1.2. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang penelitian dalam uraian diatas, maka permasalahan yang timbul adalah: bagaimana pengaruh risiko bencana tsunami
wilayah pesisir terhadap kesiapsiagaan pemahaman tentang bencana, rencana tanggap darurat, peringatan dini bencana, mobilisasi sumber daya kepala keluarga
di Desa Pasir Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.
1.3. Tujuan Penelitian
Untuk menganalisis pengaruh risiko bencana tsunami wilayah pesisir terhadap kesiapsiagaan pemahaman tentang bencana, rencana tanggap darurat, peringatan dini
bencana, mobilisasi sumber daya kepala keluarga di Desa Pasir Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.
1.4. Hipotesis
Ada pengaruh risiko bencana tsunami wilayah pesisir terhadap kesiapsiagaan pemahaman tentang bencana, rencana tanggap darurat, peringatan dini bencana,
mobilisasi sumber daya kepala keluarga di Desa Pasir Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.
1.5. Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah Kabupaten Aceh Barat, Khususnya
Kecamatan Johan Pahlawan dalam upaya meningkatkan kesiapsiagaan kepala keluarga pesisir dalam pengendalian risiko bencana tsunami.
Universitas Sumatera Utara
2. Sebagai bahan pemikiran yang didasari pada teori dan analisis terhadap kajian
praktis dalam meningkatkan kesiapsiagaan kepala keluarga pesisir dalam pengendalian risiko bencana tsunami.
3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan referensi
perpustakaaan hingga menjadi dasar pemikiran untuk pelaksanaan penelitian yang selanjutnya.
4. Untuk dapat mengaplikasikan ilmu yang dimiliki oleh peneliti dan merupakan
proses berfikir ilmiah dalam memahami dan menganalisa serta mengantisipasi masalah kesehatan yang bersumber dari bencana tsunami.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Wilayah Pesisir 2.1.1. Pengertian Wilayah Pesisir
Definisi wilayah pesisir masih menjadi perdebatan banyak pihak mengingat sulitnya membuat batasan zonasi wilayah pesisir yang dapat dipakai untuk berbagai
tujuan kepentingan. Kay 1999 mengelompokkan pengertian wilayah pesisir dari dua sudut pandang yaitu dari sudut akademik keilmuan dan dari sudut kebijakan
pengelolaan. Dari sisi keilmuan wilayah pesisir sebagai sabuk daratan yang berbatasan dengan lautan dimana proses dan penggunaan lahan di darat secara
langsung dipengaruhi oleh proses lautan dan sebaliknya. Definisi wilayah pesisir dari sudut pandang kebijakan pengelolaan meliputi jarak tertentu dari garis pantai ke arah
daratan dan jarak tertentu ke arah lautan. Menurut Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor Kep.10Men
2003 tentang Pedoman Perencanaan Pengelolaan Pesisir Terpadu, wilayah pesisir didefinisikan sebagai wilayah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang saling
berinteraksi, dimana ke arah laut 12 mil dari garis pantai dan sepertiga dari wilayah laut untuk KabupatenKota dan ke arah darat hingga batas administrasi
KabupatenKota. Wilayah pesisir merupakan interface antara kawasan laut dan darat yang
saling memengaruhi dan dipengaruhi satu sama lainnya, baik secara biogeofisik
Universitas Sumatera Utara
maupun sosial ekonomi, wilayah pesisir mempunyai karakteristik yang khusus sebagai akibat interaksi antara proses-proses yang terjadi di daratan dan di lautan. Ke
arah darat, wilayah pesisir meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air, yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut dan
perembesan air asin; sedangkan ke arah laut wilayah pesisir mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alami yang terjadi di darat seperti
sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran Bintoro dan Sukojo, 1998.
Definisi wilayah pesisir di atas memberikan suatu pemahaman bahwa ekosistem pesisir merupakan ekosistem yang dinamis dan mempunyai kekayaan
habitat yang beragam, di darat maupun di laut serta saling berinteraksi antara habitat tersebut. Selain mempunyai potensi yang besar, wilayah pesisir juga merupakan
ekosistem yang paling mudah terkena dampak kegiatan manusia. Pendefinisian wilayah pesisir dilakukan atas tiga pendekatan, yaitu pendekatan
ekologis, pendekatan administratif, dan pendekatan perencanaan. Dilihat dari aspek ekologis, wilayah pesisir adalah wilayah yang masih dipengaruhi oleh proses-proses
kelautan, dimana ke arah laut mencakup wilayah yang masih dipengaruhi oleh proses-proses daratan seperti sedimentasi. Dilihat dari aspek administratif, wilayah
pesisir adalah wilayah yanag secara administrasi pemerintahan mempunyai batas terluar sebelah hulu dari Kecamatan atau Kabupaten atau kota yang mempunyai hulu,
dan kearah laut sejauh 12 mil dari garis pantai untuk Provinsi atau 13 dari 12 mil untuk KabupatenKota. Sedangkan dilihat dari aspek perencanaan, wilayah pesisir
Universitas Sumatera Utara
adalah wilayah perencanaan pengelolaan dan difokuskan pada penanganan isu yang akan ditangani secara bertanggung jawab.
2.2. Pemukiman Masyarakat di Wilayah Pesisir