4 3
23,1 16
72,7 42
42,0
Total 65
100,0 13
100,0 22
100,0 100
100,0
4 Perlu petugas yang
berjaga 24 jam ya perlu
56 86,2
13 100,0
21 95,5
90 90,0
tidak perlu 9
13,8 1
4,5 10
10,0
Total 65
100,0 13
100,0 22
100,0 100
100,0
5 Memerlukan
pelayanan rawat inap di puskesmas
ya perlu 41
63,1 11
84,6 9
40,9 61
61,0 tidak perlu
24 36,9
2 15,4
13 59,1
39 39,0
Total 65
100,0 13
100,0 22
100,0 100
100,0
6 Fasilitas sudah
Universitas Sumatera Utara
sesuai dengan kebutuhan
ya 43
66,2 11
84,6 10
45,5 64
64,0 tidak
22 33,8
2 15,4
12 54,5
36 36,0
Total 65
100,0 13
100,0 22
100,0 100
100,0
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 100 responden yang terbanyak adalah menjawab membutuhkan puskesmas rawat inap yaitu sebesar 85 responden 85,0
dengan perbandingan Puskesmas Medan Deli sebesar 56 responden 86,2, Puskesmas Bromo sebesar 13 responden 100,0, dan Puskesmas Kedai Durian
sebesar 16 responden 72,7. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang terbanyak adalah
menjawab tidak membutuhkan rawat inap di puskesmas ketika menjalani persalinan yaitu sebesar 51 responden 51,0 dengan perbandingan Puskesmas Medan Deli
sebesar 29 responden 44,6, Puskesmas Bromo sebesar 6 responden 46,2 , dan Puskesmas Kedai Durian sebesar 16 responden 72,7.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang terbanyak adalah responden yang menjawab bahwa puskesmas yang responden kunjungi fasilitasnya
sudah cukup mendukung proses persalinan yaitu sebesar 58 responden 58,0 dengan perbandingan Puskesmas Medan Deli sebesar 42 responden 64,6,
Puskesmas Bromo sebesar 10 responden 76,9, dan Puskesmas Kedai Durian sebesar 6 responden 27,3.
Untuk pertanyaan kebutuhan akan petugas kesehatan yang berjaga selama 24 jam di puskesmas terdekat responden yang terbanyak adalah responden yang
menjawab membutuhkan, yaitu sebesar 90 responden 90,0 dengan perbandingan
Universitas Sumatera Utara
Puskesmas Medan Deli sebesar 56 responden 86,2, Puskesmas Bromo sebesar 13 responden 100,0, dan Puskesmas Kedai Durian sebesar 21 responden 95,5.
Variabel kebutuhan untuk pertanyaan apakah responden membutuhkan fasilitas pelayanan rawat inap di puskesmas dari hasil penelitian menunjukkan bahwa
responden yang terbanyak adalah menjawab membutuhkanya, yaitu sebesar 61 responden 61,0 dengan perbandingan Puskesmas Medan Deli sebesar 41
responden 63,1, Puskesmas Bromo sebesar 11 responden 84,6, dan Puskesmas Kedai Durian sebesar 9 responden 40,9.
Untuk pertanyaan apakah fasilitas yang tersedia di puskesmas pelayanan rawat inap sudah sesuai dengan kebutuhan anda hasil penelitian menunjukkan bahwa
responden yang terbanyak adalah menjawab sesuai, yaitu sebesar 64 responden 64,0 dengan perbandingan Puskesmas Medan Deli sebesar 43 responden 66,2,
Puskesmas Bromo sebesar 11 responden 84,6, dan Puskesmas Kedai Durian sebesar 10 responden 45,5.
Berdasarkan hasil distribusi variabel kebutuhan, setelah dilakukan pengolahan data maka kebutuhan responden terhadap pelayanan puskesmas rawat
inap secara umum yang dikategorikan baik sebesar 61,0 dan yang dikategorikan tidak baik sebesar 39,0. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.13 berikut:
Tabel 4.13 Distribusi Kategori Kebutuhan No
Kebutuhan Frekuensi
Total
Puskesmas Medan Deli
Puskesmas Bromo
Puskesmas Kedai Durian
N N
N N
1 Tidak Baik
24 36,9
1 7,7
14 63,6
39 39,0
Universitas Sumatera Utara
2 Baik
41 63,1
12 92,3
8 36,4
61 61,0
Total 65
100,0 13
100,0 22
100,0 100 100,0
4.5 Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan adalah keadaan – keadaan yang ada di lingkungan yang
memengaruhi responden dalam memutuskan demand terhadap pelayanan rawat inap. Faktor lingkungan dalam penelitian ini meliputi jarak, sumber informasi, kelompok
referensi.
4.5.1 Deskripsi Responden Berdasarkan Jarak
Indikator pada variabel jarak di bagi dalam 4 pertanyaan. Sebesar 55 responden 55,0 dari 100 responden menyatakan jarak puskesmas tidak dekat
dengan rumah, namun sebesar 87 responden 87,0 menyatakan bahwa mudah untuk sampai ke puskesmas. Sebesar 72 responden 72,0 menyatakan bahwa
puskesmas bukanlah pelayanan kesehatan terdekat dengan rumah, dimana terdapat klinik, praktek bidan, dan lainnya yang lebih dekat dengan rumah responden, dan
untuk sampai ke puskesmas. Sebesar 64 responden 64,0 menyatakan memerlukan biaya baik untuk membayar ongkos angkutan maupun untuk membeli bahan bakar
kereta. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.14 berikut:
Tabel 4.14 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Lingkungan Variabel Jarak
No Jarak
Frekuensi Total
Puskesmas Medan
Deli Puskesmas
Bromo Puskesmas
Kedai Durian
N N
N N
Puskesmas dekat
Universitas Sumatera Utara
1 dengan rumah
Ya 18
27,7 10
76,9 17
77,3 45
45,0
Tidak 47
72,3 3
23,1 5
22,7 55
55,0 Total
65 100,0 13 100,0
22 100,0 100
100,0
2 Mudah untuk
sampai ke puskesmas
Ya 52
80,0 13 100,0
22 100,0 87
87,0
Tidak 13
20,0 13
13,0 Total
65 100,0 13 100,0
22 100,0 100
100,0
3 Puskesmas adalah
pelayanan kesehatan paling dekat dari
rumah
Ya 14
21,5 5
38,5 9
40,9 28
28,0
Tidak 51
78,5 8
61,5 13
59,1 72
72,0 Total
65 100,0
13 100,0
22 100,0 100
100,0
4 Memerlukan biaya
Ya perlu 16
24,6 8
61,5 12
54,5 36
36,0
Tidak perlu 49
75,4 5
38,5 10
45,5 64
64,0 Total
65 100,0
13 100,0
22 100,0 100
100,0
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang terbanyak adalah menjawab tidak dekat, antara puskesmas rawat inap dengan rumah yaitu sebesar 55
responden 55,0 dengan perbandingan Puskesmas Medan Deli sebesar 47 responden 72,3, Puskesmas Bromo sebesar 3 reponden 23,1, dan Puskesmas
