Busana Dalam Pandangan Islam

BAB II KAJIAN TEORITIS

A. Busana Muslim

1. Busana Dalam Pandangan Islam

Sinonim dari kata pakaian adalah Busana, yang dalam bahasa Arabnya khimar yang berarti tutup atau kain yang menutupi kepala, leher, sampai kedada. Menurut kamus bahasa Indonesia di artikan pakaian sebagai yang indah-indah, atau perhiasan, serta diartikan pula sebagai pelindung dari cuaca panas dan dingin. Pakaian mulai dari ujung kaki sampai ujung kepala, dalam hal ini termasuk ; - Semua benda yang melekat di badan; seperti baju, celana, sarung, dan pakaian panjang, - Semua benda yang melengkapi pakaian dan berguna bagi si pemakai; seperti selendang, topi, sarung kaki, sepatu, tas, ikat pinggang, - Semua benda yang di gunakan menambah keindahan bagi si pemakai; seperti, hiasan rambut, giwang, kalung, bros, gelang, dan cincin yang biasa di kenal asesoris. 8 Sedangkan busana muslim merupakan pakaian takwa yang terkandung di dalamnya kaidah-kaidah Islam yang berfungsi untuk menutup aurat. Aurat dalam istilah syariat di artikan sebagai bagian tubuh yang wajib di tutup, Islam telah menetapkan aurat perempuan yaitu, keseluruhan anggota badan kecuali wajah, dan ke dua telapak tangan. Setiap individu di perintahkan untuk tidak membuka aurat, dan di larang pula melihat aurat orang lain. 8 Nina Surtiretna, et.al, Anggun Berjilbab, Bandung : Mizan, 1995, cet. Ke-1,ed. II, h. 27-28. Bagian yang di tutup atau yang wajib di tutup secara otomatis menggunakan pakaian atau busana, yang memang dalam mode mengalami kemajuan atau mengikuti perkembangan jaman. Allah menganugrahkan manusia dengan nikmat dan karunia yang tak terhingga nilainya, salah satu nikmatnya adalah ia telah mengajarkan kepada manusia tentang pengetahuan tentang berpakaian. Dalam kehidupan didunia ini, manusia akan selalu menemukan corak dan mode busana, yang selalu berkaitan erat dengan agama, adat istiadat, dan kebudayaan setempat. Karena disetiap tempat memiliki gaya berpakaian yang berbeda-beda, sesuai dengan iklim diwilayahnya, dan didalamnya di pengaruhi ruang dan waktu. Memang sejak awal di kenal, busana lebih berfungsi sebagai penutup tubuh, dari cuaca dingin dan panas, dan karena perkembangan zaman arti berbusana menjadi lebih meluas sebagai pernyataan lambang status pemakaiannya. Seorang muslimah yang telah mengenakan jilbab, secara tidak langsung jelas menunjukan identitasnya yang konsisten terhadap ajaran agama yang di anutnya. Apabila membahas sejarah tentang busana, terbukti bahwa busana wanita pada masa keemasan budaya suatu bangsa jauh lebih tertutup, sopan, serta terkesan elegan. Bahkan pada saat itu, busana perempuan Barat menutupi sebagian besar tubuhnya yang di kenal dengan istilah long dress. Di negara Asia umumnya menutupi sebagian tubuhnya malah hampir dari semua busana bagian bawah menutupi mata kaki,contohnya busana kimono Jepang. Tetapi berbusana mereka tidak dipengaruhi oleh agama, malainkan karena keadana geografis negaranya yang dingin. Dalam ajaran Islam, busana bukan semata-mata masalah budaya, namun lebih dari itu karena merupakan tindakan ritual dan sakral yang di janjikan pahala sebagai imbalannya dari Allah SWT. Oleh sebab itu dalam hal pakaian, Islam menetapkan batasan-batasan tertentu untuk perempuan. Khusus untuk masalah busana muslimah, ia mewakili karakteristik yang lebih luas dan bersifat universal, dalam arti dapat di pakai wanita muslimah di manapun ia berada tanpa membedakan suku atau bangsa, maupun letak geografisnya. Dengan demikian, busana muslimah adalah busana yang abadi yang akan tetap hadir di tengah-tengah revolusi dan perubahan mode busana perempuan. Dalam masalah busana, al-quran tidak menggunakan satu istilah saja, tetap menggunakan istilah yang bermacam-macam sesuai dengan konteks kalimatnya, yaitu; - al- Libas yang berarti segala sesuatu yang menutupi tubuh, - at- Tsiyab yang berarti pakaian, - al- Sarabil yang berarti pakaian pula. 9 Di dalam Al quran dan As sunnah tidak di haruskan mengenakan busana muslimah ala Timur Tengah atau ala Asia, karena memang pakaian sifatnya yang universal, sedangkan masalah modenya terserah kepada selera masing-masing pemakai untuk memilih atau menciptakan berbagai kreasi busana, karena 9 M. Quraish Shihab,Jilbab: Pakaian Wanita Muslimah, Jakarta: Lentera Hati, 2004, h. 38 berbusana termasuk dari kebudayaan atau kebiasaan suatu bangsa menurut iklim negerinya, dan di pengaruhi ruang dan waktu. 10 Perempuan yang di wajibkan bagi Islam untuk menutup aurat, adalah perempuan yang sudah tiba masa haidnya, seorang wanita tidak di benarkan menampakan anggota badannya terkecuali telapak tangannya, berkaitan dengan ini Imam Ali Ash-Shabuni dalam kitab tafsir Ayatil-ahkam berkata, “firman Allah SWT”, hendaknya mereka menutupi kain kerudung ke dadanya”, yaitu hendaknya kerudung terhampar sampai dada, supaya leher dan dada tidak nampak. 11 Tetapi lebih bagus bila diajarkan dari kecil, karena akan menjadi nilai positif bagi anak untuk mengerti arti dari menutup aurat. Dalam Islam menutup aurat adalah bagian dari naluri malu yang ada pada diri setiap manusia, dan juga untuk membedakan antara wanita muslim dan non muslim. Islam memberikan beberapa kreteria busana muslimah yang sesuai dengan syariat Islam: - Busana muslimah yang tidak menggambarkan lekuk-lekuk tubuh dan terbuat dari bahan yang tebal, - Busana yang tidak mencolok, dan tidak menarik perhatian, - Busana yang tidak menyerupai pakaian laki-laki, - Busana yang tidak menyerupai pakaian orang-orang non muslim atau kafir. 12

2. Ciri-ciri Busana Muslim