Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan korelasi menurut Guilford, yaitu: 46 Tabel. 3. Kriteria Reliabilitas Indeks Reliabilitas Keterangan Kurang dari 0,20 Tidak ada korelasi 0,20 – 0,40 Korelasi rendah 0,40 – 0,70 Korelasi sedang 0,70 – 0,90 Korelasi tinggi 1,00 Korelasi sempurna c. Taraf Kesukaran Analisis tingkat kesukaran dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi soal- soal yang sulit, sedang ataupun yang mudah. Dengan analisis soal ini diharapkan dapat dilakukan perbaikan terhadap soal-soal yang dianggap kurang baik. Langkah pertama yang dilakukan dalam analisis ini adalah analisis tingkat kesukaran. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah, juga tidak terlalu sulit. Uji taraf kesukaran soal dengan menghitung indeks besarnya. Hal ini bertujuan untuk mengetahui soal-soal tersebut mudah, sedang, dan sukar, untuk itu digunakan rumus 47 : P = Js B 46 Subana, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, Bandung: Pustaka Setia 2005, cet. Ke-2, hal. 132-134 47 Suharsimi Arikunto. Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara, 1993. H. 208 Keterangan: P =Indeks kesukaran B = Jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar Js = Jumlah seluruh siswa peserta tes Indeks kesukaran menunjukkan mudah atau sukarnya suatu soal. Besarnya indeks kesukaran antara 0,0 -1,00. Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering diklasifiksikan sebagai berikut 48 : Tabel. 4. Indeks Kesukaran Indeks kesukaran Keterangan 0,00 – 0, 29 Sukar 0,30 – 0,69 Sedang 0,70 – 1,00 Mudah d Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D. Seperti halnya indeks kesukaran, indeks diskriminasi daya pembeda ini berkisar antara 0,00 – 1,00. Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah 49 : D = B A B B A A P P J B J B    48 Suharsimi Arikunto, dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara, 1993. H. 210 49 Suharsimi Arikunto, dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara, 1993. H. 210 Keterangan: D : daya pembeda J A : banyaknya peserta kelompok atas J B : banyaknya peserta kelompok bawah B A : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar B B : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar P A : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar P B : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar Tabel. 5. Klasifikasi Daya Pembeda 50 : Daya Pembeda Keterangan 0,00 – 0,19 Jelek 0,20 – 0,39 Cukup 0,40 – 0,69 Baik 0,70 – 100 Baik sekali

E. Teknik analisis data

Analisis terhadap data penelitian dilakukan dengan tujuan untuk menguji kebenaran hipotesis yang diajukan dalam penelitian. Hipotesis yang telah dirumuskan akan dianalisis dengan menggunakan uji-t. Akan tetapi, sebelum 50 Suharsimi Arikunto, dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara, 1993. H. 218 dilakukan pengujian hipotesis penelitian maka terlebih dahulu akan dilakukan uji prasyarat analisis data dengan menggunakan uji normalitas dan homogenitas data. a. Uji Normalitas Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan yang digunakan yaitu uji Chi-kuadrat chi square. Adapun langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut 51 : 1. Perumusan hipotesis H : Data sampel berasal dari kelas berdistribusi normal H 1 : Data sampel berasal dari kelas berdistribusi tidak normal 2. Data dikelompokkan ke dalam distribusi frekuensi 3. Menghitung nilai 2  hitung melalui rumus sbb: Rumus uji chi-kuadrat 52 :     k i i i i E E o 1 2 2  4. Menentukan 2  tabel pada derajat bebas dk= k – 3, dimana k adalah banyaknya sampel dalam 1 kelompok. 5. Kriteria pengujian Jika 2  hitung ≤ 2  tabel , maka Ho diterima Jika 2  hitung 2  tabel , maka Ho ditolak 6. Kesimpulan 2  hitung ≤ 2  tabel : Sampel berasal dari kelas berdistribusi normal 2  hitung 2  table : Sampel berasal dari kelas berdistribusi tidak normal 51 Dr. Kadir, M. Pd. Statistika Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Rosemata Sampurna. Jakarta. 2010. Hal 111 52 Sudjana. Metoda Statistika. Bandung: TARSITO, 1992 hal. 193. Edisi 5 b. Uji Homogenitas Setelah uji normalitas, peneliti melakukan pengujian terhadap kesamaan homogenitas beberapa bagian sampel, yakni seragam atau tidaknya varians sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama. Pengujiannya menggunakan uji Fisher pada taraf signifikansi = 0,05. 53 Hipotesis statistik: H o : varians kedua kelompok homogen H a : varians dari kelompok tidak homogeny Rumus uji : F hitung = terkecil Var terbesar Var . . Kriteria pengujian : Jika F hitung ≤ F tabel maka kedua sampel dikatakan homogen, dan Jika F hitung F tabel maka kedua sampel dikatakan tidak homogeny

F. Uji Hipotesis Statistik

Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui ada atau tidak adanya pengaruh metode pembelajaran retensi terhadap kemampuan koneksi matematika siswa dengan melihat ada atau tidak adanya perbedaan rata-rata kemampuan koneksi matematika antara siswa yang diajarkan menggunakan pembelajaran berorientasi retensi dengan siswa yang diajarkan menggunakan pembelajaran ekspositori. Untuk uji hipotesis, peneliti menggunakan rumus uji-t. Rumus yang digunakan, yaitu: 53 Sudjana, Metoda Statistika, Bandung : Tarsito, 2005, cet. III, hal. 250 a. Untuk sampel yang homogen 54 2 1 2 1 1 1 n n s X X t gab    dengan 1 1 1 n X X   dan 2 2 2 n X X   Sedangkan     2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1       n n s n s n s gab Keterangan: t : harga t hitung 1 X : nilai rata-rata hitung data kelompok eksperimen 2 X : nilai rata-rata hitung data kelompok kontrol s 1 2 : varians datakelompok eksperimen s 2 2 : varians data kelompok kontrol s gab : simpangan baku kedua kelompok n 1 : jumlah siswa pada kelompok eksperimen n 2 : jumlah siswa pada kelompok kontrol Setelah harga t hitung diperoleh, kita lakukan pengujian kebenaran kedua hipotesis dengan membandingkan besarnya t hitung dan t tabel , dengan terlebih dahulu menetapkan degrees of freedomnya atau derajat kebebasannya, dengan rumus: df = n 1 + n 2 – 2 54 Ibid.,h. 239.