Kedai Durian sebesar 5 responden 22,7. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang terbanyak adalah
menjawab mudah untuk sampai ke puskesmas yaitu sebesar 87 responden 87,0, dengan perbandingan Puskesmas Medan Deli sebesar 52 responden 80,0,
Puskesmas Bromo sebesar 13 responden 100,0, dan Puskesmas Kedai Durian sebesar 22 responden 100,0.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang terbanyak adalah menjawab tidak ketika ditanya apakah puskesmas rawat inap adalah pelayanan
kesehatan yang terdekat dengan rumah yaitu sebesar 72 responden 72,0 dengan perbandingan Puskesmas Medan Deli sebesar 51 responden 78,5, Puskesmas
Bromo sebesar 8 responden 61,5, dan Puskesmas Kedai Durian sebesar 13 responden 59,1.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang terbanyak adalah menjawab tidak memerlukan biaya untuk sampai ke puskesmas rawat inap yaitu
sebesar 64 responden 64,0 dengan perbandingan Puskesmas Medan Deli sebesar 49 responden 75,4, Puskesmas Bromo sebesar 5 responden 38,5 dan
Puskesmas Kedai Durian sebesar 10 responden 45,5. Berdasarkan hasil distribusi variabel jarak, setelah dilakukan pengolahan
data maka jarak yang ditempuh untuk menuju pelayanan kesehatan di puskesmas rawat inap secara umum yang dikategorikan sulit yaitu sebesar 62,0 dan yang
dikategorikan mudah sebesar 38,0. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.15 berikut:
Tabel 4.15 Distribusi Kategori Jarak No
Jarak Frekuensi
Total
Puskesmas Medan Deli
Puskesmas Bromo
Puskesmas Kedai
Durian
N N
N N
1 2
Mudah 17
26,2 8
61,5 13
59,1 38
38,0 Sulit
48 73,8
5 38,5
9 40,9
62 62,0
Total 65
100,0 13
100,0 22
100,0 100
100,0
Universitas Sumatera Utara
4.5.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Sumber Informasi
Sumber informasi yang tersedia meningkatkan pengetahuan responden terhadap ketersediaanya pelayanan rawat inap di puskesmas, dalam indikator sumber
informasi respoden dinilai melalui 5 pertanyaan dan banyaknya sumber informasi yang responden terima mengenai pelayanan rawat inap di puskesmas. Secara lebih
rinci dapat dilihat pada Tabel 4.16 berikut:
Tabel 4.16 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Lingkungan Variabel Sumber Informasi
No Sumber Informasi
Frekuensi Total
Puskesmas Medan Deli
Puskesmas Bromo
Puskesmas Kedai
Durian
N N
N N
1 Jumlah sumber
informasi yang di terima
3 28
43,1 8
61,5 6
27,3 42
42,0 3-4
23 35,4
5 38,5
10 45,5
38 38,0
4 4
6,2 4
4,0 Tidak ada
10 15,4
6 27,3
16 16,0
Total 65
100,0 13
100,0 22
100,0 100
100,0
2 Informasi dari
keluarga Sering
7 10,8
2 9,1
9 9,0
Pernah 32
49,2 9
69,2 7
31,8 48
48,0 Tidak pernah
26 40,0
4 30,8
13 59,1
43 43,0
Total 65
100,0 13
100,0 22
100,0 100
100,0
3 Informasi dari teman
Sering 5
7,7 1
4,5 6
6,0 Pernah
11 16,9
7 53,8
9 40,9
27 27,0
Tidak pernah 49
75,4 6
46,2 12
54,6 67
67,0
Total 65
100,0 13
100,0 22
100,0 100
100,0
4 Informasi dari
tetangga
Universitas Sumatera Utara
Sering 9
13,8 2
9,1 11
11,0 Pernah
31 47,7
11 84,6
14 63,6
56 56,0
Tidak pernah 25
38,5 2
15,4 6
27,3 33
33,0
Total 65
100,0
13
100,0
22
100,0
100 100,0
5 Informasi dari
petugas puskesmas Sering
1 1,5
1 4,5
2 2,0
Pernah 29
44,6 7
53,8 8
36,4 44
44,0 Tidak pernah
35 53,6
6 46,2
13 59,1
64 64,0
Total 65
100,0
13
100,0
22
100,0
100 100,0
6 Informasi dari
lainnya Sering
1 1,5
1 4,5
2 2,0
Pernah 10
15,4 3
23,1 5
22,7 18
18,0 Tidak pernah
54 83,1
10 76,9
16 72,8
80 80,0
Total 65
100,0
13
100,0
22
100,0
100 100,0
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak menjawab memperoleh informasi mengenai pelayanan rawat inap kurang dari 3 sumber 3 ini
berarti sumber informasi yang diterima responden tidak banyak yaitu sebesar 42 responden 42,0 dengan perbandingan Puskesmas Medan Deli sebesar 28
responden 43,1, Puskesmas Bromo sebesar 8 responden 61,5 dan Puskesmas Kedai Durian sebesar 6 responden 27,3.
Untuk informasi yang diperoleh dari keluarga mengenai fasilitas rawat inap di puskesmas hanya sebesar 9 responden 9,0 dari yang menjawab sering dengan
perbandingan Puskesmas Medan Deli sebesar 7 responden 10,8 dan Puskesmas Kedai Durian sebesar 2 responden 9,1 sedangkan Puskesmas Bromo tidak ada
sama sekali. Untuk informasi yang diperoleh dari teman sebesar 6 responden 6,0
menjawab sering dengan perbandingan Puskesmas Medan Deli sebesar 5 responden
Universitas Sumatera Utara
7,7 dan Puskesmas Kedai Durian sebesar 1 responden 4,5, sedangkan Puskesmas Bromo tidak ada sama sekali.
Informasi yang diperoleh responden dari tetangga sebesar 11 responden 11,0 menjawab sering dengan perbandingan Puskesmas Medan Deli sebesar 9
responden 13,8 dan Puskesmas Kedai Durian sebesar 2 responden 9,1 sedang Puskesmas Bromo tidak ada sama sekali.
Informasi mengenai pelayanan rawat inap di puskesmas yang diterima oleh responden dari petugas puskesmas sebesar 2 responden 2,0 menjawab sering
dengan perbandingan dari Puskesmas Medan Deli dan Puskesmas Kedai Durian masing-masing 1 responden. Sebesar 44 responden 44,0 menjawab pernah,
dengan perbandingan Puskesmas Medan Deli 29 responden 44,6, Puskesmas Bromo 7 responden 53,8 dan Puskesmas Kedai Durian 8 responden 36,4.
Sedangkan informasi mengenai pelayanan rawat inap di puskesmas yang bersumber dari lainnya baik dari kepala lurah, kepala lingkungan, petugas posyandu,
selebaran, brosur dan lainnya yang terbanyak adalah menjawab tidak pernah sebesar 80 responden 80 dengan perbandingan Puskesmas Medan Deli 54 responden
83,1, Puskesmas Bromo 10 responden 76,9 dan Puskesmas Kedai Durian 16 responden 72,7.
