B. PRILAKU SOSIAL KEAGAMAAN MAHASISWI UIN SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
Untuk lebih jelas dalam memahami prilaku sosial keagamaan mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, itu semua tidak akan lepas dari latar belakang
dan budaya yang dibawa mereka, atau yang sudah menjadi kebiasaan dan mendarah daging dalam diri mereka. Oleh karena latar belakang mereka yang
berbeda-beda maka akan sangat terlihat jelas sekali dalam cara berpakaian yang memang akan menjadi refleksitas terhadap prilaku keagamaannya. Prilaku sosial
keagamaan seseorang dapat dilihat dari beberapa dimensi, diantaranya:
1. Dimensi ideologi Keyakinan
Dimensi ideologi atau keyakinan adalah keyakinan kepada kekuatan yang di anggap dapat menolong manusia dalam musibah atau keyakinan adanya Tuhan
YME. Keyakinan ini akan mempengaruhi manusia untuk selalu mematuhi dan menjauhkan larangannya, atau akan selalu berbuat kebaikkan dalam
bermasyarakat untuk mendapat pahala dari Tuhan. Dengan demikian agama dapat berperan positif terhadap prilaku, dan ini akan mempengaruhi prilaku sosial
keagamaan seseorang. Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, baik dengan cara wawancara
atau observasi dengan beberapa mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah diketahui bahwa pemaham agama yang di tinjau dari prilaku sosial keagamaan atau
religiusitasnya cukup baik. Seperti yang diutarakan oleh “Della meyvalencia” mahasiswi UIN syrif Hidayatullah Jakarta, mengatakan bahwa: “karena keyakinan
kepada tuhan ia akan selalu mengerjarkan apa yang diperintahkan dan akan selalu menjauhi apa yang dilarangnya, salah satunya ia mengerjakan apa yang
diperintahkan seperti menggunakan busana muslimah yang memang di wajibkan bagi wanita yang sudah akhil baliq oleh agama”.
40
Informan lainnya seperti, “Nurlaili Fitria” mengatakan: “bahwa setiap wanita muslimah akan selalu berprilaku baik, dan akan selalu memegang teguh
ajaran dari agama Islam”.
41
Ditambah oleh “Eliya Rahmawati”, mengatakan bahwa: “kepercayaan atau keyakinan seseorang akan selalu membawa individu tersebut untuk selalu
menjaga dan melestarikan kepercayaannya dan akan selalu dituangakan kedalam pribadi yang bernilai positif”.
42
Diketahui pula bahwa keyakinan mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sangat menjunjung tinggi ajaran-ajaran Islam dan akan selalu berpedoman
kepada Al-quran dan Hadist. Mereka yakin bahwa suatu saat nanti akan datangnya hari kiamat yaitu akhir dari kehidupan manusia, dan akan datangnya hari
perhitungan perbuatan saat di dunia.
2. Dimensi ritual
Dalam memahami dimensi ritual mahasiswi yang masih bisa kita katakan labil atau masih belum memahami benar tentang agama, karena kebanyakan
mahasiswi masih menganggap belum begitu memahaminya. Karena pemhaman agama yang mereka mengerti masih berbaur dengan pergaulan bebas yang dapat
menghilangkan nilai-nilai agama. Hal ini seperti yang diutarakan oleh beberapa
40
Wawancara dengan “Della Mayvalencia”, mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 20 April 2008
41
Wawancara dengan “Nurlaili Fitria”, mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 19 April 2008
42
Wawancara dengan “Eliya Rahmawati”, mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 20 April 2008
informan “Fitri Megawati” mengatakan: “gue kadang masih suka ninggalin sholat, apalagi kalau gue dah nongkrong sama temen-temen gue, bisa lupa
semuanya….he”.
43
Seperti yang dikatakan seorang informan “Arini” mengatakan: “saya bisa rajin beribadah kalau ada di kampus saja, abis ga enak sama kawan-kawan yang
pada melakukan ibadah bersama-sama”.
44
Jadi dari beberapa informan mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang di wawancarai, mereka masih belum bisa menjalankan perintah yang
mewajibkan mereka untuk melakukan ibadah, ibadah yang kadang mereka lakukan hanya semat-mata karena tuntutan dari lingkungan yang mau tidak mau
mereka mengerjakan tanpa dari kesadaran pada diri mereka sendiri.
3. Dimensi pengetahuan