Kepolisian Pada Masa Nabi Muhammad

pemerintahan hanya memberikan kebijakan-kebiajakan global yang berkaitan dengan aktivitas kepolisian. Pengangkatan panglima perang pertama kali terjadi pada Ramadhan 1 HMaret 623 M, enam bulan setelah hijrah Nabi dan terakhir kali terjadi pada Rabiu Tsani 1 H632 M. Ada 72 kali pengangkatan pemimpin perang dengan jumlah pemimpin yang dipercayai 47 orang. 49

2. Kepolisian pada masa Khulafaur Rasyidun

Pada saat Nabi meninggal dunia, organisasi politik negara Madinah menghadapi krusial. Pertama, Al-Quran sebagai sumber pokok ajaran Islam telah dianggap selesai, karena tidak di turunkan lagi. Untuk memberikan jawaban atas persoalan yang muncul maka diperlukan tafsir atas teks Al- Qur‟an. Kedua, tidak adanya pengganti yang dipersiapkan sebelum Nabi meninggal. Ketiga, muncul pertentangan antara kaum Anshar dan Muhajirin tentang pemimpin setelah nabi Setelah musyawarah di Tsaqifah, Bani Saidah sepakat mengangkat Abu Bakar sebagai kepala agama sekaligus sebagai kepala pemerintahan dan sebagai panglima perang tertinggi. Tugas politik pertama yang harus dihadapi adalah banyaknya komunitas Muslim yang meninggalkan agamanya sepeninggalnya Nabi. Abu Bakar dibantu Umar bin Khattab menyakinkan umat Muslim bahwa „nabi-nabi‟ baru harus ditumpaskan sampai 49 Para ulama dan sejarawan berbeda pendapat tentang beberapa kali peristiwa perang yang diikuti oleh Nabi Ghazwah dan beberapa peperangan yang tidak diikuti oleh Nabi sariyah. Imam Yahya, Tradisi Militer Dalam Islam Yogyarkarta: Logung Pustaka, 200, h. 40. habis. Khalid bin Walid yang pada waktu perang Uhud menjadi musuh tangguh Islam diangkat menjadi panglima perang bagi seluruh umat Islam. Umar bin Khatab adalah khalifah kedua 634-644 M, Abu Bakar mengharapkan Umar menjadi penggantinya baik sebagai pemimpin Negara sekaligus pemimpin angkatan perang. Beberapa kebijakan yang mendapat perhatian serius diantaranya; pengembangan daerah kekuasaan Islam, pembenahan birokrasi pemerintahan, pembentukan lembaga kepolisian dan pengembangan demokrasi. Beliau adalah orang yang pertama kali membangunkan struktur politik kenegaraan dengan adanya gubenur sebagai financial officer harus menyerahkan uang kepada khalifah. Struktur pemerintahan akan berjalan dengan baik manakala ada sistem keuangan negara. 50 Struktur kenegaraan yang mengatur tentang lembaga kepolisian berbentuk diwan al-Ahdats jawaban kepolisian. Diwan al- jund jabatan militer yang kewajiban menginventalisir dan mengelola administrasi ketentaraan. Serta didirikannya Lembaga Kepolisian, dan militer yang merupakan pusat bantuan negara dalam masalah memelihara ketertiban umum dan menindak pelanggar hukum yang kemudian diadili oleh hakim qadhi. 51 Kebijakan lain yang diterapkan Umar adalah menempatkan tentara-tentara Muslim di daerah-daerah kota garis depan dan pembentukan garnius amsar 50 Edmund Bosworth, Annies of the Prophet dalam bernard Lewis, The world of Island people, Culture, London: Thanmes and Hudson, 1979. Hlm.73 51 Dr. J. Suyuti Pulungan, M.A, Fiqih Siyasah Ajaran Dan Pemikiran, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994, hlm 13 Pada periode Utsman bin Affan 644-656 M, sebagai khalifah setelah Umar tidak memberikan nuansa baru dalam pemerintahan negara Islam. 52 Karena perkembangan sistem organisasi lembaga kepolisian selama pemerintahan Utsman tidak banyak mengalami perubahan yang berani. Sama seperti pendahulunya, pemerintahan Ali bin Abi Thalib tidak meninggalkan sistem organisasi lembaga kepolisian yang lebih baik dari Khalifah Umar dan Utsman. Pemerintaha Ali diwarnai perang sipil antar umat Muslim, Perang yang dikenal dengan perang Unta jamal 656M. Setelah masa Khalafaur Rasyidin, bentuknya lebih sistematis dengan kewenangan yang s emakin jelas, dimulai oleh salah seorang khalifah Bani „Abbas yaitu al-Mahdi 159-169 H pada masa khalifah inilah badan yang bertugas dan diberi kewenangan menangani masalah amar ma‟ruf nahi mungkar ini diberi nama wilayatul hisbah.

C. Wewenang Kepolisian Menurut Tinjauan Hukum Islam

Di dalam fiqh, Wilayatu Hisbah merupakan satu badan pengawasan yang bertugas melakukan amar ma‟ruf nahi mungkar, mengingatkan masyarakat mengenai aturan-aturab syariat, langkah yang harus mereka ambil untuk menjalankan syariat serta batas di mana orang-orang harus berhenti. Sebab kalau mereka terus berbuat, mereka akan dianggap melanggr ketentuan syariat. Dalam keadaan terpaksa atau sangat mendesak, Wilyatul Hisbah diberi izin melakukan tindakan untuk menghentikan pelanggaran serta melakukan 52 Hugh Kennedy, The Prophet and The Age of The Chalipates: The Islamic near East From The eleven Century, London Longham, 1956, hlm. 120