Berdasarkan tabulasi distribusi variabel sumber informasi tersebut, setelah dilakukan pengolahan data maka variabel sumber informasi dikategorikan menjadi 2
yaitu cukup dan kurang, dimana sebesar 12,0 dari responden memperoleh informasi
Universitas Sumatera Utara
yang cukup dan sebesar 88,0 kurang memperoleh informasi. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.17 berikut :
Tabel 4.17 Distribusi Kategori Sumber Informasi No
Sumber Informasi
Frekuensi Total
Puskesmas Medan Deli
Puskesmas Bromo
Puskesmas Kedai Durian
N N
N N
1 2
Cukup 9
13,8 3
13,6 12
12,0 Kurang
56 86,2
13 100,0
19 86,4
88 88,0
Total 65
100,0 13
100,0 22
100,0 100
100,0 4.5.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Kelompok Referensi
Kelompok referensi adalah orang –orang yang mampu memengaruhi
keputusan, pengetahuan atau pendapat responden yang didasari oleh pengalaman yang pernah dialami oleh kelompok referensi saat memanfaatkan pelayanan rawat
inap yang tersedia di puskesmas. Secara lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 4.18 berikut:
Tabel 4.18 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Lingkungan Variabel
Kelompok Referensi
No Kelompok Referensi
Frekuensi Total
Puskesmas Medan Deli
Puskesmas Bromo
Puskesmas Kedai
Durian
N N
N N
1 Mengetahui orang lain
yang pernah rawat inap di puskesmas
Mengetahui 39
60,0 5
38,5 11
50,0 55
55,0 Tidak mengetahui
26 40,0
8 61,5
11 50,0
45 45,0
Total 65
100,0 13
100,0 22 100,0
100 100,0
2 Pernah disarankan
atau diajak untuk
Universitas Sumatera Utara
rawat inap di puskesmas
Ya pernah 18
27,7 5
38,5 5
22,7 28
28,0 Tidak pernah
47 72,3
8 61,5
17 77,3
72 72,0
Total 65
100,0 13
100,0 22 100,0
100 100,0
3 Di rekomendasi oleh
petugas untuk memanfaatkan
puskesmas rawat inap
Ya pernah 15
23,1 3
23,1 7
31,8 25
25,0 Tidak pernah
50 76,9
10 76,9
15 68,2
75 75,0
Total 65
100,0 13
100,0 22 100,0
100 100,0
4 Di rekomendasi oleh
keluarga untuk memanfaatkan
puskesmas rawat inap
Ya pernah 13
20,0 4
30,8 3
13,6 20
20,0 Tidak pernah
52 80,0
9 69,2
19 86,4
80 80,0
Total 65
100,0 13
100,0 22 100,0
100 100,0
5 Pernah mengetahui
seseorang yang tidak puas setelah
memanfaatkan RI di puskesmas
Ya pernah 1
4,5 1
1,0 Tidak pernah
65 100,0
13 100,0
21 95,5
99 99,0
Total 65
100,0 13
100,0 22 100,0
100 100,0
6 Pernah mengetahui
seseorang yang puas setelah memanfaatkan
RI di puskesmas
Ya pernah 29
44,6 3
23,1 6
27,3 38
38,0 Tidak pernah
36 55,4
10 76,9
16 72,7
62 62,0
Total 65
100,0 13
100,0 22 100,0
100 100,0
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak menjawab ya memiliki seseorang yang diketahui pernah memanfaatkan fasilitas rawat inap di
puskesmas baik untuk persalinan maupun keperluan lainnya yaitu sebesar 55 responden atau sebesar 55,0 dengan perbandingan Puskesmas Medan Deli 39
Universitas Sumatera Utara
responden 60,0, Puskesmas Bromo 5 responden 38,5 dan Puskesmas Kedai Durian 11 responden 50,0.
Sebesar 72 responden 72,0 menjawab tidak pernah ada yang menyarankan untuk memanfaatkan fasilitas rawat inap di puskesmas dengan
perbandingan Puskesmas Medan Deli 47 responden 72,3, Puskesmas Bromo 8 responden 61,5 dan Puskesmas Kedai Durian 17 responden 77,3.
Responden yang pernah disarankan atau direkomendasikan oleh petugas puskesmas untuk memanfaatkan fasilitas rawat inap sebesar 25 responden 25,0
itu berarti sebesar 75 responden 75,0 dari 100 responden mengaku belum pernah direkomendasikan atau disarankan oleh petugas untuk memanfaatkan fasilitas rawat
inap yang tersedia di puskesmas, dengan perbandingan Puskesmas Medan Deli 50 responden 76,9, Puskesmas Bromo 10 responden 76,9 dan Puskesmas Kedai
Durian 15 responden 68,2. Responden yang pernah di rekomendasikan oleh keluarga untuk
memanfaatkan fasilitas rawat inap adalah sebesar 20 responden 20,0 dengan perbandingan Puskesmas Medan Deli 13 responden 20,0, Puskesmas Bromo 4
responden 30,8 dan Puskesmas Kedai Durian 3 responden 13,6. Dari responden yang pernah mengenal seseorang yang pernah
memanfaatkan fasilitas rawat inap di puskesmas hanya sebesar 1 responden atau sebesar 1,0 dan berasal dari Puskesmas Kedai Durian.
Responden yang mengetahui ketidakpuasan terhadap pelayanan yang diterima saat memanfaatkan fasilitas rawat inap dan sebesar 38 responden 38,0
Universitas Sumatera Utara
mengetahui kepuasan seseorang setelah memanfaatkan fasilitas rawat inap di puskesmas dengan perbandingan Puskesmas Medan Deli 29 responden 44,6,
Puskesmas Bromo 3 responden 23,1 dan Puskesmas Kedai Durian 6 responden 27,3.
Berdasarkan tabulasi distribusi variabel kelompok referensi tersebut, setelah dilakukan pengolahan data maka variabel kelompok referensi dikategorikan menjadi
2 yaitu baik dan kurang, dimana sebesar 20,0 dari responden sudah cukup baik di karenakan memiliki kelompok referensi dan sebesar 80,0 tidak memiliki kelompok
referensi. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.20 berikut :
Tabel 4.20 Distribusi Kategori Kelompok Referensi No
Kelompok Referensi
Frekuensi Total
Puskesmas Medan Deli
Puskesmas Bromo
Puskesmas Kedai
Durian
N N
N N
1 2
Baik 14
21,5 2
15,4 4
18,2 20
20,0 Tidak baik
51 78,5
11 84,6
18 81,8
80 80,0
Total 65
100,0 13
100,0
22
100,0
100 100,0
4.6 Faktor Sistem Pelayanan Kesehatan
Responden dalam penelitian ini adalah pasien yang sudah pernah mendapatkan pelayanan baik rawat jalan maupun pelayanan kesehatan gigi di
puskesmas rawat inap tempat responden di wawancara, pelayanan kesehatan yang
tersedia dan diberikan oleh petugas kesehatan akan menimbulkan persepsi responden terhadap sistem pelayanan yang ada di puskesmas. Persepsi responden terhadap
pelayanan yang diterima responden baik itu pelayanan kesehatan rawat jalan dan
Universitas Sumatera Utara
kesehatan gigi akan di samakan dengan pelayanan rawat inap. Oleh dikarena hal tersebut variabel dalam faktor sistem pelayanan kesehatan adalah persepsi pelayanan
di puskesmas rawat inap.
4.6.1 Deskripsi Responden Berdasarkan Persepsi Terhadap Pelayanan
Kesehatan
Persepsi terhadap pelayanan kesehatan yang ada akan dinilai melalui 7 buah pertanyaan meliputi pertanyaan mengenai persepsi responden terhadap proses
pendaftaran, fasilitas yang tersedia, pemberi pelayanan kesehatan, dan efektifitas obat. Secara rinci pertanyaan tersebut dapat dilihatpada Tabel 4.21 berikut :
Tabel 4.21 Distribusi Responden Berdasarkan Persepsi Terhadap Pelayanan Kesehatan
No Persepsi
Frekuensi Total
Puskesmas Medan Deli
Puskesmas Bromo
Puskesmas Kedai
Durian
N N
N N
1 Pendaftaran sulit
Sulit 2
3,1 2
9,1 4
4,0 Mudah
63 96,9
13 100,0
20 90,9
96 96,0
Total 65
100,0 13
100,0 22
100,0 100
100,0
2 Pelayanan tenaga
kesehatan ramah Ramah
64 98,5
12 92,30
21 95,5
97 97,0
Tidak ramah 1
1,5 1
7,7 1
4,5 3
3,0
Total 65
100,0 13
100,0 22
100,0 100
100,0
3 Pelayanan tenaga
kesehatan kompeten Ya kompeten
63 96,9
12 92,3
21 95,5
96 96,0
Tidak kompeten 2
3,1 1
7,7 1
4,5 4
4,0
Total 65
100,0 13
100,0 22
100,0 100
100,0
4 fasilitas rawat inap di
puskesmas lengkap Ya lengkap
57 87,7
12 92,3
11 50,0
80 80,0
Tidak lengkap 8
12,3 1
7,7 11
50,0 20
20,0
Universitas Sumatera Utara
Total 65
100,0 13
100,0 22
100,0 100
100,0
5 Pelayanan
bidandokter sesuai dengan harapan anda
Ya sesuai 63
96,9 12
92,3 19
86,4 94
94,0 Tidak sesuai
2 3,1
1 7,7
3 13,6
6 6,0
Total 65
100,0 13
100,0 22
100,0 100,0
6 Efektifitas obat yang
didapatkan sesuai dengan harapan anda
Ya sesuai 65
100,0 12
92,3 22
100,0 99
38,0 Tidak sesuai
1 7,7
1 62,0
Total 65
100,0 13
100,0 22
100,0 100
100,0
Fasilitas fisik yang tersedia di puskesmas
sesuai dengan harapan anda
Ya sesuai 56
86,2 11
84,6 9
40,9 76
76,0 Tidak sesuai
9 13,8
2 15,4
13 59,1
24 24,0
Total 65
100,0 13
100,0 22
100,0 100
100,0
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak menjawab tidaklah sulit mendaftar di puskesmas rawat inap, yaitu sebesar 96 responden 96,0
mudah dan 4 responden 4,0 menjawab sulit, responden yang menjawab sulit berasal dari Puskesmas Medan Deli sebesar 2 responden 3,1 dan Puskesmas
Kedai Durian 2 responden 9,1. Responden yang memiliki persepsi bahwa pelayanan tenaga kesehatan di
puskesmas rawat inap tempat responden berkunjung ramah adalah yang terbanyak yaitu sebesar 97 responden 97,0 dan 3 responden 3,0 menjawab tidak ramah
atau biasa saja berasal dari Puskesmas Medan Deli 1 responden 1,5 Puskesmas Bromo 1 responden 7,7 dan Puskesmas Kedai durian 1 responden 4,5.
