Hasil Pengujian Hipotesis dan Pembahasan

Perbedaan hasil tes kemampuan koneksi matematika pada kelas XI SMA Muhammmadiyah 25 Tangerang Selatan disebabkan karena adanya perbedaan cara yang digunakan pada saat pembelajaran, khususnya pada materi turunan. Pada kelompok kontrol siswa diajarkan dengan pembelajaran ekspositori. Pembelajaran ekspositori yang diajarkan pada kelompok kontrol, yakni pada setiap pertemuan guru memberi penjelasan mengenai materi yang diajarkan. Setelah itu guru memberi contoh soal dan kemudian siswa diminta untuk mengerjakan latihan latihan dan siswa diperbolehkan untuk melihat catatan. Sedangkan proses pembelajaran pada kelas eksperimen yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran berorientasi retensi. Setelah guru selesai memberikan penjelasan, siswa digali kemampuanya untuk mengingat kembali apa yang sudah dipelajari dan siswa selalu diminta untuk menghafal rumus yang telah dipelajari. Setelah itu siswa baru diberikan contoh dan diminta untuk mengerjakan latihan tanpa melihat kembali rumus yang telah dipelajari. Tetapi ketika jawaban mereka salah guru baru memperbolehkan siswa untuk memperbaiki jawaban dengan melihat catatan. Hal ini menyebabkan siswa ingat pada poin kesalahannya, dan ingatan mengenai rumus menjadi lebih lama karena pertama siswa menghafal rumus, kemudian mencoba mengerjakan soal, ketika salah mereka kembali melihat rumus yang telah dicatat. Dari uraian di atas, jelas terlihat bahwa pembelajaran berorientasi retensi yang diterapkan pada mata pelajaran matematika mampu memperbaiki kemampuan koneksi matematika siswa. Selain dapat memperbaiki kualitas pembelajaran matematika yang meliputi peningkatan hasil belajar, peningkatan motivasi, dan peningkatan prestasi belajar matematika seperti yang telah dilakukan oleh: Roslani Supirah, Dwi Kurniati Zaenab, dan Dhini Kusumawati, ternyata pembelajaran berorientasi retensi juga dapat digunakan untuk memperbaiki kemampuan koneksi matematika siswa.

H. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Berorientasi Retensi

Adapun penggunaan pembelajaran berorintasi retensi pada siswa kelas XI IPS SMA 25 Muhammadyah Tangerang Selatan memiliki keunggulan dan kelemahan diantaranya: a. Keunggulannya, yaitu setelah siswa ditekankan untuk menghafal rumus, kemudian mencoba mengerjakan soal, dan mengulanginya kembali. Nilai siswa dalam kemampuan koneksi matematika cenderung lebih baik dari sebelumnya. b. Kelemahannya, pembelajaran menjadi sedikit membosankan bagi siswa, karena mereka diharuskan menghafal rumus.

I. Keterrbatasan Penelitian

Penulis menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mendapatkan hasil yang optimal. Kendati demikian masih ada beberapa faktor yang sulit untuk dikendalikan sehingga penelitian ini memiliki keterbatasan, diantaranya: 1. Pokok bahasan yang diteliti hanya pada bab turunan sehingga belum bisa digeneralisir pada pokok bahasan yang lain. 2. Kondisi siswa yang sering lupa dengan konsep-konsep matematika yang telah lalu membuat peneliti harus mengulang beberapa konsep yang mereka lupakan. Hal tersebut dilakukan untuk mengingatkan mereka kembali sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. 3. Pada kemampuan koneksi matematika yang terdiri dari 3 aspek, yaitu koneksi antara topik matematika yang satu dengan topik matematika yang lain, koneksi antara topik matematika dengan bidang studi lain, dan koneksi matematika dengan kehidupan sehari-hari. Siswa-siswa SMA Muhammadiyah 25 Tangerang Selatan yang diajarkan dengan pembelajaran berorientasi retensi memang sudah lebih baik hanya saja mereka masih kesulitan d alam menyelesaikan soal yang berhubungan dengan koneksi antara topik matematika dengan bidang studi lain. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

C. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan temuan penelitian yang diperoleh di lapangan selama menerapkan pembelajaran berorientasi retensi, di SMA Muhammadiyah 25 Tangerang Selatan, hasil tes kemampuan koneksi matematika pada kedua kelompok dapat diperoleh hasil bahwa, nilai rata-rata kelas kemampuan koneksi matematika siswa kelompok eksperimen yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran berorientasi retensi lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas kemampuan koneksi matematika kelompok kontrol yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran ekspositori. Hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai rata-rata kelas kedua kelompok, yaitu 71,50 untuk kelompok eksperimen dan 56,50 untuk kelompok kontrol. Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran berorientasi retensi pada proses pembelajaran matematika dapat memperbaiki kemampuan koneksi matematika siswa.

D. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, analisis, dan pembahasan pada bab IV serta kesimpulan yang diperoleh, maka disarankan hal-hal sebagai berikut: 1. Guru a. Penelitian ini membuktikan bahwa penerapan pembelajaran berorientasi retensi dapat memperbaiki kemampuan koneksi matematika siswa sehingga dapat dijadikan cara alternatif yang dapat diterapkan di kelas b. Dalam mengajarkan topik-topik tertentu dengan menggunakan pembelajaran berorientasi retensi, guru perlu meluangkan waktu lebih banyak agar kemampuan koneksi matematika siswa dapat ditingkatkan. c. Perlunya motivasi eksternal yang berasal dari guru sehingga para siswa menyadari betapa pentingnya memahami konsep-konsep yang telah diajarkan sebelumnya sebagai modal pembelajaran selanjutnya. Hal ini 62 diharapkan mampu mempermudah siswa dalam memperbaiki kemampuan koneksi matematik siswa. 2. Pengembangan kurikulum sekolah Bagi para pengembang kurikulum sekolah sebaiknya memperhatikan kembali cara yang tepat untuk pembelajaran matematika. Penelitian ini bisa dijadikan acuan untuk pembelajaran matematika di kelas, karena dapat meningkatkan kemampuan koneksi matematika siswa. 3. Mahasiswa pendidikan matematika Berdasarkan analisa pada bab empat diketahui bahwa kemampuan koneksi siswa pada aspek koneksi antara topik matematika dengan bidang studi lain masih kesulitan, maka diharapkan pada penelitian selanjutnya peneliti dapat meneliti pengaruh pembelajaran berorientasi retensi terhadap kemampuan koneksi matematika khusunya pada aspek koneksi antara topik matematika dengan bidang studi lain. Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP Mata Pelajaran : Matematika Kelas Program : XI IPS Semester : Genap Tahun Ajaran : 2010 2011 Alokasi Waktu : 2 x 45 menit Pendekatan Metode : Pembelajaran Berorientasi Retensi Pertemuan ke- : 1 satu

I. Standar Kompetensi

: Menggunakan konsep limit fungsi dan turunan dalam pemecahan masalah.

II. Kompetensi Dasar

: Menggunakan konsep dan aturan turunan dalam perhitungan turunan fungsi aljabar.

III. Indikator

: 1 Menentukan turunan dengan aturan umum turunan, 2 Menentukan turunan dengan rumus umum aljabar, 3 Menyelesaikan soal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.

IV. Materi Pokok

: Pengertian turunan fungsi.

V. Kegiatan Pembelajaran :

1 Pendahuluan : Guru masuk ke kelas dan mengucapkan salam, kemudian mempekenalkan diri. Seraya kesempatan berkenalan dengan siswa, maka guru mengabsensi siswa. Lalu guru menanyakan kesiapan siswa menerima pelajaran pada hari ini. Dan untuk menyegarkan siswa, dan agar siswa fokus dalam menerima pelajaran guru meminta siswa berdiri dan mengituki sejenak gerakan guru. Kemudian guru melakukan senam otak sebentar yang diikuti oleh seluruh siswa di kelas tersebut. Setelah itu, guru mempersilahkan siswa untuk duduk kembali, dan siap memulai pelajaran pada pertemuan kali ini. Materi yang akan 72