Tsunami sangat berhubungan erat dengan gempa bumi tektonik di tengah laut. Jika gempa memiliki SR, maka Jepang mengajukan skala tingkat tsunami. Kekuatan
tsunami berbanding lurus dengan kekuatan gempa. Sebagai contoh, gempa dengan kekuatan 7 SR akan menyebabkan tsunami dengan kekuatan 0 dan maksimum run up
1 - 1,5 meter yang sama sekali tidak berbahaya. Namun gempa berkekuatan 8,25 SR memicu tsunami grade 3 dengan maksimum run up 8 - 12 meter. Jika 8,9 SR seperti
di NAD, tentu tinggi gelombangnya jauh lebih besar dan lebih dahsyat.
2.5.1. Mekanisme terjadinya Tsunami
Tsunami merupakan suatu rangkaian gelombang panjang yang disebabkan oleh perpindahan air dalam jumlah besar secara tiba-tiba. Tsunami dapat dipicu oleh
kejadian gempa, letusan volkanik, dan longsoran di dasar laut, atau tergelincirnya tanah dalam volume besar, dampak meteor, dan keruntuhan lereng tepi pantai yang
jatuh ke dalam lautan atau teluk. Mekanisme tsunami akibat gempa bumi dapat diuraikan dalam 4 kondisi
yaitu: kondisi awal, pemisahan gelombang, amplifikasi, dan rayapan. Mitigation Project of the National Tsunami Hazard Mitigation Program; httpwww.usgs.gov
a Kondisi awal Kondisi 1 Gempa bumi biasanya berhubungan dengan goncangan permukaan yang terjadi
sebagai akibat perambatan gelombang elastik elastic waves melewati batuan dasar ke permukaan tanah. Pada daerah yang berdekatan dengan sumber-sumber
gempa laut patahan, dasar lautan sebagian akan terangkat uplifted secara
Universitas Sumatera Utara
permanen dan sebagian lagi turun ke bawah down-dropped, sehingga mendorong kolom air naik dan turun. Energi potensial yang diakibatkan dorongan air ini,
kemudian berubah menjadi gelombang tsunami energi kinetik di atas elevasi muka air laut rata-rata mean sea level yang merambat secara horisontal. Kasus
yang diperlihatkan pada Gambar 2.1 adalah keruntuhan dasar lereng kontinental dengan lautan yang relatif dalam akibat gempa. Kasus ini dapat juga terjadi pada
keruntuhan lempeng kontinental dengan kedalaman air dangkal akibat gempa.
Gambar 2.1. Kondisi awal Kondisi 1
b Pemisahan gelombang Kondisi 2 Setelah beberapa menit kejadian gempa bumi, gelombang awal tsunami Kondisi
1 akan terpisah menjadi tsunami yang merambat ke samudera dalam Gambar 2.2 yang disebut sebagai tsunami berjarak distant tsunami, dan sebagian lagi
merambat ke pantai-pantai berdekatan yang disebut sebagai tsunami lokal local tsunami. Tinggi gelombang di atas muka air laut rata-rata dari ke dua gelombang
tsunami, yang merambat dengan arah berlawanan ini, besarnya kira-kira setengah tinggi gelombang tsunami awal Kondisi 1.
Universitas Sumatera Utara
Kecepatan rambat ke dua gelombang tsunami ini dapat diperkirakan sebesar akar dari kedalaman laut gd . Oleh karena itu, kecepatan rambat tsunami di samudera
dalam akan lebih cepat daripada tsunami lokal.
Gambar 2.2. Kondisi pemisahan gelombang Kondisi 2
c Amplifikasi Kondisi 3 Pada waktu tsunami lokal merambat melewati lereng kontinental, sering terjadi
hal-hal seperti peningkatan amplitudo gelombang dan penurunan panjang gelombang Gambar 2.3. Setelah mendekati daratan dengan lereng yang lebih
tegak, akan terjadi rayapan gelombang yang dijelaskan pada Kondisi 4.
Gambar 2.3. Kondisi amplifikasi gelombang Kondisi 3
d Rayapan Kondisi 4 Pada saat gelombang tsunami merambat dari perairan dalam, akan melewati
bagian lereng kontinental sampai mendekati bagian pantai dan terjadi rayapan
Universitas Sumatera Utara
tsunami Gambar 2.4. Rayapan tsunami adalah ukuran tinggi air di pantai terhadap muka air laut rata-rata yang digunakan sebagai acuan. Dari pengamatan
berbagai kejadian tsunami, pada umumnya tsunami tidak menyebabkan gelombang tinggi yang berputar setempat gelombang akibat angin yang
dimanfaatkan oleh peselancar air untuk meluncur di pantai. Namun, tsunami datang berupa gelombang kuat dengan kecepatan tinggi di daratan yang berlainan
seperti diuraikan pada Kondisi 3, sehingga rayapan gelombang pertama bukanlah rayapan tertinggi.
Gambar 2.4. Kondisi rayapan tsunami di daratan kondisi 4
Wilayah Desa Pasir berada pada garis pantai, dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 335 KK yang tersebar di 3 dusun, yaitu 3 dusun yaitu: Dusun Nek Puteh:
125 KK, Dusun Zakaria : 95 KK dan Dusun Bilal Gaek : 115 KK, Peta Desa Pasir menunjukkan jumlah penduduk yang berada pada zona yang rawan bencana, secara
rinci dapat dilihat pada Peta berikut.
Universitas Sumatera Utara
U
Dusun Bilal Gaek 115 KK
Dusun Zakaria 95 KK
Samudera Hindia
Dusun Nek Puteh 125 KK
Gambar 2.5. Peta Desa Pasir Keterangan:
= Jalur evakusi = Sekolah
= Kantor Latihan Kerja KLK = Lapangan Sepakbola
= Zona bahaya I 7 m diatas permukaan laut a.
Dusun Nek Puteh = 19 KK
b. Dusun Zakaria
= 14 KK c.
Dusun Bilal Gaek = 17 KK
= Zona bahaya II 7-12 m diatas permukaan laut a.
Dusun Nek Puteh = 75 KK
b. Dusun Zakaria
= 57 KK c.
Dusun Bilal Gaek = 69 KK
= Zona bahaya III 12-25 m diatas permukaan laut a.
Dusun Nek Puteh = 31 KK
b. Dusun Zakaria
= 24 KK c.
Dusun Bilal Gaek = 29 KK
Universitas Sumatera Utara
2.6. Penataan Kawasan Pesisir Sebagai Antisipasi Bencana Tsunami