43
2.4.Pengembangan Hipotesis
Hipotesis merupakan pernyataan singkat mengenai permasalahan penelitian dan kesimpulan dari tinjauan pustaka yang telah disusun. Hipotesis
diasumsikan sebagai jawaban sementara atas penelitian yang didukung oleh landasan teori dan penelitian-penelitian terdahulu.
2.4.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Fees Selama Masa
Pengadopsian IFRS di Indonesia dan Malaysia
Dalam penelitian ini faktor-faktor yang mempengaruhi audit fees selama masa pengadopsian IFRS yang diteliti yaitu:
1. Audit Report Lag terhadap Audit Fees Lamanya audit report lag dapat mencerminkan tingkat kesulitan audit
dalam perusahaan. Semakin sulit kegiatan audit yang dilakukan tentunya akan semakin banyak usaha audit yang dilakukan, yang pada akhirnya akan
meningkatkan audit fees yang harus dibayarkan. Pada penelitian yang dilakukan oleh Hassan dan Nasser 2013 menemukan bahwa ukuran
perusahaan, kompleksitas audit dan, audit report lag secara positif dan signifikan berhubungan dengan audit fees. Hal ini sejalan dengan penelitian
terdahulu oleh Chan et al 1993, Ezzamel et al. 1996. Berdasarkan penjelasan atas landasan teori dan penelitian sebelumnya,
maka dalam penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut: H1a: Audit report lag berpengaruh terhadap audit fees secara parsial selama
masa pengadopsian IFRS di Indonesia.
44
H2a: Audit report lag berpengaruh terhadap audit fees secara parsial selama masa pengadopsian IFRS di Malaysia.
2. Kompleksitas Audit terhadap Audit Fees Adopsi IFRS menimbulkan dua efek dalam hubungan kompleksitas
audit dengan audit fees Kim et al, 2012. Pertama, IFRS dapat memperbaiki kualitas laporan keuangan,dimana IFRS dapat meminimalisasi kesalahan
penyajian misstatement pada laporan keuangan sehingga dapat mengurangi risiko. IFRS juga berfungsi mengisi “kekosongan” standar lokal dan
memberikan perbandingan terhadap masalah akuntasi. Hal ini membuat pertimbangan menjadi lebih baik, berkurangnya misstatement, dan
meningkatkan kepatuhan terhadap standar akuntansi lokal. Efek positif jika kompleksitas audit mendominasi, maka hal ini dapat meningkatkan kualitas
pelaporan keuangan sehingga menyebabkan peningkatan audit fees. Kedua, efek negatif yang timbul jika kualitas laporan keuangan mendominasi. Maka,
audit fees akan menurun karena perbaikan kualitas laporan keuangan akan menurunkan bukti atau temuan audit yang berpengaruh atas fee yang
diterima. Semakin rumit pekerjaan audit, tentunya akan semakin banyak upaya
audit yang dilakukan oleh auditor. Hal ini tentunya akan berkorelasi positif terhadap audit fees yang diterima auditor. Salah satu hal yang menyebabkan
peningkatan upaya audit adalah jumlah dan level kesulitan yang tinggi dari jasa audit yang dilakukan. Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu oleh
45
Kim et al 2012; Friis dan Nielsen 2010; Amba dan Al-Hajeri 2013; Hasan dan Nasser 2013.
Berdasarkan penjelasan atas landasan teori dan penelitian sebelumnya, maka dalam penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut:
H1b: Kompleksitas audit berpengaruh terhadap audit fees secara parsial selama masa pengadopsian IFRS di Indonesia.
H2b: Kompleksitas audit berpengaruh terhadap audit fees secara parsial selama masa pengadopsian IFRS di Malaysia.
3. Ukuran Perusahaan terhadap Audit Fees Ukuran Klien Audit merupakan salah satu variabel yang dianggap
penting dalam menentukan besar audit fees. Hassan dan Naser 2013 telah meneliti Ukuran klien juga dinyatakan berpengaruh positif terhadap besar
audit fees. Gammal 2012 yang meneliti fator-faktor yang menentukan audit fees menyatakan bahwa dari semua variabel independen yang diuji dalam
penelitiannya, yang berpengaruh positif terhadap audit fees, ukuran perusahaan merupakan faktor yang paling mempengaruhi besar audit fees.
Berdasarkan penjelasan atas landasan teori dan penelitian sebelumnya, maka dalam penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut:
H1c: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit fees secara parsial selama masa pengadopsian IFRS di Indonesia.
H2c: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit fees secara parsial selama masa pengadopsian IFRS di Malaysia.
46
4. Risiko Perusahaanterhadap Audit Fees Seetharaman et al 2002 meneliti hubungan antara risiko litigasi
dengan audit fees dengan menghubungkan dua faktor yaitu lingkungan yang mewajibkan pengungkapan audit fees dan lingkungan yang tidak
mewajibkan. Seetharaman et al 2002 meneliti dengan memfokuskan perusahaan yang berasal dari UK yang cross-listed di US stock exchange,
yang menghasilkan perusahaan UK dikenakan audit fees yang lebih tinggi untuk jasa audit ketika mereka cross-listed di US stock exchange.
