3. Pada akhir pembelajaran sebagian besar siswa kurang merespon umpan balik dari guru.
4. Pada evaluasi hasil belajar terlihat rendahnya hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil di lapangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan koneksi matematika masih sangat kurang. Oleh karena itu,
kemampuan koneksi
matematika perlu
ditingkatkan. Salah
satu upaya
meningkatkan kemampuan koneksi matematika siswa dalam mata pelajaran matematika adalah dengan pemilihan pembelajaran yang lebih menekankan pada
aktifitas mengingat dan mengulang pelajaran oleh siswa daripada aktifitas mengajar siswa. Karena bagaimanapun matematika tak lepas dari rumus yang
harus dihafal dan dipahami. Guru perlu menerapkan pada aspek kemampuan koneksi sehingga pembelajaran menjadi bermakna.
Pembelajaran Berorientasi Retensi adalah salah satu pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan siswa tentang
matematika, salah satu kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan koneksi matematika siswa. Karena pembelajaran yang melibatkan panca indra dalam
proses berpikir dapat memungkinkan pembelajaran menjadi lebih bermakna, sehingga memungkinkan kuatnya retensi siswa terhadap konsep-konsep yang
diajarkan. Untuk memenuhi hal tersebut guru sedapat mungkin melibatkan siswa sehingga siswa dapat mengaitkan materi-materi yang telah dipelajarinya.
Jadi, untuk memperbaiki kemampuan koneksi matematika, sebelumnya siswa harus terlebih dahulu hafal rumus-rumus yang akan digunakan. Dan untuk
dapat menghafal rumus, siswa harus melakukannya secara berulang-ulang atau disebut juga retensi. Sehingga diharapkan setelah siswa hafal rumusnya, siswa
dapat menyelesaikan soal yang berhubungan dengan kemampuan koneksi matematika. Retensi dalam belajar merupakan proses belajar mengingat sejumlah
materi yang masih diingat setelah selang waktu tertentu. Dengan retensi siswa diberi kesempatan untuk dapat menghafal rumus dasar pada materi matematika
yang akan dipelajari dan bermanfaat untuk diingat kembali pada saat mengerjakan soal. Siswa terus ditempa untuk selalu mengingat dan mengulang kembali
pelajaran yang telah dipelari pada pertemuan sebelum-sebelumnya. Hal ini juga dimaksudkan untuk mengubah pendapat para siswa, jika “Menghafal adalah
menyebalkan” Sehingga dari aktifitas yang digunakan pada pembelajaran berorientasi
retensi diharapkan dapat meningkatkan kemampuan koneksi matematika siswa SMA Muhammadiyah 25 Tangerang Selatan. Selain itu, dengan retensi siswa
tidak hanya belajar matematika mereka juga mendapatkan pengertian yang lebih bermakna tentang penggunaan matematika diberbagai bidang sehingga dapat
meningkatkan koneksi di luar topik matematika SMA Muhammadiyah 25 Tangerang Selatan.
Dalam penelitian ini, akan dikaji satu kegiatan yang diduga dapat memperbaiki
permasalahan-permasalahan yang
sering terjadi
di SMA
Muhammadiyah 25 Tangerang Selatan. Maka salah satunya adalah rendahnya kemampuan koneksi matematika siswa melalui pembelajaran berorientasi retensi.
Berdasarkan hal tersebut, maka timbul keinginan untuk melakukan penelitian
tentang Pengaruh Pembelajaran Berorientasi Retensi Terhadap Kemampuan Koneksi Matematika Siswa
.
B. Identifikasi Masalah
1. Siswa sering lupa terhadap apa yang telah dipelajari karena siswa tidak terbiasa menghafal suatu rumus matematika.
2. Siswa sering lupa terhadap materi yang baru dipelajari sebelumnya, padahal materi yang akan dihadapi berkaitan dengan materi pada bab
sebelumnya. 3. Proses pembelajaran kurang mendorong siswa untuk mengembangkan
kemampuan berpikir.
4. Kemampuan koneksi matematika siswa masih lemah, misalnya mereka sering
merasa kesulitan
ketika harus
mengerjakan soal
yang menghubungkan materi pada matematika dengan kehidupan sehahri-hari,
atau ketika harus mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
C. Batasan Masalah
Untuk memfokuskan masalah yang akan ditekiti, maka peneliti membatasi masalah pada:
1. Pembelajaran yang
akan digunakan
dalam penelitian
ini adalah
pembelajaran berorientasi retensi. Pembelajaran berorientasi retensi merupakan proses belajar mengingat sejumlah materi yang masih diingat
setelah selang waktu tertentu. Dengan retensi siswa ditekankan untuk dapat menghafal rumus dasar pada materi matematika yang akan dipelajari
dan bermanfaat untuk diingat kembali pada saat mengerjakan soal. 2. Kemampuan yang akan diukur adalah kemampuan koneksi matematika
siswa, yang terbagi menjadi 3 jenis yaitu kemampuan menghubungkan antara topik matematika yang satu dengan topik matematika yang lain,
menghubungkan antara topik matematika dengan bidang studi lain, dan menghubungkan matematika dengan masalah sehari-hari.
D. Rumusan Masalah
1. Apakah pembelajaran berorientasi retensi dalam proses pembelajaran matematika dapat memperbaiki kemampuan koneksi matematika siswa?
2. Bagaimana pengaruhnya terhadap kemampuan koneksi matematika siswa?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk
mendapatkan informasi
mengenai pengaruh
pembelajaran berorientasi retensi terhadap kemampuan koneksi matematika siswa.
b. Untuk mengetahui ada atau tidak adanya perbedaan penggunaan pembelajaran
berorientasi retensi
terhadap kemampuan
koneksi matematika siswa.
c. Untuk mendapatkan informasi mengenai keunggulan dan kelemahan pembelajaran
berorientasi retensi
terhadap kemampuan
koneksi matematika siswa.
2. Manfaat Penelitian
1 Bagi Siswa a. Meningkatkan kemampuan menghafal
b. Agar siswa memperoleh informasi bahwa ada alternatif cara belajar
guna meningkatkan kemampuan koneksi matematika c.
Meningkatkan kemampuan koneksi matematika siswa d. Pembelajaran berorientasi retensi diharapkan akan lebih menarik dan
dapat membangkitkan motivasi serta minat siswa dalam menghafal rumus-rumus pada bidang studi matematika.
2 Bagi Guru a. Guru dapat mengetahui pengaruh pembelajaran berorientasi retensi
dalam proses belajar mengajar b. Sebagai alternatif pembelajaran, khususnya pada pelajaran matematika
sehingga dapat dimanfaatkan sebagai masukan dalam memperbaiki proses belajar mengajar selanjutnya serta sebagai usaha dalam
meningkatkan kemampuan koneksi matematika khususnya pada pokok bahasan turunan.
c. Dapat menerapkan cara yang sama untuk proses pembelajaran selanjutnya.
d. Dapat memberikan wawasan dan pengalaman dalam melakukan penelitian sebagai upaya solusi terhadap permasalahan yang dihadapi
siswa dan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran.
3 Bagi Sekolah Penelitian ini diharapkan menjadi masukan data sekolah yang dapat
dijadikan bahan pertimbangan dalam memperbaiki proses belajar mengajar.