GAYA BERBUSANA MUSLIM MAHASISWI UIN SYARIF

BAB IV HUBUNGAN GAYA BERBUSANA MUSLIM MAHASISWI UIN

JAKARTA DAN PRILAKU SOSIAL KEAGAMAAN

A. GAYA BERBUSANA MUSLIM MAHASISWI UIN SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA Gaya berbusana muslim yang dikaji penulis dalam bab ini melihat dari cara berpakaian yang menjadi manisvestasi terhadap prilaku sosial keagamaan setiap individu atau informan. Sekarang sudah sekitar dua puluh ribu mahasiswa yang telah masuk baik dari wilayah Jakarta ataupun dari luar daerah ada yang dari Kalimantan, Jawa, Sumatra, dan yang lainnya. Mereka datang dari sekolah yang berbeda-beda, ada yang dari SMU, Aliyyah, SMK, Pesantren, dan yang lainnya, maka ini akan mempengaruhi dari cara berpakaian mereka terhadap prilaku sosial keagamaanya. Meskipun UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mewajibkan menggunakan busana muslim, tapi banyak dari mereka yang masih belum berniat untuk menggunakan busana muslim, dan mereka mengenakannya hanya di wilayah kampus saja. Karena mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mempunyai latar belakang yang berbeda-beda, ini yang akan sangat berpengaruh dalam cara berpakain mereka. Yang menggunakan busana muslim yang sesuai dengan syariat Islam dengan mengenakan pakaian yang tidak memperlihatkan lekuk-lekuk tubuh wanita, tetapi ada juga yang masih belum berniat menggunakanya dengan cara- cara yang telah ditentukan Islam, walau berjilbab mereka tetap memakai pakaian muslim yang ketat dan tidak terbuat dari bahan yang tebal, sehingga terlihat jelas sekali lekuk-lekuk kewanitaanya. Perbedaan ini akan sangat terlihat sekali dalam kehidupan kampus, mana yang memang sudah menjalankan syariat-syariat Islam atau mana yang masih belum bisa menjalankan aturan-aturan yang di anjurkan Islam, ini terjadi karena datang dari motivasi dan latar belakang mereka yang berbeda-beda dan pola fikir mereka yang masih belum mampu untuk menjalankan syariat-syariat Islam. Dari hasil penelitian yang didapat dari beberapa informan, penulis mendapatkan beberapa variasi-variasi cara berbusana muslim mahasiswi UIN Jakarta. Variasi adalah segala ragam atau bentuk yang dipakai sesuai dengan postur tubuh dan tren mode yang sesuai dengan keinginan pemakainya. Dalam Islam tidak melarang seorang muslimah untuk memakai busana muslimah yang sesuai dengan tren mode atau mengikuti perkambangan zaman, tetapi seoarang muslimah harus menekankan pada cara berpakaian yang sesuai dengan syariat Islam, yaitu yang menutup aurat, tidak memperlihatkan lekuk-lekuh tubuh, dan tidak menyerupai wanita-wanita yang non muslim. Variasi berbusana muslim mahasiswi UIN Jakarta sangat berpariasi, ada yang menggunakan busana muslim kain panjang dari atas sampai bawah atau baju terusan sampai kebawah, ada yang menggunakan busana muslim hanya mengenakan baju kaos lengan panjang dan celana panjang, dan ada juga yang menggunakan rok panjang. Namun sebagian dari mereka ada yang mengikuti tren atau modedalam memakai busana muslimah, sehingga mereka yang seperti itu selalu mencari cara untuk merubah model berbusana muslim yang dipakainya dengan variasi yang bermacam-macam dengan tujuan agar dapat tampil beda dan tidak terlihat biasa. Dengan variasi-variasi yang berbeda-beda, beberapa informan seperti, “Syifa” mengatakan: “kalau saya lebih suka menggunakan busana muslimah yang terlihat sederhana, tetapi sesuai dengan ajaran Islam, karena saya tidak suka terlihat lebih mencolok atau menjadi pusat perhatian orang”. 37 Sejalan dengan pendapat “Liana”, mengatakan: “sejak saya kecil sudah diajari cara berbusana yang benar, jadi sampai sekarang saya tetap berbusana muslim yang tidak memperlihatkan lekuk-lekuh tubh saya, karena kalau sebaliknya sama saja tidak menutup aurat”. 38 Tetapi beberapa informan seperti, “Dian Rahmadani” mengatakan: “saya berbusana muslim karena saya kuliah di UIN Jakarta, jadi saya mengikuti aturan saja, dengan berbusana yang penting menggunakan jilbab”. 39 Dari hasil penelitian yang didapat, penulis dapat menyimpulkan dari beberapa mahasiswi UIN Jakarta menggunakan busana muslimah, ada yang berbusana muslim yang mengikuti mode yang sesuai dengan syariat Islam, dan ada pula yang hanya mengikuti aturan yang kampus yang mewajibkan mahasiswi berjilbab, tetapi menggunakan busana yang ketat atau memperlihatkan lekuk- lekuk tubuhnya. Dalam ajaran Islam, berbusana uslim yang memperlihatkan lekuk-lekuk tubuh dan tidak menutup seluruh aurat, itu tidak termasuk dalam cara berbusa muslim yang sesuai dengan syariat-syariat Islam. 37 Wawancara dengan “Syifa”, mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 20 April 2008 38 Wawancara dengan “Liana”, mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 17 Maret 2008 39 Wawancara dengan “Dian Rahmadani”, mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 27 May 2008

B. PRILAKU SOSIAL KEAGAMAAN MAHASISWI UIN SYARIF