Risiko Perusahaan memiliki hubungan positif jika auditor memberikan jasa auditnya untuk klien dengan risiko yang tinggi Yaacob dan Che-Ahmad,
2012; De George et al, 2013. Berdasarkan teori Deep Pocket, risiko perusahaan dapat meningkatkan audit fees secara signifikan. Hal ini
disebabkan jika risiko perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan tinggi, maka auditor akan semakin berhati-hati dan menambah upaya audit yang dilakukan
untuk meminimalisasi ancaman risiko litigasi yang akan dituntut oleh pihak yang berkepentingan kepada auditor. Biaya audit untuk menanggung
besarnya risiko litigasi yang ditanggung auditor tercermin dalam audit fees yang diberikan De George et al, 2013.
Berdasarkan penjelasan atas landasan teori dan penelitian sebelumnya, maka dalam penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut:
H1d: Risiko perusahaan berpengaruh terhadap audit fees secara parsial selama masa pengadopsian IFRS di Indonesia.
47
H2d: Risiko perusahaan berpengaruh terhadap audit fees secara parsial selama masa pengadopsian IFRS di Malaysia.
5. Jenis KAPterhadap Audit Fees Hubungan positif antara jenis KAP dan audit fees terkait dengan Big
Four lebih sering memperoleh premium fees yang tidak mempengaruhi perikatan dan kualitas audit Campa, 2013. Big Four merupakan KAP yang
memiliki pasar paling dominan dalam jasa audit. Big Four telah memiliki merek yang kuat sehingga memiliki harga yang premium dibandingkan KAP
lainnya. Klein dan Leffler 1981 dalam Deis dan Giroux 1996 dalam Soyemi 2014 menyatakan bahwa pengembangan merek nama atau reputasi
adalah sangat penting untuk mengases kualitas audit dan juga ke audit fees. Younas et al. 2014 melakukan studi empiris di Cina dan menemukan bahwa
Jenis KAP merupakan faktor yang sangat mempengaruhi jumlah audit fees yang harus dibayar oleh perusahaan. Hal ini juga sejalan dengan beberapa
penelitian terdahulu Hasan dan Nasser 2013, Kim et al. 2012. Berdasarkan penjelasan atas landasan teori dan penelitian sebelumnya,
maka dalam penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut: H1e: Jenis KAP berpengaruh terhadap audit fees secara parsial selama masa
pengadopsian IFRS di Indonesia. H2e: Jenis KAP berpengaruh terhadap audit fees secara parsial selama masa
pengadopsian IFRS di Malaysia.
48
6. Tahun Pengadopsian IFRSterhadap Audit Fees dan Skor Pengadopsian IFRSterhadap Audit Fees
Pengadopsian IFRS ke dalam standar akuntansi yang berlaku di suatu negara akan meningkatkan kompleksitas laporan keuangan yang diaudit
sehingga auditor akan menetapkan audit fees yang lebih tinggi untuk mengkompensasikan risiko atas kompleksitas yang meningkat. Hal ini sejalan
dengan hasil dari penelitian-penelitian terdahulu seperti Griffin et al 2009, Kim et al 2012, Friis dan Nielsen 2010, Yaacob dan Che-Ahmad 2012,
De George et al 2013, dan Ariani 2013. Sementara itu, De George et al. 2013 juga melengkapi penelitian
lainnya mengenai pengaruh pengadopsian IFRS dengan mengaitkannya dengan lima standar IFRS yang memiliki dampak paling material terhadap
laporan keuangan. Adapun standar yang dimaksud membahas mengenai share-based payments, hedge accounting designations, instrumen-instrumen
keuangan, goodwill dan intangible balances, dan penyesuaian pajak. De George et al 2013 menyimpulkan peningkatan audit fees selama
pengadopsian IFRS dapat ditelusuri dengan menggunakan lima standar itu. Berdasarkan penjelasan atas landasan teori dan penelitian sebelumnya,
maka dalam penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut: H1f: Tahun Pengadopsian IFRS berpengaruh terhadap audit fees secara
parsial selama masa pengadopsian IFRS di Indonesia. H1g: Skor IFRS berpengaruh terhadap audit fees secara parsial selama masa
pengadopsian IFRS di Indonesia.
49
H2f: Tahun Pengadopsian IFRS berpengaruh terhadap audit fees secara parsial selama masa pengadopsian IFRS di Malaysia.
H2g: Skor IFRS berpengaruh terhadap audit fees secara parsial selama masa pengadopsian IFRS di Malaysia.
Penelitian ini tidak hanya menguji faktor-faktor yang mempengaruhi audit fees secara parsial saja, namun juga secara simultan. Berdasarkan hal
tersebut, maka diajukan hipotesis sebagai berikut: H1: Audit report lag, Kompleksitas audit, Risiko Perusahaan, Ukuran
Perusahaan, Jenis KAP, Tahun Pengadopsian IFRS dan, Skor IFRS berpengaruh terhadap audit fees secara simultan selama masa
pengadopsian IFRS di Indonesia. H2: Audit report lag, Kompleksitas audit, Risiko Perusahaan, Ukuran
Perusahaan, Jenis KAP, Tahun Pengadopsian IFRS dan, Skor IFRS berpengaruh terhadap audit fees secara simultan selama masa
pengadopsian IFRS di Malaysia.
2.4.2. Perbedaan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Fees Selama