kaitanya dengan prilaku keagamaan, Freud melihat bahwa agama itu adalah reaksi manusia atas ketakutannya sendiri. Dalam buku totem dan tabu Freud mengatakan
bahwa tuhan adalah refleksi dari Oedipus Complex kebencian kepada ayah yang dimanifestasikan sebagai ketakutan pada Tuhan, Freud mengatakan bahwa agama
dalam ciri-ciri psikologisnya adalah sebuah ilusi, yaitu kepercayaan yang dasar utamanya adalah angan-angan. Manusia lari kepada agama karena disebabkan
oleh ketidakberdayaanya menghadpi suatu bencana.
3. Pengertian Prilaku Sosial Keagamaan
Manusia dalam pertumbuhannya sering terpengaruh oleh lingkunganya dimana ia hidup dan dibesarkan. Manusia tidak bisa hidup sendiri, selalu
membutuhkan orang lain dalam kehidupannya, oleh sebab itu manusia sering disebut mahluk sosial. Kemudian manusia sebagai mahluk sempurna karena sejak
lahir telah di berikan bekal fitrah oleh Tuhan yaitu perasaan keagamaan, sehingga dengan demikian manusia sering disebut mahluk beragama, dengan demikian
prilaku keagamaan tidak bisa lepas dari pengaruh masyarakat dan alam sekitarnya. Prilaku sosial keagamaan itu sendiri mengandung arti prilaku atau
tindakan manusia yang bersifat keagamaan. Prilaku manusia yang bersifat keagamaan tersebut dipengaruhi dan ditentukan oleh tiga fungsi yaitu cipta, rasa,
dan karsa. Cipta reason, yang merupakan fungsi intelektual manusia. Melalui cipta
seseorang dapat menilai dan membandingkan, dan selanjutnya memutuskan suatu tindakan terhadap stimulan tertentu. Fungsi kedua adalah rasa, yang merupakan
suatu tenaga dalam jiwa manusia yang banyak berperan dalam membentuk
motivasi dalam corak tingkah laku seseorang, dan fungsi ketiga adalah karsa yaitu yang menimbulkan amalan-amalan atau praktek-praktek keagamaan yang benar
dan logis.
4. Bentuk-bentuk Prilaku Sosial Keagamaan
Dalam pengertian prilaku sosial keagamaan diatas, sudah di kaji dalam bentuk kajian teoritis, oleh karena itu kita kita harus mengartikannya dalam
bentuk-bentuk prilaku sosial keagamaanya, jadi dalam bentuk prakteknya. Pengertian prilaku sosial keagamaan diartikan sebagai suatu tindakan yang
bersifat keagamaan, tapi sifat manusia yang bersifat keagamaan tersebut dipengaruhi dan ditentukan oleh tiga fungsi, yaitu cipta, karya, karsa yang sudah
di jelaskan dalam bab sebelumnya. Karena prilaku sosial keagamaan dipengaruhi oleh ketiga tersebut, maka
dari sini bisa melihat dan menilai hasil dari bentuk-bentuk prilaku sosial keagamaan tersebut. Bentuk-bentuk prilaku sosial keagamaan tersebut bisa dilihat
dari cara orang tersebut bertindak sesuai dengan pengalaman-pengalaman keagamaan yang menjadikan kebiasaannya atau menjadi pribadi individu itu
sendiri. Bentuk-bentuk prilaku sosial keagamaan dapat dicontohkan contohkan
seperti saat individu bertindak atau bertingkah laku sesuai dengan norma-norma agama yang telah menjadi acuan dalam kehidupannya, seperti saat individu
berbicara yang sopan, atau bertingkah laku yang sopan sesuai dengan ajara agama yang telah mendarah daging dalam dirinya dan sesuai dengan pengalaman
keagamaanya.
Jadi bentuk-bentuk prilaku sosial keagamaan adalah semua prilaku atau tindakan yang di pengaruhi oleh hasil pengalaman keagamaan yang melahirkan
tindakan yang sesuai dengan norma agamanya, baik itu dalam segi keseluruhannya ataupun dari prilaku sehari-hari mereka. Religiusitas atau
keberagamaan diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan manusia, dengan demikian agama dapat berperan positif terhadap prilaku seseorang. Misalnya
mengungkapkannya bahwa keyakinan dan praktek agama yang baik dapat menuntun seseorang muslimah untuk berprilaku positif, menolong dan
memberikan kasih sayang.
BAB III GAMBARAN UMUM MAHASISWI UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
A. Latar Belakang pendidikan
Saat ini terdapat sekitar kurang lebih 20.000 mahasiswa UIN Jakarta dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda. Ketika UIN Jakarta masih
bersetatus Institut Agama Islam Negeri atau yang biasa kita kenal dengan sebutan IAIN Jakarta, sampai tahun kuliah 1975, IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta
memiliki 9 fakultas, empat fakultas Tarbiyah, Adab, Ushuluddin, Syariah di Jakarta, dan dua fakultas Tarbiyah, Syariah di Serang, dan dua fakultas
Tarbiyah, Ushuluddin di Cirebon, dan satu fakultas Tarbiyah di Singkawang. Tetapi setelah itu untuk memajukan mutu, semua fakultas itu disatukan atau
digabung di Jakarta dan ditambah satu fakultas, yaitu fakultas kedokteran. Jadi UIN syarif Hidayatullah memiliki 10 fakultas yang tersedia. Seiring penggantian
status IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan perubahan ini berdasarkan keputusan Presiden
nomor 31 tahun 2002 tertanggal 20 Mei 2002.
29
Perubahan ini secara otomatis berdampak kepada pembangunan kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi berlantai tujuh, atas bantuan Bank
Pembangunan Islam IDB yang menelan biaya 20 milyar.
30
Saat penelitian dilakukan penulis hanya mengambil dua orang dari setiap fakultas, karena fakultas yang tersedia ada 10 fakultas, yaitu fakultas Ilmu
29
Proses Perubahan IAIN Menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Rekaman Media Massa: Humas UIN, h. 137.
30
Proses Perubahan IAIN, h. 134.