33
2.1.11. Kompleksitas Audit
Kompleksitas audit dinilai berdasarkan jumlah anak perusahaan yang dimiliki entitas baik di dalam maupun di luar negeri. Hassan dan Naser
2013 menyatakan perusahaan dengan jumlah anak perusahaan yang banyak lebih kompleks dibandingkan dengan perusahaan yang mempunyai anak
perusahaan yang lebih sedikit atau tidak ada sama sekali. Alasan utama yang menjadi penyebab hal ini adalah semakin banyak jumlah anak perusahaan
maka waktu kegiatan pengauditan semakin lama dan semakin dibutuhkan keahlian yang tinggi dalam memastikan akurasi dari laporan keuangan
konsolidasinya. Friis dan Nielsen 2010 menyatakan kompleksitas perusahaan
disebabkan oleh faktor-faktor yang melekat pada perusahaan tersebut. Faktor- faktor tersebut terdiri dari 1 jumlah anak perusahaan; 2 apakah perusahaan
menjalankan program berbasis saham insentif atau tidak; 3 jenis industri; 4 ukuran perusahaan; 5 jenis perusahaan, terbuka atau tertutup.
2.1.12. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan yang besar tentunya memiliki aktivitas yang lebih banyak. Hassan dan Nasser 2013 menyatakan perusahaan yang besar
cenderung untuk melakukan pengungkapan yang lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil. Akibatnya diperlukan jasa pengauditan
yang lebih banyak. Lebih lanjut, perusahaan besar tentunya memiliki sumber keuangan yang lebih banyak sehingga dapat membayar kantor akuntan publik
yang sudah berafiliasi dengan internasional.
34
Menurut Vieru dan Schadewitz 2010 disebutkan bahwa ukuran perusahaan terkait kebutuhan auditor untuk lebih banyak menggunakan
waktu, sumber daya dan upaya dalam menyiapkan, menganalisa dan menguji informasi perusahaan sebelum penerbitan opini audit. Kebutuhan tersebut
berhubungan dengan informasi mengenai jumlah aktiva dan jumlah kewajiban yang dimiliki oleh perusahaan.
De George et al 2013 juga mengungkapkan bahwa perusahaan kecil tidak memiliki departemen akuntansi yang besar dan berketrampilan khusus
untuk menerapkan sistem akuntansi pada level tinggi. Akibatnya biaya pengadopsian IFRS ini akan menjadi mahal pada perusahaan kecil. Oleh
karenanya IASB mengembangkan IFRS khusus untuk Small Medium-sized Entities SMEs. Adapun tujuan ini menurut De George et al 2013 yaitu
untuk mengurangi biaya persiapan dan kepatuhan yang terkait dengan skala adopsi penuh IFRS.
2.1.13. Akuntan Publik, dan Kantor Akuntan Publik
Akuntan publik bersertifikat menurut Arens, Elder, dan Beasley 2006 didefinisikan sebagai berikut:
“Akuntan publik bersertifikat adalah seseorang yang telah memenuhi persyaratan peraturan negara bagian, termasuk lulus ujian sertifikasi
akuntan publik, dan dengan demikian telah bersertifikat; seorang akuntan publik mungkin memikul tanggung jawab utama untuk
melakukan fungsi audit atas laporan keuangan historis yang diterbitkan entitas-entitas keuangan yang bersifat komersial maupun non
komersial.”
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2011 tentang akuntan publik mendefinisikan Kantor Akuntan Publik KAP adalah
35
badan usaha yang didirikan berdasarkan ketentuan peraturan perundang- undangan dan mendapatkan izin usaha berdasarkan Undang-Undang ini.
Kantor akuntan publik melaksanakan empat jenis jasa utama yaitu jasa akuntansi dan pembukuan, jasa perpajakan, jasa konsultasi manajemen dan
jasa auditing Mulyadi, 2005. Kantor akuntan publik di Indonesia terdiri dari Big Four dan Non Big Four. KAP Big Four merupakan kantor akuntan publik
internasional yang berafiliasi dengan KAP lokal. Sedangkan kantor akuntan publik internasional yang berafiliasi dengan KAP lokal. Sedangkan kantor
akuntan publik Non Big Four merupakan kantor akuntan publik lokal yang didirikan atas izin dari Menteri Keuangan atau pejabat berwenang setelah
melalui tahap ujian pendirian KAP. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Younas et al. 2014 jenis
KAP merupakan faktor yang mempengaruhi dalam penilaian audit fees di negara Cina. Negara Indonesia dan negara Malaysia adalah negara
berkembang seperti Cina. Jika bercermin dari negara Cina, dimana jenis KAP sangat mempengaruhi audit fees, maka terdapat kemungkinan bagi jenis KAP
sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi audit fees di negara Indonesia dan Malaysia.
2.1.14. Audit Fees