Perkembangan Pengadopsian IFRS di Malaysia Audit Report Lag

26

2.1.6. Perkembangan Pengadopsian IFRS di Malaysia

Di Malaysia, standar akuntansi keuangan yang berlaku dipublikasikan oleh organisasi Malaysian Accounting Standards Board MASB. MASB dibentuk berdasarkan Financial Reporting Act 1997 sebagai otoritas yang independen untuk mengembangkan dan mengeluarkan isu terkait standar pelaporan keuangan dan akuntansi. Pakta ini membuat standar yang dipublikasikan oleh MASB mempunyai otoritas yang legal. Sama halnya dengan negara Indonesia, negara Malaysia juga menerapkan gradual strategy untuk melakukan pengadopsian IFRS di negaranya. Malaysia juga merupakan anggota dari IFAC yang diwakili oleh MASB yang menyebabkan timbulnya kewajiban untuk mengadopsi IFRS bagi negara Malaysia. Desakan kewajiban ini juga semakin diperkuat dengan keanggotaan Malaysia dalam G20. Bagi perusahaan yang telah terdaftar di Bursa Malaysia, ada pengadopsian 21 standar IFRS yang efektif berlaku tanggal 1 Januari 2006. Hal ini berarti pengadopsian IFRS yang belum penuh telah dimulai pada negara Malaysia. Pada bulan November 2011, MASB mengeluarkan MFRS Framework yang berisi Malaysian Financial Reporting Standards MFRS yang merupakan sebuah bentuk perjanjian tertulis bagi negara Malaysia bahwa IFRS akan diadopsi secara penuh secara efektif pada 1 Januari 2012. . Berdasarkan profil yurisdiksiyang dipublikasikan di situs IFRS tertanggal 2 September 2014, Malaysia telah mengadopsi IFRS dan IFRS untuk SMEs untuk semua perusahaan. Hampir sama dengan kondisi yang ada 27 di Indonesia, ada pula IFRS yang sudah diadopsi namun beberapa di antaranya belum efektif diberlakukan. Contohnya yaitu MFRS 15 mengenai Revenue from Contracts with Customers, yang baru akan efektif berlaku tanggal 1 Januari 2017. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa di negara Malaysia memiliki periode pengadopsian awal early adoption IFRS yang lebih dahulu dibangdingkan Indonesia.

2.1.7. Audit Report Lag

Audit Report Lag disebut juga audit delay.Audit delay menunjukkan jumlah hari dari tanggal laporan keuangan sampai dengan tanggal laporan audit Ashton et al., 1987. Ketika terjadi keterlambatan dalam proses pengauditan yang menunda penerbitan laporan keuangan yang diaudit, perusahaan yang diaudit akan menghadapi konsekuensi berupa reaksi negatif dari pasar dan meningkatnya tinggak asimetri informasi Bronson et al. 2011. Dapat dikatakan bahwa audit report lag juga merupakan faktor penting yang menentukan kualitas laporan keuangan. Logikanya, sebanyak apapun informasi yang dimiliki oleh laporan keuangan yang diaudit, hal itu tentunya menjadi tidak berguna bila pemberian informasinya terlambat. Stakeholders tentu menginginkan informasi yang tepat di waktu yang tepat pula, khususnya investor yang ingin menginvestasikan uangnya. Apalagi pada era globalisasi ini, investor-investor itu akan dengan mudah mengalihkan perhatiannya pada perusahaan-perusahaan lain yang mampu menyediakan kebutuhannya pada waktu yang tepat. 28 Telah banyak dilakukan penelitian terkait audit report lag ini. Pada dasarnya, ada banyak faktor yang mempengaruhi audit report lag. Salah satu faktor ini adalah ketersediaan personel audit yang memadai dan mumpuni. Knetchel dan Payne 2001 menemukan bahwa penggunaan staf yang kurang berpengalaman berhubungan dengan waktu penundaan yang lebih lama. Lebih lanjut, Behn et al. 2006 juga menemukan kekurangan staf yang berpengalaman baik dari sisi klien maupun auditor akan menjadi penghambat untuk mempercepat penerbitan laporan keuangan yang diaudit. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, perubahan regulasi akan meningkatkan biaya. Pengadopsian IFRS tentunya akan menimbulkan biaya, yang disebabkan adanya perbedaan-perbedaan antara IFRS dengan standar akuntansi yang sebelumnya. Baik klien, selaku pembuat laporan keuangan, maupun auditor, selaku pengaudit suka tidak suka harus mempelajari standar ini. Bila klien dan auditor tidak memiliki pemahaman yang cukup mumpuni terkait dengan standar-standar baru yang berbeda ini, tentunya akan semakin lama pula laporan keuangan yang diaudit ini diterbitkan. Hassan dan Nasser 2013 menyatakan lamanya audit report lag mencerminkan kesulitan-kesulitan dalam mengaudit perusahaan, yang akan membawa pada peningkatan audit fees dikarenakan lebih banyak pekerjaan audit yang dilakukan ataupun dikarenakan adanya risiko tambahan yang terlibat. Auditor disini tentunya akan semakin berhati-hati dalam mengaudit laporan keuangan, apalagi untuk bagian-bagian yang berbeda dengan standar yang sebelumnya. Hal ini dikarenakan auditor haruslah memikirkan adanya 29 kemungkinan salah saji yang material akibat salah penerapan standar IFRS ini. Apabila gagal ditemukan auditor tentu ini akan merusak reputasi auditor dan bahkan akan timbul tuntutan dari klien maupun pihak luar ke auditor. Kehati-hatian auditor ini membawa pada tambahan waktu untuk melakukan pengauditan yang akan meningkatkan audit fees yang diminta klien.

2.1.8. Batas Waktu Penyampaian Laporan Keuangan