Audit Report Lag Risiko Perusahaan Kompleksitas Audit

54 Bagaimanapun, mata uang dari negara Indonesia dan Malaysia adalah berbeda. Maka, agar dapat dibandingkan, maka nilai audit fees dari Malaysia, dikonversikan ke rupiah untuk menghilangkan perbedaan kurs mata uang di antara kedua negara. Kurs yang dipakai adalah kurs tengah Bank Indonesia pada akhir tahun yang diuji pada penelitian.

3.3.2. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang membantu menjelaskan varians dalam variabel terikat Sekaran, 2006. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

3.3.2.1. Audit Report Lag

Audit report lag ARL adalah periode antara periode akhir tahun perusahaan dengan tanggal laporan audit. Indriyani 2012 menyatakan audit report lag mengakibatkan berkurangnya kualitas isi informasi yang terkandung dalam laporan keuangan sehingga mempengaruhi tingkat ketidakpastian keputusan yang didasarkan pada informasi yang dipublikasikan. Pengukuran variabel ini dilakukan secara kuantitatif yang dinyatakan dalam jumlah hari dari selisih waktu antara berakhirnya tahun fiskal dengan tanggal diterbitkannya laporan audit.

3.3.2.2. Risiko Perusahaan

Risiko perusahaan dapat diukur dengan menggunakan berbagai indikator rasio keuangan yang menjadi determinan risiko yang ada di perusahaan. Yaacob dan Che-Ahmad 2012 memilih current ratio, 55 debt ratio, dan kerugian sebagai proksi untuk mengukur risiko perusahaan. Griffin et al 2009, memilih current ratio, debt ratio, dan ROA sebagai proksi untuk mengukur risiko perusahaan. Younas et al. 2014 menggunakan debt ratio sebagai proksi mengukur risiko perusahaan. Berdasarkan penelitian terdahulu ini, maka peneliti memilih debt ratio sebagai proksi dari risiko perusahaan dikarenakan rasio ini merupakan rasio yang paling sering digunakan sebagai proksi yang mewakili dari risiko perusahaan. Selanjutnya variabel risiko perusahaan disimbolkan menjadi RISK. Adapun perhitungan debt ratio yaitu: ���� ����� = ����� ����� ����� ������

3.3.2.3. Kompleksitas Audit

Kompleksitas audit ini terkait dengan upaya audit, pengetahuan auditor serta pertimbangan professional yang dibutuhkan auditor terkait penugasan audit. Hassan dan Nasser 2013 menyatakan perusahaan yang memiliki beberapa anak perusahaan memiliki tingkat kompleksitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki anak perusahaan yang lebih sedikit ataupun tanpa anak perusahaan sama sekali. Variabel kompleksitas audit ini diukur dengan menggunakan jumlah anak perusahaan yang dimiliki suatu perusahaan, baik di dalam dan luar negeri. Semakin banyak anak perusahaan yang dimiliki oleh 56 suatu perusahaan, tentunya akan semakin kompleks kegiatan pengauditannya. Selanjutnya variabel kompleksitas audit disimbolkan dengan KMPLAU.

3.3.2.4. Ukuran Perusahaan