dilakukan secara turun-temurun yang dimulai saat Isa Al-Masih atau Jesus Kristus lahir ke dunia, pengurapan telah dilakukan.
3.1.2. Pengetahuan Petani tentang Kemenya
Berdasarkan kriteria diatas maka Pakpak Bharat mendukung bagi pertumbuhan tanaman kemenyan, itu dapat dilihat dari kondisi tipografi tempat yang sebagian merupakan
daerah ketinggian yang berkisar 700-1400 m dari permukaan laut, dan memiliki iklim hujan tropis yang dipengaruhi angin musim serta kandungan tanahnya yang merupakan jenis tanah
yang berpasir, berbatu atau kerikil. Kemenyan yang banyak tumbuh di Kec. Siempat Rube banyak tumbuh pada
kemiringan ±20 ˚-30˚ dan tidak terlalu susah untuk dikerjakan, apabila kemenyan tumbuh
pada kemiringan di atas 30 ˚ sudah jarang dikerjakan karena dianggap terlalu beresiko untuk
keselamatan petani dan berada pada kandungan tanah yang berkerikil dan berpasir. Kemenyan yang tumbuh mendapat humus yang bayak dan baik akibat pembusukan daun dan
batang pohon lain yang telah berguguran dan mati karena usia atau di tabang petani, bahkan bangkai hewan yang mati karena usia dan penyakit hewan.
Pengetahuan masyarakat tentang tanaman kemenyan didasari dari pengetahuan mereka tentang kesuburan tanah, iklim dan curah hujan. Tanah yang baik untuk penanaman
kemenyan adalah tanah yang mengandung pasir dan berbatu kecil dengan ketinggian rata-rata 600-900 m dari permukaan laut. Sedangkan iklimnya adalah iklim sedang, karena tanaman
kemenyan mengandung getah, sehingga apabila suhu terlalu panas menyebabkan getah sulit kering atau akan selalu meleleh. Curah hujan yang sesuai dengan perkebunan kemenyan
adalah curah hujan sedang. Artinya tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit atau sesuai dengan musim yang ada di Indonesia. Pengetahuan petani tersebut dapat diketahui dari
Universitas Sumatera Utara
kebiasaan yang dilakukan bahwa lahan yang kering dan belerang dimanfaatkan sebagai perkebunan.
Pemilihan lahan tersebut didasari oleh anggapan bahwa tanaman tersebut tidak membutuhkan perawatan khusus, serta tidak menuntut kesuburan tanah yang optimal.
Intensitas air yang dibutuhkan tidak terlalu banyak dagi pertumbuhan dan kelangsungannya. Selain pengetahuan mereka mengenai kesuburan tanah, iklim, curah hujan yang secara
alamiah dapat berpengaruh bagi pertumbuhan dan kelangsungan tanaman kemenyan. Unsur- unsur ekologis lainnya juga terkait dan dapat mempengaruhi suatu jalinan ekosistem.
Keberadaan tanaman kemenyan secara alamiah berfungsi sebagai penahan lajunya air hujan yang turun kedaerah terendah sehingga air dapat teresap dalam pori-pori tanah dataran
tinggi yang akhirnya merupakan cadangan bagi kebutuhan sehari-hari jika musim kemarau. Di samping sebagai penahan lajunya air hujan, tanaman kemenyan juga sebagi penambah
kelestarian hutan yang memiliki banyak fungsi, baik dari bidang ekonomis maupun ekologis. Curah hujan yang terkadang tinggi pada musim penghujan dapat melongsorkan
sejumlah lereng terjal yang banyak terdapat disekitar desa. Ditanaminya pohon kemenyan disekitar lereng-lereng tersebut maka erosi yang dapat ditimbulkan oleh hujan deras dapat
dihindari. Kemenyan yang pada umumnya dikelolah atau diproduksi petani di kec.Siempat Rube
adalah Kemenyan Bunga. Karena harga kemenyan bunga memiliki nilai jual yang tinggi dan lebih banyak tumbuh di hutan mereka. Jenis-jenis kemenyan yang panulis ketahui dari petani
adalah sebagai berikut :
1. Kemenyan Bunga Kemenjen Bunga
Dinamakan kemenyan bunga karena kemenyan tersebut bergetah deras dan putih yang menyerupai bunga. Sesuai dengan pengalaman petani hingga saat ini, bahwa
Universitas Sumatera Utara
kemenyan yang sering ditanam dan usahai petani adalah jenis kemenyan bunga,
karena lebih bagus untuk menghasilkan getah yang bagus dan mahal harganya. 2. Kemenyan Toba Kemenjen Tebba
Jenis kemenyan yang kurang bagus berwarna putih kehitaman dan kurang menarik. Dari segi harga, kemenyan toba tidak mahal dan diwah kemenyan bunga. Bahkan dari
segi kualitas getah yang dihasilkan kurang diminati di pasaran karena hanya dapat dijadikan sebagai campuran rokok.