Responden yang memiliki persepsi bahwa pelayanan tenaga kesehatan di puskesmas rawat inap ini kompeten adalah yang terbanyak yaitu sebesar 96
Universitas Sumatera Utara
responden 96,0 dan 4 responden 4,0 menjawab tidak atau biasa saja, responden tersebut berasal dari Puskesmas Medan Deli sebesar 2 responden 3,1,
Puskesmas Bromo 1 responden 7,7 dan Puskesmas Kedai Durian 1 responden 4,5.
Responden yang memiliki persepsi bahwa puskesmas tempat responden berkunjung memiliki fasilitas rawat inap yang lengkap adalah sebesar 80 responden
80,0 dan yang berpersepsi tidak lengkap adalah sebesar 20 responden 20,0, dengan perbandingan Puskesmas Kedai Durian sebesar 11 responden 50,0,
Puskesmas Medan Deli sebesar 8 responden 12,3 responden dan Puskesmas Bromo 1 responden 7,7.
Hasil penelitian mendapat bahwa responden yang menjawab bahwa pelayanan bidandokter di puskesmas ini sesuai dengan harapan adalah yang
terbanyak yaitu sebesar 94 responden 94,0 dan yang menjawab tidak adalah sebesar 6 responden 6,0, dan responden tersebut berasal dari Puskesmas Kedai
Durian 3 responden 13,6, Puskesmas Medan Deli 2 responden 3,1 dan Puskesmas Bromo 1 responden 7,7.
Responden yang menjawab bahwa efektifitas obat yang didapatkan dari puskesmas ini sesuai dengan harapan adalah yang terbanyak yaitu sebesar 99
responden 99,0 dan responden yang menjawab tidak yakin atau menjawab tergantung di masukan sebagai jawaban tidak yaitu sebesar 1 responden 7,7 dan
berasal dari Puskesmas Bromo.
Universitas Sumatera Utara
Responden yang menjawab bahwa fasilitas fisik yang anda dapatkan di puskesmas ini sesuai dengan harapan adalah yang terbanyak yaitu sebesar 76
responden 76,0 dan responden yang menjawab tidak yakin di golongkan sebagai jawaban tidak, sebesar yaitu 24 responden 24,0 dan berasal dari Puskesmas Kedai
Durian 13 responden 59,1 Puskesmas Medan deli sebesar 9 responden 13,8 dan Puskesma Bromo sebesar 2 responden 15,4.
Berdasarkan tabulasi distribusi variabel persepsi, setelah dilakukan pengolahan data maka variabel perssepsi dikategorikan menjadi 2 yaitu baik dan tidak
baik, dimana sebesar 91,0 sudah memiliki persepsi yang baik terhadap sistem pelayanan yang ada di puskesmas rawat inap, dan sebesar 9,0 memiliki persepsi
yang tidak baik terhadap sistem pelayanan kesehatan yang ada di puskesmas rawat inap. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.22 berikut :
Tabel 4.22 Distribusi Kategori Persespsi Terhadap Pelayanan Kesehatan No
Persepsi Frekuensi
Total
Puskesmas Medan Deli
Puskesmas Bromo
Puskesmas Kedai Durian
N N
N N
1 2
Baik 61
93,8 12
92,3 18
81,8 91
91,0 Tidak baik
4 6,2
1 7,7
4 18,2
9 9,0
Total 65
100,0 13
100,0 22
100,0 100 100,0
4.7 Demand Terhadap Pelayanan Rawat Inap di Puskesmas
Hasil penelitian menunjukkan sebesar 51 responden 51,0 menyatakan tidak akan meminta pelayanan rawat inap di puskesmas. Sedangkan sebesar 49
Universitas Sumatera Utara
responden 49,0 menyatakan akan meminta pelayanan rawat inap di puskesmas. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.23 berikut :
Tabel 4.23 Distribusi Responden Berdasarkan Demand Terhadap Pelayanan
Rawat Inap di Puskesmas
No Demand Terhadap
Pelayan Rawat Inap di Puskesmas
Frekuensi Total
Puskesmas Medan Deli
Puskesmas Bromo
Puskesmas Kedai
Durian
N N
N N
1 2
Ya 34
52,3 10
76,9 5
22,7 49
49,0 Tidak
31 47,7
3 23,1
17 77,3
51 51,0
Total 65
100,0
13
100,0
22
100,0
100 100,0
4.8 Tabulasi Silang dan hasil Uji Statistik
Untuk menjelaskan hubungan faktor individual jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan, pengetahuan, kebutuhan, faktor
lingkungan jarak, sumber informasi, kelompok referensi dan faktor sistem pelayanan rawat inap persepsi terhadap pelayanan rawat inap dengan demand
terhadap pelayanan rawat inap digunakan uji statistik chi square. Dikatakan ada hubungan jika chi square hitung chi square tabel atau jika Asymp. Sig 2-
sided α 0,05 C.Trihendradi,2009.
Analisis dilakukan dengan menggunakan uji chi square guna mencari hubungan antara variabel bebas dengan terikat. Namun, pada variabel sumber
informasi dan persepsi terhadap pelayanan yang ada ditemukan bahwa kedua variabel
Universitas Sumatera Utara
ini tidak memenuhi syarat menggunakan uji chi square, sehingga uji alternatiNyakni uji fisher.
