pergaulan saya disana, walau begitu saya akan selalu berpedoman pada nilai-nilai agama saya”.
34
D. Latar Balakang Keagamaan
Dari awal penulis telas menjelaskan tentang latar belakang pendidikan, ekonomi, dan sosial budayanya, latar belakang itu semua tidak akan bisa lepas
dari agama, karena agama dalam aspek apapun akan menjadi acuan atau pedoman untuk mengartikan mana yang baik dan mana yang buruk dalam bermasyarakat.
Latar belakang keagamaan mahasiswi UIN Sarif Hidayatullah Jakata sudah pasti kita akan mengerti, karena Universitas ini berpedoman atau
berlandaskan Islam, jadi sebagian besar mahasiswi yang masuk beragama Islam, dan mereka mengerti sedikit banyak tentang Islam. Tapi meskipun mereka
kebanyakan atau mayoritas umat Islam, tapi pola pikir dan latar belakang mereka berbeda-beda, dan ini yang akan mempengaruhi prilaku sosial keagamaannya
terhadap cara bergaul dan bertingkah laku. Tidak sedikit dari mereka yang sudah banyak atau sudah mengerti tentang syariat Islam, tetapi mereka tidak
menjalankan sesuai ajaran Islam. Meski secara tidak langsung mahasiswi UIN Sarif Hidayatullah Jakarta
mayoritas beragama Islam, tapi cara berprilaku sosial keagamaan mereka berbeda- beda, karena tingkat pengetahuan tentang agama mereka berbeda-beda.
Dalam wawancara dan obsevasi penulis mewawancarai beberapa informan yang mengatakan, walau mereka jauh dari orang tua dan jauh dari pengawasan
orang tua, mereka tetap mampu untuk memegang teguh syariat Islam. Ini sependapat dengan “Syifa” yang mengatakan: “meski saya jauh dari orang tua dan
34
Wawancara dengan “Elvi Sari”, Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 05 Agustus 2007
jauh dari pengawasan mereka, saya tetap mampu menjaga diri dan selalu berpedoman pada hukum-hukum Islam dan akan selalu saya pegang teguh”.
35
Dan ini sependapat dengan informan yang lainnya seperti “Dalla Shohihah”, mengatakan: “memang saya dekat dengan orang tua, tapi orang tua
saya akan selalu mendidik nilai-nilai agama kepada saya agar tidak terpengaruh dengan kehidupan pergaulan bebas anak sekarang, saya bangga punya orang tua
seperti itu, dan saya akan belajar sungguh-sungguh untuk membahagiakan kedua orang tua saya”.
36
35
Wawancara dengan “Syifa”, mahasiswi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 20 April 2008
36
Wawancara dengan “Dalla Shohihah”, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 20 April 2008
BAB IV HUBUNGAN GAYA BERBUSANA MUSLIM MAHASISWI UIN