Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Ketiga, adalah memberikan perlindungan, pengayoman, serta pelayanan kepada masyarakat. 2 Berdasarkan ketiga tugas pokok tersebut, maka kepolisian mempunyai hubungan erat dengan kekuasaan kehakiman. Karena salah satu tugas kepolisian adalah menegakkan hukum. Dalam sifat peradilan pidana, penegakan hukum oleh kepolisian dilakukan dengan langkah penyelidikan yang dapat dilakukan dengan penyidikan. Wewenang untuk melakukan tindakan yang diberikan kepada Polisi umumnya dapat dibedakan menjadi dua 2 yaitu: wewenang-wewenang umum yang mendasarkan tindakan yang dilakukan Polisi dan yang kedua adalah wewenang khusus sebagai wewenang untuk melaksanakan tugas sebagai alat negara penegak hukum khususnya untuk kepentingan penyelidikan. 3 Sedangkan istilah umum dan khusus hanyalah untuk memudahkan mempelajarinya atau memahaminya kewenangan yang ada pada Kepolisian, tetapi keduanya juga saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Begitu juga dengan Kepolisian Diraja Malaysia atau biasanya disebut Polisi Diraja Malaysia PDRM adalah merupakan salah satu badan di bawah Kementerian Dalam Negeri. Ia juga merupakan antara badan yang mempunyai aktanya tersendiri, yaitu Akta Polisi tahun 1967, peraturan-peraturan Polisi, hukum-hukum tetap, dan tata tertib yang ketat untuk seluruh anggota-anggotanya. 2 Ibid, h 8 33 Hadi Utomo,Warsinto, , Hukum Kepolisiian di Indonesia, Jakarta; Prestasi Pustaka Publisher, 2005 cet. I Kondisi itu adalah penting bagi pasukan Polisi agar dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawab yang diamanahkan kepadanya untuk menjalankan tugas-tugas yang tertulis dalam Akta Polisi, serta undang-undang dan peraturan-peraturan yang lain. Peranan Polisi Malaysia PDRM terbukti sesuai dengan apa yang dituliskan di dalam Seksyen 3 Ayat 3 Akta Polisi 1967, yaitu bahwa Pasukan Polisi adalah bertanggungjawab untuk mengekalkan ketentaraman dan undang-undang; memelihara keamanan dan keselamatan Malaysia, mencegah dan menangkap jenayah, menangkap dan mendakwa pesalah, dan mengumpul risikan keselamatan. 4 Dalam hal ini, apa yang terkait perbedaan tersebut lebih menfokuskan kepada kedudukan sosial masyarakat dan sistem pemerintahan di dalam kedua-dua Negara tersebut. Dari sisi yang lain, dinamika sosial tidak terlepas dari hal-hal berlakunya konflik. 5 Dalam penelitian ini, hal-hal yang terkait timbulnya konfik adalah menfokuskan kenapa wujudnya prilaku unjuk rasa dikalangan masyarakat. 6 Agar lebih jelas kajian ini, maka penelitian terhadap masalah ini adalah lebih menfokuskan badan-badan pengadilan atau penegak hukum, seperti bagaimana wewenang kepolisian terhadap unjuk rasa masyarakat di tempat umum. 4 Abas, Tun Mohammad Salleh, Prinsip Perlembagaan dan Pemerintahan di Malaysia, cet. III, AmpangHulu Kelang Selangor Darul Ehsan: Dawama Sdn.Bhd, 2006 5 Michael Rush and Phillip Althoff, Pengantar Sosialogi politik, Jakarta: PT Raja Grafindo Perseda, 2003, cet. 3, h. 46 6 H. Warsinto Hadi Utomo, Hukum Kepolisiian di Indonesia, Jakarta; Prestasi Pustaka Publisher, 2005 cet, I, hlm. 35 Dalam menjaga keamanan awam, PDRM dibantu oleh kumpulan sokongan yang terdiri dari Polisi Tambahan, Sukarelawan Polisi, Polisi Bantuan, Kadet Polisi dan kakitangan awam. Antara persatuan bekas polisi dan tentara yang ada ialah Persatuan Bekas Polisi dan Tentara Malaysia. Rakan Cop merupakan program komuniti polisi yang telah dilancarkan pada tahun 2006. PDRM juga turut mengadakan kerjasama dengan pasukan polisi diseluruh negara termasuk empat jiran terdekatnya iaitu Polisi Nasional Republik Indonesia POLRI, Polisi Diraja Thailand Royal Thai Police Department, Polisi Diraja Brunei dan Polisi Republik Singapura Singapore Police Force. 7 Seterusnya, tinjuan terhadap penelitian unjuk rasa sebagai cara menyampaikan pendapat adalah hal yang biasa dalam negara yang menganut demokrasi. Namun, etika tetap harus dijaga. Pengunjuk rasa harus berangkat dari niat baik demi kemajuan bangsa dan negara, karena bagaimanapun juga unjuk rasa merupakan elemen dari demokrasi guna mengemukakan pendapat, bukan memaksakan kehendak. Unjuk rasa harus menjunjung etika dan tidak boleh melakukan kekerasan. Unjuk rasa, apalagi dengan jumlah massa yang besar, tak harus menimbulkan ketakutan dalam diri warga lainnya. Tetapi siapa yang berani menjamin keadaan bisa terkendali seperti itu? Sebab pada kenyataannya yang terjadi lebih sering sebaliknya. 8 Dengan beberapa permasalah tersebut, pecahan masalah masih lagi berputar pada ruanglingkup undang-undang, lembaga penegak hukum dan respon terhadap prilaku atau struktur sosial. Maka 7 http:ms.wikipedia.orgwikiPolisi_Diraja_Malaysia 8 Michael Rush and Phillip Althoff, Pengantar Sosialogi politik, Jakarta: PT Raja Grafindo Perseda, 2003, cet. 3, h. 46 hal ini lebih komprehensif atau lengkap jika tijauan ini meneliti terhadap wujudnya akta atau undang-undang penunjuk rasa antara kedua Negara tersebut. Selain ini, mentode penelitian lebih jelas jika di lakukan ke arah studi banding sehingga wujudnya keistemewaan teori antara kedua Negara tersebut yaitu Malaysia dan Indonesia. Jadi, sebuah penelitian ini sangat menarik untuk di kaji atau di teliti, maka penulis akan membuat sebuat tema ke arah ilmiah, tiada hal-hal yang bahaya, pecahan masalah sangat banyak dan danau maka wujudlah sebuah tajuk „Tinjauan Hukum Islam Terhadap Wewenang Polisis Malaysia dan Indonesia dalam menanggulangi unjuk rasa di Tempat Umum ‟