4.8.1 Tabulasi Silang Variabel Usia Dengan Demand Pelayanan Rawat Inap di
Puskesmas
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang terbanyak yang meminta demand pelayanan rawat inap yang tersedia di puskesmas rawat inap
adalah responden dengan usia dibawah 40 tahun yaitu sebesar 61,2 setelah diolah dengan menggunakan uji chi square diperoleh nilai p = 0,835 dan chi square hitung
0,360 dan nilai chi square tabel 5,991, maka dengan derajat kebenaran sebesar 95,0 usia tidak memiliki pengaruh terhadap demand masyarakat terhadap pelayanan rawat
inap yang tersedia di puskesmas. Secara rinci dapat dilihatpada Tabel 4.24 berikut:
Tabel 4.24 Distribusi Tabulasi Silang Variabel Usia dengan Demand Pelayanan
Rawat Inap di Puskesmas Demand
Umur Total
Chi Square
40 40-60
60 N
N N
N Ya
30 61,2
15 30,6
4 8,2
49 100,0
0,835 Tidak
30 30,6
15 29,4
6 11,8
51 100,0
Total 60
60,0 30
30,0 10
10,0 100
100,0
4.8.2 Tabulasi Silang Variabel Jenis Kelamin Dengan Demand Pelayanan
Rawat Inap di Puskesmas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang terbanyak yang meminta demand pelayanan rawat inap yang tersedia di puskesmas rawat inap
Universitas Sumatera Utara
adalah responden dengan jenis kelamin perempuan yaitu sebesar 83,7 setelah diolah dengan menggunakan uji chi square diperoleh nilai p = 0,716 chi square
hitung 0,133 dan nilai chi square tabel 3, 841 maka dengan derajat kebenaran sebesar 95,0 jenis kelamin tidak memiliki pengaruh terhadap demand masyarakat terhadap
pelayanan rawat inap yang tersedia di puskesmas.Secara rinci dapat dilihatpada Tabel 4.25 berikut :
Tabel 4.25 Distribusi Tabulasi Silang Variabel Jenis Kelamin Dengan Demand
Pelayanan Rawat Inap di Puskesmas. Demand
Jenis Kelamin Total
Chi Square
Perempuan Laki-laki
N N
N Ya
41 83,7
8 16,3
49 100,0
0, 716
Tidak 44
86,3 7
13,7 51
100,0
Total 85
85,0 15
15,0 100
100,0 4.8.3
Tabulasi Silang Variabel Tingkat Pendapatan Dengan Demand Pelayanan Rawat Inap di Puskesmas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan tingkat kebenaran sebesar 95,0 dapat dipercaya bahwa tingkat pendapatan keluarga memiliki pengaruh
terhadap demand masyarakat terhadap pelayanan rawat inap yang tersedia di puskesmas dengan kekuatan pengaruh adalah sebesar 33,9 . Hal ini di buktikaan
bahwa tingkat pendapatan keluarga responden yang terbanyak yang meminta demand pelayanan rawat inap yang tersedia di puskesmas rawat inap adalah
responden dengan tingkat pendapatan keluarga di bawah UMR yaitu sebesar 81,6 setelah diolah dengan menggunakan uji chi square diperoleh nilai p = 0,000 chi
Universitas Sumatera Utara
square hitung 12,965 dan nilai chi square tabel 3, 841. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.26 berikut :
Tabel 4.26 Distribusi Tabulasi Silang Variabel Tingkat Pendapatan Dengan
Demand Pelayanan Rawat Inap di Puskesmas. Demand
Tingkat Pendapatan Total
Chi Square
UMR UMR
N N
N Ya
40 81,6
9 18,4
49 100,0
0,000
Tidak 24
47,1 27
52,9 51
100,0
Total 64
64,0 36
36,0 100
100,0 4.8.4
Tabulasi Silang Variabel Tingkat Pendidikan Dengan Demand Pelayanan Rawat Inap di Puskesmas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa dengan tingkat kebenaran sebesar 95,0 dapat dipercaya bahwa tingkat pendidikan keluarga memiliki pengaruh
terhadap demand masyarakat terhadap pelayanan rawat inap yang tersedia di puskesmas dengan kekuatan pengaruh adalah sebesar 21,6 . Hal ini dibuktikan
dengan responden yang terbanyak yang meminta demand pelayanan rawat inap yang tersedia di puskesmas rawat inap adalah responden dengan tingkat pendidikan
kategori tinggi yaitu sebesar 51,0 setelah diolah dengan menggunakan uji chi square diperoleh nilai p = 0,027 chi square hitung 4,916 dan nilai chi square tabel
3,841. Secara rinci dapat dilihatpada Tabel 4.27 berikut :
Tabel 4.27 Distribusi Tabulasi Silang Variabel Tingkat Pendidikan Dengan Demand Pelayanan Rawat Inap di Puskesmas.
Demand Tingkat Pendidikan
Total Chi
Universitas Sumatera Utara
Tinggi Rendah
Square N
N N
Ya 25
51,0 24
49,0 49,0
100,0 0,027
Tidak 37
27,5 14
72,5 51,0
100,0
Total 62
62,0 38
38,0 100
100,0 4.8.5
Tabulasi Silang Variabel Pengetahuan Dengan Demand Pelayanan Rawat Inap di Puskesmas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan tingkat kebenaran sebesar 95,0 dapat dipercaya bahwa pengetahuan memiliki pengaruh terhadap demand
masyarakat terhadap pelayanan rawat inap yang tersedia di puskesmas dengan kekuatan pengaruh adalah sebesar 30,8. Hal ini dibuktikan dengan responden yang
terbanyak yang meminta demand pelayanan rawat inap yang tersedia di puskesmas rawat inap adalah responden dengan pengetahuan yang berkategori baik yaitu sebesar
71,4 setelah diolah dengan menggunakan uji chi square diperoleh nilai p = 0.001 chi square hitung 10,477 dan nilai chi square tabel 3,841. Secara rinci dapat
dilihatpada Tabel 4.28 berikut :
Tabel 4.28 Distribusi Tabulasi Silang Variabel Pengetahuan Dengan Demand
Pelayanan Rawat Inap di Puskesmas. Demand
Pengetahuan Total
Chi Square
Baik Tidak baik
N N
N Ya
35 71,4
14 39,2
49 100,0
0,001
Tidak 20
28,6 31
60,8 51
100,0
Total 55
55,0 45
45,0 100
100,0
4.8.6 Tabulasi Silang Variabel kebutuhan Dengan Demand Pelayanan Rawat
Inap di Puskesmas.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan tingkat kebenaran sebesar 95,0 dapat dipercaya bahwa kebutuhan memiliki pengaruh terhadap demand
masyarakat terhadap pelayanan rawat inap yang tersedia di puskesmas dengan kekuatan pengaruh adalah sebesar 57,4. Hal ini dibuktikan dengan responden yang
terbanyak yang meminta demand pelayanan rawat inap yang tersedia di puskesmas rawat inap adalah responden dengan kebutuhan terhadap pelayanan yang ada di
puskesmas dengan kategori baik yaitu sebesar 95,9 setelah diolah dengan menggunakan uji chi square diperoleh nilai p = 0,000 chi square hitung 49,242 dan
nilai chi square tabel 3,841. Secara rinci dapat dilihatpada Tabel 4.29 berikut :
Tabel 4.29 Distribusi Tabulasi Silang Variabel Kebutuhan Dengan Demand
Pelayanan Rawat Inap di Puskesmas. Demand
Kebutuhan Total
Chi Square
Baik Tidak baik
N N
N Ya
47 95,9
2 4,1
49 100,0
0,000
Tidak 14
27,5 37
72,5 51
100,0
Total 61
61,0 39
39,0 100,0
100,0
4.8.7 Tabulasi Silang Variabel Jarak Dengan Demand Pelayanan Rawat Inap
di Puskesmas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan tingkat kebenaran sebesar 95,0 dapat dipercaya bahwa jarak memiliki pengaruh terhadap demand masyarakat
terhadap pelayanan rawat inap yang tersedia di puskesmas dengan kekuatan pengaruh adalah sebesar 29,1. Hal ini dibuktikan dengan responden yang terbanyak yang
meminta demand pelayanan rawat inap yang tersedia di puskesmas rawat inap adalah responden dengan kategori jarak yang mudah di capai atau di jangkau dari
Universitas Sumatera Utara
rumah menuju puskesmas dengan fasilitas rawat inap yaitu sebesar 53,1 setelah diolah dengan menggunakan uji chi square diperoleh nilai p = 0,002 chi square
hitung 9, 251 dan nilai chi square tabel 3,841. Secara rinci dapat dilihatpada Tabel 4.30 berikut :
Tabel 4.30 Distribusi Tabulasi Silang Variabel Jarak Dengan Demand
Pelayanan Rawat Inap di Puskesmas. Demand
Jarak Total
Chi Square
Mudah Sulit
N N
N Ya
26 53,1
23 46,9
49 100,0
0,002
Tidak 12
23,5 39
76,9 51
100,0
Total 38
38,0 62
62,0 100
100,0
4.8.8 Tabulasi Silang Variabel Sumber Informasi Dengan Demand Pelayanan
Rawat Inap di Puskesmas.
