Manfaat Penelitian Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

kemampuan berpikir dan wawasan siswa terhadap matematika dapat pula meningkatkan kognitif siswa, seperti mengingat kembali, memahami, penerapan suatu konsep, dan sebagainya. Bruner menyatakan dalam matematika setiap konsep berkaitan dengan konsep yang lain. Begitu pula dengan yang lainnya, misalnya antara dalil dengan dalil, antara teori dengan teori, antara topik dengan topik, ataupun antara cabang dengan cabang matematika lain. Oleh karena itu, agar siswa lebih berhasil dalam belajar matematika, maka harus banyak diberikan kesempatan untuk melihat keterkaitan-keterkaitan itu 4 . Sesuai dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Bruner, maka dalam mengarahkan siswa untuk dapat lebih melihat keterkaitan atau hubungan antara konsep matematika, guru perlu memberikan contoh soal yang tersebut. Namun hal tersebut akan menjadi sulit apabila siswa sama sekali tidak hafal terhadap rumus pada materi yang dipelajarinya, terlebih lagi jika siswa lupa akan materi-materi yang pernah dipelajari sebelumnya. Karena bagaimanapun tak dapat dipungkiri jika pelajaran matematika selalu identik dengan rumus, dan ada beberapa materi yang memang mengharuskan siswa untuk dapat menghafal rumusnya. Namun, siswa sepertinya merasa kesulitan untuk menghafal rumus matematika. Keluhan- keluhan seperti di bawah ini sering kita dengar dari para siswa, misalnya 5 : 7. Mudah lupa 1. Sulit mengingat 2. Lama mengingatnya 3. Cape mengingat karena banyak materinya 4. Otak merasa penuh 5. Informasi yang mau diingat ditukar dengan yang lai 4 Dahar, Ratna Wilis. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga. 1996. Hal 100 5 Windura, Sutanto. Memory Champion at School. 2010. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Hal: 35 Siswa umumnya datang bukan dengan “lembaran kosong” tetapi dengan bank pengalaman otak yang sangat disesuaikan. Ketika pembelajaran sebelumnya diaktifkan, otak cenderung akan membuat koneksi dengan materi baru, sehingga dengan demikian hal ini dapat meningkatkan pemahaman dan kemaknaan. 6 Berdasarkan hasil diskusi dengan guru matematika SMA Muhammadiyah 25 Tangerang Selatan, mengatakan bahwa kemampuan koneksi matematika di sekolah tersebut masih lemah, hal ini terlihat di lapangan bahwa: 5. Pada saat pembelajaran berlangsung, terlihat sebagian besar siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami materi yang diajarkan guru. 6. Pada saat mengerjakan latihan soal cerita, sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam menjawab soal terutama dalam hal mengkaitkan materi yang sesuai dengan soal tersebut. Misalnya, siswa diberikan soal Empat pasang suami istri membeli karcis untuk 8 kursi sebaris pada suatu pertunjukkan. Dua orang akan duduk bersebelahan hanya kalau keduanya pasangan suami – istri atau berjenis kelamin sama. Berapa banyakkah cara menempatkan keempat pasang suami isteri ke 8 kursi tersebut ? Siswa bingung bagaimana cara mengerjakannya, hal ini dikarenakan siswa tidak hafal rumus, dan tidak terbiasa mengerjakan latihan-latihan di rumah 7. Pada akhir pembelajaran sebagian besar siswa kurang merespon umpan balik dari guru. 8. Pada evaluasi hasil belajar terlihat rendahnya hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil di lapangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan koneksi matematika masih sangat kurang. Oleh karena itu, kemampuan koneksi matematika perlu ditingkatkan. Salah satu upaya meningkatkan kemampuan koneksi matematika siswa dalam mata pelajaran 6 Eric Jensen. Brain Based Learning. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar. 2008.Hal 135 matematika adalah dengan pemilihan pembelajaran yang lebih menekankan pada aktifitas mengingat dan mengulang pelajaran oleh siswa daripada aktifitas mengajar siswa. Karena bagaimanapun matematika tak lepas dari rumus yang harus dihafal dan dipahami. Guru perlu menerapkan pada aspek kemampuan koneksi sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Pembelajaran Berorientasi Retensi adalah salah satu pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan siswa tentang matematika, salah satu kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan koneksi matematika siswa. Karena pembelajaran yang melibatkan panca indra dalam proses berpikir dapat memungkinkan pembelajaran menjadi lebih bermakna, sehingga memungkinkan kuatnya retensi siswa terhadap konsep-konsep yang diajarkan. Untuk memenuhi hal tersebut guru sedapat mungkin melibatkan siswa sehingga siswa dapat mengaitkan materi-materi yang telah dipelajarinya. Jadi, untuk memperbaiki kemampuan koneksi matematika, sebelumnya siswa harus terlebih dahulu hafal rumus-rumus yang akan digunakan. Dan untuk dapat menghafal rumus, siswa harus melakukannya secara berulang-ulang atau disebut juga retensi. Sehingga diharapkan setelah siswa hafal rumusnya, siswa dapat menyelesaikan soal yang berhubungan dengan kemampuan koneksi matematika. Retensi dalam belajar merupakan proses belajar mengingat sejumlah materi yang masih diingat setelah selang waktu tertentu. Dengan retensi siswa diberi kesempatan untuk dapat menghafal rumus dasar pada materi matematika yang akan dipelajari dan bermanfaat untuk diingat kembali pada saat mengerjakan soal. Siswa terus ditempa untuk selalu mengingat dan mengulang kembali pelajaran yang telah dipelari pada pertemuan sebelum-sebelumnya. Hal ini juga dimaksudkan untuk mengubah pendapat para siswa, jika “Menghafal adalah menyebalkan” Sehingga dari aktifitas yang digunakan pada pembelajaran berorientasi retensi diharapkan dapat meningkatkan kemampuan koneksi matematika siswa SMA Muhammadiyah 25 Tangerang Selatan. Selain itu, dengan retensi siswa