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan hal-hal yang telah dipaparkan dalam latar belakang masalah, penulis membatasi ruanglingkup pada teori atau studi banding dalam hal pembentukan undang- undang antara kedua Negara tersebut, agar peneletian ini tidak bertindih dari pecahan masalah tersebut, penulis sekali lagi menfokuskan hanya undang-undang bagi penegak hukum yaitu lembaga kepolisian terdahap unjuk rasa masyarakat ditempat umum. Dari pembatasan di atas, penulis merumuskan permasalah tersebut adalah; 1. Bagaimanakah terjadinya pembentukan undang-undang unjuk rasa antara kedua negara tersebut? 2. Bagaimanakah peran lembaga penegak hukum dan kepolisian terhadap unjuk rasa masyarakat di tempat umum? 3. Apakan tinjauan hukum Islam tehadap ujuk rasa di tempat umum?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui terjadinya pembentukan undang-undang unjuk rasa antara kedua negara tersebut 2. Mengetahui peran lembaga penegak hukum dan kepolisian terhadap unjuk rasa masyarakat di tempat umum 3. Memahami Apakan tijuan hukum Islam tehadap ujuk rasa di tempat umum Adapun manfaat yang diharapkan penulis adalah: 1 Dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan bagi penulis, pembaca, serta masyarakat akan pentingnya lembaga kepolisian di Malaysia dan lembaga kepolisian di Indonesia 2 Dapat mengetahui apa saja yang menjadi kewenangan dari lembaga kepolisian. 3 Secara akademis dapat bermanfaat bagi para akademis Fakultas Syari‟ah dan Hukum pada umumnya, dan dapat menjadi salah satu referensi dalam program studi siyasah syar‟iyyah mengenai wewenang kepolisian di negara bagian Selangor dan hukum Islam.

D. Review Terdahulu

Sejumlah penelitian tentang lembaga kepolisian sudah dilakukan. Hanya saja secara spesifik merupakan tinjauan lembaga kepolisian adalah karya Furkon Maulana Yusuf dari Fakultas Syariah dan Hukum tahun 2007, dalam skripsinya yang berjudul kedudukan militer Di Indonesia dalam Tinjauan Hukum Positif dan hukum Islam. Dalam literatur ini dijelaskan bagaimana Sejarah dan Dasar-Dasar militer bisa ada jika dilihat dari sudut pandang hukum positif dan hukum Islam. Serta dimana letak persamaan dan perbedaan pandangan hukum positif dan hukum Islam terhadap kedudukan militer Malaysia. Selain skripsi, literature mengenai wewenang kepolisian juga ditemukan penulis dalam beberapa buku : 1. Buku yang berjudul Syari‟at Islam di Selangor, paradigma kebijakan dan kegiatan memuat tentang dasar hukum pelaksanaan syari‟at Islam di provinsi Selangor, dan paradigma pelaksanaan syari‟at Islam di provinsi Selangor, serta qanun-qanun syari‟at Islam dan pelaksanaannya di Selangor yang salah satunya menjelaskan tentang bagaimana hubungan antara mahkamah syariah dengan kepolisian dan kejaksaan, dan bagaimana pula hubungan dengan lembaga adat dan lembaga penegakan hukum. 2. Buku mengenal hukum kepolisian, perspektif kedudukan dan hubungannya dalam hukum administrasi, memuat tentang kedudukan dan karakteristik hukum kepolisian di Malaysia.Disamping itu buku ini juga mengkaji secara dalam tentang hukum kepolisian dan keterkaitannya dengan hukum administrasi yang lebih spesifiknya lagi tentang kedudukan lembaga kepolisian dalam ketatanegaraan Malaysia. Perlu kita ketahui bahwa hukum kepolisian merupakan dari hukum administrasi yang eksistensinya tidak dapat dipisahkan dengan hukum administrasi sebagai hukum dasar dalam penyelenggaraan pemerintahan.

E. Mentode Penelitian

Metode merupakan strategi utama dalam pengumpulan data-data yang diperlukan untuk menjawab persoalan yang dihadapi. Pada dasarnya sesuatu yang dicari dalam penelitian ini tidak lain adalah “pengetahuan” atau lebih tepatnya “pengetahuan yang benar” dimana pengetahuan yang benar ini nantinya dapat dipakai untuk menjawab