Hasil penelitian didapat bahwa responden yang terbanyak yang meminta demand pelayanan rawat inap yang tersedia di puskesmas rawat inap adalah
responden dengan sumber informasi yang masih dalam kategori kurang yaitu sebesar 83,7 setelah diolah dengan menggunakan uji chi square diketahui bahwa variabel
sumber informasi tidak memenuhi syarat oleh karena itu digunakan uji alternatiNyaitu uji fisher dari uji fisher diperoleh p = 0,002 dapat percaya dengan
tingkat kebenaran sebesar 95,0 bahwa sumber informasi memiliki pengaruh terhadap demand masyarakat terhadap pelayanan rawat inap yang tersedia di
puskesmas dengan besar pengaruh 28,8. Secara rinci dapat dilihatpada Tabel 4.31 berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.31 Distribusi Tabulasi Silang Variabel Sumber Informasi Dengan Demand Pelayanan Rawat Inap di Puskesmas.
Demand Sumber Informasi
Total Exact
Fisher Cukup
Kurang N
N N
Ya 8
16,3 41
83,7 49
100,0 0,002
Tidak 51
100,0 51
100,0
Total 8
8,0 92
92,0 100
100,0 4.8.9
Tabulasi Silang Variabel Kelompok Referensi Dengan Demand Pelayanan Rawat Inap di Puskesmas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan tingkat kebenaran sebesar 95,0 dapat dipercaya bahwa Kelompok referensi keluarga memiliki pengaruh
terhadap demand masyarakat terhadap pelayanan rawat inap yang tersedia di puskesmas dengan kekuatan pengaruh adalah sebesar 33,9. Hal ini dibuktikan
dengan responden yang terbanyak yang meminta demand pelayanan rawat inap yang tersedia di puskesmas rawat inap adalah responden dengan kelompok referensi
yang berkategori tidak baik yaitu sebesar 65,3 setelah diolah dengan menggunakan uji chi square diperoleh nilai p = 0,000 chi square hitung 12,965 dan nilai chi square
tabel 3,841. Secara rinci dapat dilihatpada Tabel 4.32 berikut :
Tabel 4.32 Distribusi Tabulasi Silang Variabel Kelompok Referensi Dengan Demand Pelayanan Rawat Inap di Puskesmas.
Demand Kelompok Referensi
Total Chi
Square Baik
Tidak baik N
N N
Ya 17
34,7 32
65,3 49
100,0 0,000
Tidak 3
5,9 48
94,1 51
100,0
Total 20
20,0 80
80,0 100
100,0 4.8.10
Tabulasi Silang Variabel Persepsi Terhadap Sistem Pelayanan Kesehatan Dengan
Demand Pelayanan Rawat Inap di Puskesmas.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang meminta demand pelayanan rawat inap yang tersedia di puskesmas rawat inap semuanya sudah
memiliki persepsi yang baik terhadap sistem pelayanan yang ada di puskesmas rawat inap yaitu sebesar 100,0 setelah diolah dengan menggunakan uji chi square
diketahui bahwa variabel persepsi tidak memenuhi syarat oleh karena itu digunakan uji alternati yaitu uji fisher dari uji fisher diperoleh p = 0,003 maka dengan tingkat
kebenaran sebesar 95,0 dapat dipercaya bahwa persepsi sitem pelayanan kesehatan memiliki pengaruh terhadap demand masyarakat terhadap pelayanan rawat inap yang
tersedia di puskesmas dan besar pengaruh atau hubungan adalah 29,5. Secara lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 4.33 berikut :
Tabel 4.33 Distribusi Tabulasi Silang Variabel Persepsi Terhadap Sistem Pelayanan Kesehatan Dengan
Demand Pelayanan Rawat Inap di Puskesmas.
Demand Persepsi
Total Exact
Fisher Baik
Tidak baik N
N N
Ya 49
100,0 82,4
49 100,0
0,003
Tidak 42
0,00 9
17,6 51
100,0
Total 91
91,0 9
9,0 100
100,0
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
Hasil analisis uji statistik bivariat dengan menggunakan uji chi square dan uji alternatif exact fisher pada sampel penelitian yang berjumlah 100 responden
dengan proposi yang berbeda pada sampel di ketiga populasi menunjukkan bahwa variabel tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, pengetahuan, kebutuhan, jarak,
sumber informasi, kelompok referensi, dan persepsi terhadap sistem pelayanan kesehatan memiliki hubungan atau pengaruh terhadap demand masyarakat terhadap
pelayanan rawat inap yang tersedia di puskesmas.
5.1 Pengaruh Faktor Individual Terhadap Demand Masyarakat Terhadap
Pelayanan Rawat Inap
5.1.1 Pengaruh Variabel Usia Terhadap
Demand Pelayanan Rawat Inap di Puskesmas
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 100 responden sebanyak 49 akan meminta demand terhadap pelayanan rawat inap yang tersedia di puskemas
dan di antara 3 kategori yaitu dewasa awal bawah 40 tahun, dewasa madya 40 sampai 60 tahun dan dewasa akhir atas 60 tahun yang terbanyak dalam meminta
demand pelayanan rawat inap di Puskesmas Medan Deli, Puskesmas Bromo dan Puskesmas Kedai Durian adalah responden yang berada di kategori dewasa awal
yaitu di bawah sampai dengan usia 40 tahun. Dimana kategori dewasa awal ini dimulai dari usia 20 tahun karena untuk pasien yang berkunjung ke puskesmas dan
Universitas Sumatera Utara
berada di bawah usia 20 tahun tidak ada yang datang sendiri, akan ada orang tua maupun keluarga yang menemani oleh karena itu yang menjadi responden adalah
keluarga yang menemani. Dalam kategori dewasa awal 40 tahun termasuk didalamnya pasangan
usia subur yang meminta demand pelayanan rawat inap yang tersedia di puskesmas untuk pertolongan persalinan, sesuai dengan tujuan puskesmas dengan pelayanan
rawat inap yang diharapkan mampu menjadi salah satu alternatif pilihan bagi masyarakat untuk menerima perawatan inap terutama bagi proses persalinan. Selain
itu untuk Puskesmas Kedai Durian dan Puskesmas Bromo memang hanya menerima pelayanan rawat inap untuk proses persalinan. Hal ini juga disertai bukti bahwa dari
100 responden ditemui sebanyak 11 responden pernah memanfaatkan pelayanan rawat inap yang tersedia di puskesmas dan 7 di antaranya memanfaatkan pelayanan
rawat inap untuk proses persalinan. Akan tetapi setelah di uji dengan menggunakan uji Chi square dengan
tingkat kepercayaan sebesar 95 diperoleh tidak signifikan yang berarti bahwa variabel usia tidak ditemukan adanya hubungan atau pengaruh antara usia dengan
demand masyarakat terhadap pelayanan rawat inap yang tersedia di puskesmas. Menurut Scheiber 1990 dalam Laij 2012 menyebutkan bahwa
permintaan untuk pelayanan kesehatan salah satunya bergantung pada status usia. Pada status usia sesuai dengan bertambahnya usia maka vitalitas tubuh akan menurun
yang mengakibatkan akan meningkatnya kebutuhan pelayanan kesehatan dan
Universitas Sumatera Utara
menjadikan permintaan pelayanan kesehatan akan meningkat pula. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan tidak sejalan dengan teori tersebut, akan tetapi
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Haeruddin 2007 mengenai analisis permintaan jasa pelayanan kesehatan pada Rumah Sakit Umum
Daerah Syekh Yusuf Sungguminasa di Kabupaten Gowa menyimpulkan bahwa faktor usia, pendapatan, pendidikan mempunyai pengaruh yang tidak signifikan
dalam hubungannya dengan permintaan jasa pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Sungguminasa.