3. Kemenyan Durame Kemenjen JairinJurame
Getah yang dihasilkan kemenyan jurami pada umumnya encer dan lama keringya. Jenis ini untuk wilayah kecamatan siempat rube hapir tidak bisa ditemukan karena
bayak ditebang, dan menurut beberapa informan, kemenyan ini suda ditebang karena tidak menguntungkan apabila dikelolah.
Selain jenis kemenyan yang diproduksi patani ada juga jenis getah yang mempengaruhi haraga jual di pasar. Getah yang dihasilkan pohon kemenyan juga berbeda-
beda menurut ukuran, bentuk dan warna yang kemudian juga akan membedakan harganya. Karena itulah maka petani di Kec. Sempat Rube, sebelum menjual getah kemenyannya
terlebih dahulu melakukan pekerjaan menyortir. Berdasarkan letaknya, getah kemenyan dapat dibagi atas getah dalam gotah bagasan
berada didalam batang dan lengket di dalam kulit kemenyan. Sedangkan getah luar gotah luar berada diluar kulit kemenyan yang telah disugi.
Jenis-jenis getah kemenyan yang dapat dijual tersebut adalah: 1.
Longkap getah dalam Longkap adalah jenis getah kemenyan yang diambil dari kulit kemenyan yang telah
ditusuk saat manugi. Harga longkap lebih mahal dari jenis lainnya. longkap yang dijual ada dua macam yaitu longkap nomor satu dan longkap nomor dua. Longkap nomor satu
Universitas Sumatera Utara
lebih mahal dari longkap nomor dua, karena longkap nomor satu sewaktu dijual tidak dicampur dengan jenis getah lainnya. Sedang longkap nomor dua sudah dicampur dengan
jenis getah lainnya seperti julur. Ciri-ciri longkap adalah tebal, berwarna putih dan lebih besar dari getah lainnya. Getah longkap termasuk jenis getah dalam.
2. Parung
Parung adalah jenis getah kemenyan yang diperoleh dari luar kulit kemenyan getah teruh yang tertusuk atau dari luar kulit longkap. Getah longkap dan parung ini diambil
pada waktu bersamaan, getah kemenyan yang terlebih dahulu diambil adalah julur. Parung berada disekitar kulit longkap. Ciri-ciri parung adalah berwarna merah kekuning-
kuningan, agak bulat dan lengket pada batang, serta bentuknya ada yang tipis dan tebal. Parung inilah yang sering dicampur dengan longkap bila petani hendak menjual
kemenyan. 3.
Pengenderen Pangandaran adalah jenis getah kemenyan yang diperoleh pada saat melakukan pekerjaan
manugi. Pangandaran sering digabung dengan longkap apabila melakukan penjualan. Apalagi kalau longkap lebih banyak dari pangandaran, maka harga yang diperoleha
adalah harga longakap. Dan sebaliknya jika jenis pangandaran lebih banyak dari jenis longkap, maka dalam melakukan penjualan lebih baik keduanya dipisahkan. Pangandaran
ini termasuk getah luar. Pangandaran juga bisa didapat dari dalam kulit atau longakap. Haraga pangandaran ini lebih mahal dari pangandaran yang didapat dari luar kulit, warna
pangandaran ini putih dan ada yang kuning.
3.2. Pengelohan Hutan Kemenyan