5.1.2 Pengaruh Variabel Jenis Kelamin Terhadap Demand Pelayanan Rawat
Inap di Puskesmas
Perbedaan jenis kelamin juga memengaruhi perbedaan akan permintaan pelayanan kesehatan. Theodore schultz 1985 dalam Elfindri 2003 berhasil
menyebarluaskan pemikiran bahwa masalah gender akan menjadi bagian kajian dari masalah ekonomi dimana keterkaitan gender dengan reproduksi seperti fertility,
mortality dan family planning akan memengaruhi kebutuhan permintaan pelayanan kesehatan Selain itu kemampuan dan kemauan wanita yang terbatas untuk mencari
pelayanan, terutama jika sarana transportasi yang tersedia terbatas, komunikasi sulit dan di daerah tersebut tidak tersedia tempat pelayanan. Berdasarkan pemanfaatan
pelayanan kesehaatan menurut Andersen bahwa jenis kelamin memberikan makna pada tingkat pemanfaatan pelayanan kesehatan Andersen Newman, 1973 dalam
Indah, 2011.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang terbanyak yang meminta demand pelayanan rawat inap yang tersedia di puskesmas rawat inap
adalah responden dengan jenis kelamin perempuan yaitu sebesar 83,7 namun setelah diolah dengan menggunakan uji chi square di dapat kesimpulan bahwa jenis
kelamin tidak memiliki pengaruh terhadap demand masyarakat terhadap pelayanan rawat inap yang tersedia di puskesmas. Hal ini sejalan dengan penelitian yang di
lakukan oleh Sitanggang 2002 dalam faktor-faktor yang memengaruhi pemanfaatan asuransi kesehatan dimana jenis kelamin sama sekali tidak memliki pengaruh atau
hubungan dengan tingkat pemanfaatan asuransi kesehatan.
5.1.3 Pengaruh Variabel Pendapatan Terhadap Demand Pelayanan Rawat Inap
di Puskesmas
Pendapatan merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan corak permintaan terhadap berbagai barang dan pendapatan sangat tergantung dari jenis
pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang. Perubahan pendapatan selalu menimbulkan perubahan terhadap permintaan berbagai jenis barang. Ada hubungan asosiasi
antara tingginya pendapatan dengan besarnya permintaan akan pemeliharaan kesehatan, terutama dalam hal pelayanan kesehatan modern. Jika pendapatan
meningkat maka garis pendapatan akan bergeser kekanan sehingga jumlah barang dan jasa kesehatan meningkat. Pada masyarakat berpendapatan rendah, akan
mencukupi kebutuhan barang terlebih dahulu, setelah kebutuhan akan barang
Universitas Sumatera Utara
tercukupi akan mengkonsumsi kesehatan Andersen et al, 1975; Santerre Neun, 2000; Mills Gilson,1990 dalam Laij,2012.
Dalam penelitian ini didapat bahwa tingkat pendapatan keluarga responden yang terbanyak yang meminta demand pelayanan rawat inap yang tersedia di
puskesmas rawat inap adalah responden dengan tingkat pendapatan keluarga di bawah UMR yaitu sebesar 81,6 hal ini sejalan dengan teori yang ada selain itu
penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Solikhah, Murtini dan Hartini 2008 bahwa pemanfaatan akan pelayanan kesehatan salah satunya akan
tergantung atau dipengaruhi kemampuan membayar sebuah keluarga berdasarkan pendapatan yang dihasilkan oleh sebuah keluarga. Akan tetapi bertentangan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Nurcahyani 2000 dengan judul beberapa faktor yang memengaruhi pemanfaatan pelayanan pengobatan di Puskesmas Bandarharjo kota
Semarang tahun 2000 didapat bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dan pendapatan dengan pemanfaatan pelayanan.
5.1.3 Pengaruh Variabel Pendidikan dan Pengetahuan Terhadap Demand
Pelayanan Rawat Inap di Puskesmas
Hasil penelitian menunjukkan responden yang terbanyak yang meminta demand pelayanan rawat inap yang tersedia di puskesmas rawat inap adalah
responden dengan tingkat pendidikan kategori tinggi yaitu sebesar 51,0 dan responden yang memiliki pengetahuan yang baik yang meminta demand pelayanan
rawat inap yang tersedia di puskesmas rawat inap adalah sebesar 71,4 .
Universitas Sumatera Utara
Hal ini dibuktikan dengan dari responden yang mengaku pernah memanfaatkan fasilitas rawat inap yang tersedia di puskesmas sebanyak 11 responden
100,0 memiliki pengetahuan yang baik tentang puskesmas rawat inap. Responden menjawab mengetahui bahwa puskesmas dengan fasilitas rawat inap buka
selama 24 jam dan selalu memiliki petugas kesehatan yang berjaga, selain itu responden juga menjawab responden mengetahui bahwa puskesmas dengan fasilitas
rawat inap mampu menangani proses persalinan, keadaan darurat seperti diare dan pertolongan pertama kecelakaan bahkan seorang responden dari Puskesmas Medan
Deli mengatakan mengetahui seseorang pernah memanfaatkan rawat inap untuk menangani DBD.
Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa faktor tingkat pendidikan dan pengetahuan memengaruhi nilai pentingnya kesehatan. Seseorang
dengan pendidikan tinggi cenderung mempunyai demand yang lebih tinggi. Pendidikan yang lebih tinggi cenderung untuk meningkatkan kesadaran status
kesehatan dan konsekuensinya untuk menggunakan pelayanan kesehatan. Masyarakat yang berpendidikan lebih tinggi menganggap penting nilai kesehatan, sehingga akan
mengkonsumsi jasa kesehatan lebih banyak dibandingkan masyarakat yang pendidikan dan pengetahuannya lebih rendah Joko, 2005 dalam Laij, 2012.
Status pendidikan seseorang berpengaruh terhadap pemanfaatan jasa pelayanan kesehatan, karena status pendidikan memengaruhi kesadaran dan
pengetahuan seseorang tentang kesehatan. Hal yang sering menjadi penghambat bagi
Universitas Sumatera Utara
pemanfaatan jasa pelayanan tersebut adalah kurangnya kesadaran dan pengetahuan seseorang tentang hal-hal yang berkaitan dengan perilaku kesehatan. Kurangnya
kesadaran dan pengetahuan seseorang sangat bervariasi, mulai dari tidak mengetahui tempat jasa pelayanan kesehatan yang tersedia hingga kurangnya pemahaman tentang
manfaat pelayanan, tanda-tanda bahaya atau kegawatan yang memerlukan pelayanan Joko, 2005 dalam Laij, 2012. Selain itu hasil dari penelitian ini juga sejalan dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Andhika 2010 yang menyebutkan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh positif terhadap penggunaan jasa pelayanan
kesehatan. 5.1.4 Pengaruh Variabel Kebutuhan Terhadap
Demand Pelayanan Rawat Inap di Puskesmas
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan bahwa kebutuhan memiliki pengaruh terhadap demand masyarakat terhadap pelayanan rawat inap yang tersedia
di puskesmas dengan kekuatan pengaruh adalah sebesar 57,4. Hal ini dibuktikan dengan responden yang terbanyak yang meminta demand pelayanan rawat inap
yang tersedia di puskesmas rawat inap adalah responden dengan kebutuhan terhadap pelayanan yang ada di puskesmas dengan kategori baik yaitu sebesar 95,9
sedangkan untuk responden dengan kebutuhan dalam kategori tidak baik hanya 4,1 dari responden yang meminta demand pelayanan rawat inap yang tersedia di
puskesmas. Selain itu dari 11 responden yang pernah memanfaatkan fasilitas rawat inap yang tersedia menjawab bahwa pelayanan dan fasilitas yang tersedia di
Universitas Sumatera Utara
puskesmas rawat inap sudah cukup memuaskan karena semua kebutuhan responden dalam mendukung penyembuhan sudah tercukupi di puskesmas rawat inap dan
apabila ada hal yang perlu ditingkatkan hal itu ialah jumlah petugas yang berjaga dan dokter spesialis. Sesuai dengan program yang dikembangkan oleh pemerintah Kota
Medan tahun 2009 untuk penempatan dokter spesialis di puskesmas rawat inap dan biasanya spesialis yang di tempatkan di puskesmas meliputi dokter spesialis penyakit
dalam, anak, bedah, kandungan, THT telinga, hidung, tenggorokan dan paru-paru. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian analisis permintaan demand
analysis pelayanan kesehatan puskesmas di kabupaten mojokerto yang di lakukan oleh Wasis Budiarto 1993 dimana variabel kebutuhan merupakan variabel penentu
dalam demand puskesmas baik di desa maupun di kota.
5.2 Pengaruh Faktor Lingkungan Terhadap Demand Masyarakat Terhadap
Pelayanan Rawat Inap. 5.2.1 Pengaruh Pengaruh Variabel Jarak Terhadap
Demand Pelayanan Rawat Inap di Puskesmas
Hasil penelitian menunjukkan responden yang terbanyak yang meminta demand pelayanan rawat inap yang tersedia di puskesmas rawat inap adalah
responden dengan kategori jarak mudah dicapai atau dijangkau dari rumah menuju puskesmas dengan fasilitas rawat inap yaitu sebesar 53,1 sedangkan untuk
responden yang sulit mencapai pelayanan rawat inap di puskesmas menunjukkan sebesar 46,9 akan meminta pelayanan rawat inap yang tersedia di puskesmas, selain
itu dari 11 responden yang pernah memanfaatkan fasilitas rawat inap di puskesmas-
Universitas Sumatera Utara
puskesmas tersebut sebanyak 8 responden menjawab hanya dengan jalan kaki sudah dapat mencapai puskesmas, dan 3 responden mengaku mudah dan tidak mengalami
kesulitan untuk mencapai puskesmas. Sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa jarak antara tempat tinggal
dengan tempat pelayanan kesehatan berpengaruh negatif terhadap jumlah pelayanan kesehatan. Hal ini dapat dipahami karena semakin jauh tempat tinggal dari tempat
pelayanan kesehatan akan semakin mahal. Ini telah sesuai dengan teori permintaan yaitu jika barang yang diminta semakin mahal, maka jumlah barang yang dibeli akan
semakin sedikit Andersen et al, 1975; Santerre Neun, 2000; Mills Gilson,1990 dalam Laij,2012.
Selain teori tersebut hasil daripada penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Andhika 2010 yang menyebutkan bahwa permintaan
penggunaan jasa pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh variabel jarak tempat tinggal terhadap lokasi daripada jasa pelayanan kesehatan.
5.2.2 Pengaruh Variabel Sumber Informasi dan Kelompok Referensi Terhadap Demand Pelayanan Rawat Inap di Puskesmas
Dari hasil wawancara dengan responden yang pernah memanfaatkan pelayanan rawat inap di puskesmas sebanyak 11 responden 100,0 mengaku
pernah mendengar tersedianya fasilitas rawat inap di puskesmas sebelumnya atau mengetahui seseorang yang lain yang pernah memanfaatkan fasilitas pelayanan rawat
inap yang tersedia di puskesmas, baik dari keluarga, teman, tetangga dan petugas
Universitas Sumatera Utara
puskesmas. Beberapa responden yang mendengar informasi tentang tersedianya pelayanan rawat inap di puskesmas adalah responden yang memanfaatkan fasilitas
rawat inap untuk proses persalinan, responden mengaku bahwa informasi yang diterima dari petugas puskesmas ialah ketika pemeriksaan selama kehamilan.
Akan tetapi secara keseluruhan hasil penelitian, didapat bahwa responden yang terbanyak yang meminta demand pelayanan rawat inap yang tersedia di
puskesmas rawat inap adalah responden dengan sumber informasi yang masih dalam kategori kurang yaitu sebesar 83,7 dan responden dengan kelompok referensi yang
berkategori tidak baik yaitu sebesar 65,3 adalah yang terbanyak meminta pelayanan rawat inap yang tersedia di puskesmas.
Dari hasil wawancara dengan responden hal ini disebabkan banyak dari responden yang mengaku baru saja pindah atau belum lama tinggal di daerah tersebut
sehingga tidak mengetahui bahwa puskesmas-puskesmas tersebut menyediakan pelayanan rawat inap, walaupun di pamplet puskesmas dengan jelas tertulis ada
kekhawatiran apabila benar-benar dalam keadaan membutuhkan puskesmas justru tidak buka atau tidak ada petugas yang berjaga di puskesmas.
Hal ini tidak sejalan dengan teori yang mengatakan bahwa sumber informasi dan kelompok referensi akan memengaruhi keputusan pembelian seseorang akan
permintaan pelayanan kesehatan dimana hal ini berkaitan erat dengan peningkatan pengetahuan yang diterima oleh seseorang mengenai jasa pelayanan kesehatan
tertentu dan memengaruhi persepsi seseorang terhadap pelayanan kesehatan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Semakin banyak sumber informasi dan kelompok referensi yang bernilai positif akan semakin baik pula persepsi seseorang berkaitan dengan pelayanan kesehatan tersebut.
Akan tetapi setelah diolah dan dilakukan uji statistik baik variabel sumber informasi dan variabel kelompok referensi keduanya memiliki pengaruh atau hubungan
terhadap demand masyarakat terhadap pelayanan rawat inap yang tersedia di puskesmas.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian determinan permintaan
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan gigi pada klinik AKG Depkes Bandung yang dilakukan oleh Laela 2001 menunjukkan variabel yang memengaruhi
permintaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan gigi pada klinik AKG adalah tingkat pendidikan, anjuran kelompok referensi, pendapatan, persepsi sehat sakit,
penyakit karies gigi dan status kesehatan jaringan periodontal.
5.3 Pengaruh Pengaruh Faktor Sistem Pelayanan Kesehatan Persepsi terhadap Demand Masyarakat Terhadap Pelayanan Rawat Inap.
Menurut Anderson yang dikutip dalam Notoatmodjo 2003, persepsi
merupakan salah satu faktor yang memengaruhi tindakan seseorang dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan. persepsi termasuk dalam faktor predisposisi
predisposing factors, karakteristik ini digunakan untuk menggambarkan fakta bahwa setiap individu mempunyai kecenderungan menggunakan pelayanan kesehatan
yang berbeda-beda persepsi juga dibangun dari pengalaman yang terjadi di masa silam.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang meminta demand pelayanan rawat inap yang tersedia di puskesmas rawat inap semuanya sudah
memiliki persepsi yang baik terhadap sistem pelayanan yang ada di puskesmas rawat inap yaitu sebanyak 49 responden 100,0 . Selain itu dari hasil wawancara dengan
responden yang pernah memanfaatkan fasilitas rawat inap yang tersedia di puskesmas menjawab bahwa secara keseluruhan pelayanan yang di responden terima baik dari
sarana fisik maupun pelayanan yang diberikan oleh petugas puskesmas sudah cukup memuaskan, bahkan beberapa responden diantaranya mengaku sangat puas dengan
pelayanan petugas puskesmas. Beberapa jawaban responden yang menyatakan kepuasan akan pelayanan yang didapatkannya ialah : “ susternya sabar- sabar dan
ramah, dokternya bagus cepat sembuh, biayanya juga sangat terjangkau dan administrasinya juga tidak rumit”.
Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurcahyani 2000 mengenai beberapa faktor yang memengaruhi pemanfaatan pelayanan
pengobatan di puskesmas bandarharjo kota semarang tahun 2000 menunjukkan ada hubungan antara kegawatan penyakit, persepsi penilaian terhadap pemanfaatan
puskesmas dengan pemanfaatan pelayanan, biaya berobat, biaya transportasi, jarak, lama waktu tempuh dan lama waktu tunggu dengan pemanfataan pelayanan. Selain
itu menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Purnomo 2006 menunjukkan bahwa variabel persepsi pasien tentang mutu pelayanan mempunyai hubungan
dengan kemauan berobat kembali
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan