SEJARAH SINGKAT KECAMATAN SIEMPAT RUBE Sarana dan Prasarana

catatan lapangan, hal ini untuk mempermudah peneliti untuk mengingat dan membaca informasi yang telah diperoleh dari informan ketika di lapangan.

1.5.3. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah analisis data kualitatif pertama-tama, peneliti akan mengumpulkan dan mengorganisasilkan, mengurutkan data-data hasil observasi dan wawancara yang diproleh dari lapangan kedalam kategori-kategori. Proses mengorganisasikan data dan mengurutkan data kedalam kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema. Setelah data terkumpul, selanjutnya akan dibandingkan dan dicari hubungannya. Kemudian data tersebut akan diperkuat dengan data kepustakaan dan artikel-artikel. Dengan cara ini diharapkan akan ditemukan konsep dan kesimpulan yang menjelaskan laporan atau hasil penelitian yang disusun secara sistematis. Analisis data akan dialakukan mulai dari penyusunan proposal sampai penelitian ini selesai.

Bab II Gambaran Umum Lokasi Penelitian

2.1. SEJARAH SINGKAT KECAMATAN SIEMPAT RUBE

Dalam rangka mengoptimalkan pelayanan Pemerintah kecamatan kepada masyarakat di desa yang semakin berkembang baik ekonomi, politik, dan sosial budaya maka dipandang perlu memadatkan dan meningkatkan frekuensi pelayanan aparatur pemerintah di kecamatan. Seiring dengan hal ini maka dipandang perlu melakukan penataan wilayah kecamatan dengan pendekatan pemekaran kecamatan. Universitas Sumatera Utara Dengan hal ini kecamatan Kerajaan telah dimekarkan menjadi 3 kecamatan sesuai dengan isi Perda Kabupaten Pakpak Bharat No.08 tahun 2005 “Tentang pembentukan kecamatan Sitellu Tali Urang Julu, kecamatan Pergetteng-getteng Sengkut, kecamatan Pagindar, Kecamatan Tinada serta kecamatan Siempat Rube” tanggal 28 Desember 2005. Sesuai dengan isi perda di atas maka terbentuklah kecamatan Siempat Rube yang beribukota Jambu Rea dengan luas kecamatan 82,36 km 2 . Sekarang Kecamatan Siempat Rube terdiri dari 6 desa dan diangkat sebagai pejabat Camat Dencimin Banurea dan pada saat penelitian ini dilakukan pejabat Camat yang baru di angkat adalah Supardi Padang, SP. Demikianlah sejarah singkat terbentuknya kecamatan Siempat Rube dimana masih belum lengkap yang merupakan sebagai awal permulaan mengungkapkan sejarah kecamatan tersebut. 2.2. LETAK GEOGRAFIS 2.2.1. Letak dan Geografis Kecamatan ini terletak di bagian tengah Kabupaten Pakpak Bharat, yang berada pada ketinggian 700-1400 m.dpl, dan jarak dari Medan ke Selak ibukota Kabupaten Pakpak Bharat adalah 196 km, dapat ditempuh dengan kendaraan yang bermerek HIMPAK, sampri, BTN, Datra, dan PAS dengan ongkos 30.000orang, sedangakan dari ke Selak ibukota Kabupaten Pakpak Bharat Jamburea ibukota Kecamatan Siempat Rube adalah 5 km, dapat ditempuh dengan BeTor Becak Motor dengan ongkos minmal 10.000-20.000orang tergantung kesepakatan sedangkan bus umum hanya beroprasi pada waktu pekan yaitu hari kamis dengan ongkos 7000orang. Kecamatan Siempat Rube berbatasan dengan beberapa Kecamatan dan satu Kabupaten dengan batas-batas sebagai berikut: Sebelah Utara : Kecamatan Tinada Sebelah Timur : Kabupaten Dairi Universitas Sumatera Utara Sebelah Selatan : Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu Sebelah Barat : Kecamatan Salak

2.2.2. Keadaan Alam

• Kecamatan Siempat Rube pada umumnya adalah berbukit-bukit dengan ketinggian yang bervariasi antara 700 – 1.400 m sehingga terjadi Iklim hujan tropis yang dipengaruhi angin musim. • Iklim di Kecamatan ini tidak menentu ada kalanya musim penghujan dan adakalanya musim kemarau. Musim penghujan biasanya pada bulan Januari, Maret, Juli, Agustus, September, Oktober, Nopember dan Desember setiap tahunnya.

2.2.3. Desa-Desa di Kecamatan Siempat Rube

Kecamatan Siempat Rube yang terdiri dari 6 desa dan tiap desa dikepalai oleh seorang kepala desa dan dibantu oleh seorang sekretaris desa Sekdes. Desa-desa ini dibagi lagi atas beberapa dusun dan setiap dusun dikepalai oleh seorang kepala dusun. Tabel 1 Nama-Nama Kepala Desa dan Dusun Desa Dusun Nama Kepala Desa Siempat rube I 1. Jambuh Buah Rea 2. Tanjung Pinag 3. Gading Meras-ras Beres Padang Universitas Sumatera Utara Siempat rube II 1. Jambu mbelang I 2. Jambu Mbelang II 3. Kuta Kacip Jaman Padang Mungkur 1. Mungkur 2. Dos Ate 3. Simbruna 4. Mersada Kabbin Padang Sempat rube IV 1. Kuta Laki 2. Kuta Grat 3. Rube Haji 4. Pangkalen 5. Resdes 6. Simpang Tellu Bonar Padang Kuta jungak 1. Lebuh Neur 2. Kuta Jungak 3. Simpang Pertellun-telun Jakonar Padang traju 1. Traju 2. Simpang Jambu 3. Kite Tanoh Polni Cibro Suber: Kantor Kecamatn Siempat Rube Universitas Sumatera Utara

2.3. JUMLAH DAN KOMPOSISI PENDUDUK

2.3.1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Penduduk Kecamatan Siempat Rube akhir tahun 2008 berjumlah 4.027 jiwa dengan penduduk laki-laki sebanyak 2.097 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 1.930 jiwa dan rumah tangga yang ada sebanyak 732 rumah tangga dengan tingkat kepadatan penduduk 48 jiwa km 2 . TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN TAHUN 2008 Jenis kelamin Jumlah Persentase Laki-laki 2097 52,08 Perempuan 1930 47,92 Jumlah 4027 100 Sumber:Kantor Kecamatan Siempat Rube Dari tabel 1 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas penduduk di Kecamatan Siempat Rube adalah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah 2097 jiwa atau 52,07, selebihnya berjenis kelamin perempuan dengan jumlah 1930 jiwa atau 47,92. Universitas Sumatera Utara

2.3.2. Komposisi Penduduk Menurut Tempat Tinggal Tabel 3

Komposisi Penduduk Menurut Tempat Tinggal Tahun 2008 No Desa Jumlah 1 Siempat Rube I 709 17,60 2 Siempat Rube II 814 20,21 3 Mungkur 581 14,42 4 Siempat Rube IV 1077 26,75 5 Kuta Jungak 489 12,14 6 Traju 357 8,88 jumlah 4027 100 Sumb: Kantor Kecamatan Siempat Rube Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas penduduk di Kecamatan Siempat Rube bertempat tinggal pada desa sempat rube IV dengan kepadatan penduduk sebanyak 1077 jiwa atau 26,75, diuratan ke dua adalah desa siempat rube II dengan kepadatan penduduk sebanyak 814 jiwa atau 14,42 dari jumlah keselurhan penduduk. Sedangkan yang paling sedikit adalah desa traju dengan kepadatan hanya 357 jiwa atau 8,88.

2.3.3. Komposisi Penduduk Menurut Suku dan Agama

Penduduk yang mendiami kecamatan ini mayoritas suku Pakpak yaitu Pakpak Simsim Suak Simsim dan sebagian kecil suku lain yaitu Batak Toba, Karo, Simalungun, dan Jawa. Penduduk ini menganut agamakepercayaan masing-masing yaitu Protestan, Katolik, dan Islam. Meskipun berbeda agama dan kepercayaan namun stabilitas keamanan dan ketertiban Universitas Sumatera Utara cukup terjalin dengan baik, aman, rukun dan damai serta hormat menghormati antar pemeluk agama dan kepercayaan. Tabel 4 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama Menurut Desa Tahun 2008 No Desa Islam Protestan Katolik Hindu Budha Jumlah 1 2 3 4 5 6 Siempat Rube I Siempat Rube II Mungkur Siempat Rube IV Kuta Jungak Traju 77 103 63 80 200 6 513 643 518 892 289 346 119 68 - 105 - 5 - - - - - - - - - - - - 709 814 581 1077 489 357 Jumlah 529 3201 297 - - 4027 Suber: Kantor Kecematan Siempat Rube Universitas Sumatera Utara Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas penduduk Kec. Siempat Rube adalah beragama Kristen Protestan yakni sebanyak 3.201 jiwa, Islam 529 jiwa dan katolik 297 jiwa. Dari tabel tersebut dapat juga diketahui bahwa penduduk yang beragama Kristen Protestan paling banyak di Desa Siempat Rube IV yakni sebanyak 892 jiwa, sedangkan paling sedikit di Desa Kuta Jungak yaitu 289 jiwa. Penduduk beragama Katolik paling banyak di Desa Siempat Rube I yakni sebanyak 119 jiwa, sedangkan paling sedikit di Desa Traju yaitu 5 jiwa. Sementara penduduk yang beraga Islam paling banyak di Desa Kuta Jungak yakni sebanyak 200 jiwa, sedangkan paling sedikit di Desa Traju yaitu sebanyak 6 jiwa.

2.3.4. MATA PENCAHARIAN Kecamatan Siempat Rube yang lahannya cukup luas dan subur sehingga sebagian

besar penduduknya bekerja di sektor pertanian, perkebunan rakyat dan sebagian kecil hidup dari usaha perdagangan, industri, penggalian batupasir, buruh, jasa pemerintahan PNS dan TNIPolri. Tabel 5 Kompoisi penduduk berdasarkan mata pencaharian dan desa tahun 2008 No Nama Desa Pertanian Industri PNS TNI POLRI lainya Jumlah 1 Siempat Rube I 236 - 38 - 274 2 Siempat Rube II 468 - 17 13 316 3 Mungkur 355 - 10 - 465 4 Siempat Rube IV 641 - 10 - 651 Universitas Sumatera Utara 5 Kuta Jungak 194 - 3 - 197 6 Traju 185 - 22 - 207 Jumlah 2097 - 100 13 2210 Sumber : Kantor Kecamatan Siempat Rube Dari tabel diatas kita dapat melihat petani lebih banyak dari pada sektor mata pencaharian lain, dimana mayoritas penduduk adalah petani dengan jumlah 2097 jiwa, sedangkan polisi, PNS, TNI berjumlah 100 jiwa dan sektor pedagang sebanyak 13 jiwa. Hal ini menunjukan pedagang dan buruh pabrik tidak banyak.

2.3.4.1. Hasil Pertanian

Hasil pertanian dari kecamatan ini adalah padi, jagung, jeruk, Kopi, cabe, nenas, sayur sawi pahit, sayur sawi manis dan lainnya. Produksi pertanian yang terbesar pada tahun 2008 adalah padi dan jeruk. Dari produksi tanaman keras terdapat kopi sebagai produksi terbanyak dan diposisi ke dua adalah kemenya. Tabel 6 Produksi Pertanian Penduduk Menurut Jenis Tanaman Unggulan dan Desa Tahun 2008 No Desa Luas lahanha Produksi ton Padi Sawah Padi Ladang Jagung Jeruk Padi Sawah Padi Ladang Jagung Jeruk 1 Siempat Rube I 200 190 80 20 1040 380 360 400 2 Siempat Rube II 2 80 40 170 6,4 192 176 3400 Universitas Sumatera Utara 3 Mungkur 70 20 13 - 280 46 52 - 4 Siempat Rube IV 50 20 20 16 190 40 82 320 5 Kuta Jungak 120 20 20 - 612 50 82 - 6 Traju 20 20 10 14 78 56 40 280 Jumlah 462 350 183 220 2206,4 764 792 4400 Sumber: Kantor Kecamatan Siempat Rube Dari pertanian unggulan masyarkat, Jeruk merupakan pertanian yang banyak menghasilkan yaitu 4400ton dengan luas 220 hektar, padi sawah berada di bawah jeruk dengan jumlah 2206,4 ton pada tahun 2008, dengan luas are seluas 462ha. Sedangkan pertanian yang paling sedikit adalah padi ladang yaitu 764ton dengan luas 350 ha. Hal ini disebabkan oleh hewan-hewan pengganggu yang lebih banyak menyerang tanaman kering seperti padi ladang. Musuh petani padi ladang ada bermacam-macam dan lebih banyak dari musuh padi sawah, seperti: Tikus, Babi hutan, Monyet dan Burung pemakan padi. Tabel 7 PRODUKSI TANAMAN KERAS MENURUT JENIS TANAMAN DAN DESA TON TAHUN 2008 No Desa Kelapa Karet Kopi Gambir Kemenyan 1. Siempat Rube I - - 400 - 12 2. Siempat Rube II - - 120 - 13 3. Mungkur - - 204 - 24 4. Siempat Rube IV - - 84 - 40 Universitas Sumatera Utara 5. Kuta Jungak - - 56 - 37 6. Traju - - 96 0,3 21 Jumlah - - 960 0,3 147 Sumber: Kantor Kecamatan Siempat Rube Dengan melihat tabel diatas, kita dapat melihat bahwa kopi adalah jenis tanaman keras yang paling banyak di kelolah oleh penduduk Kec. Siempat Rube dengan jumlah 960 ton tahun, sedangkan kemenyan berada pada urutan ke dua dengan jumlah 147 tonthn. Hutan kemenyan hampir tersebar diseluruh hutan Kecamatan Sempat Rube tersebar hampir tiap desa dan dikelolah. Petani kemenyan di setiap desa berfariasi seperti di Desa Siempat Rube I dan II jumlah petani tidak banyak hanya berkisar 5-6 oarang saja. Yang paling banyak petaninya adalah Desa Siempat Rube IV karena desa tersebut sangat dekat sekali dengan hutan kemenyan dan merupakan salah satu pendapatan penduduk yang besar selain jeruk.

2.3.4.2. Objek Wisata

Di desa Mungkur yang jaraknya lebih kurang 9 km dari ibukota Kecamatan terdapat daerah tujuan wisata ”Liang Tojok” yang mempunyai panorama yang indah yang terdiri dari Air Terjun setinggi ± 20 m. Berikut gua yang cukup dalam sepanjang 30 m yang sampai saat ini belum ada jalan menuju ke lokasi daerah wisata tersebut kecuali jalan setapak. Apabila Dinas Pariwisata Kabupaten Pakpak Bharat mengadakan pemugaran terhadap daerah tersebut maka wisatawan domestik dan mancanegara akan datang ketempat tersebut.

2.4. Sarana dan Prasarana

Sarana jalan bagi masyarakat siempat rube sangat membantu terhadap kemajuan daerah tersebut. Untuk mengantar hasil pertanian mereka kepasar suadah tidak mendapatkan masalagi karena jala-jalan telah bagus dan diaspal. Walaupun belum semua jalan yang telah Universitas Sumatera Utara diaspal masyarakat tetap dapat membawa hasil pertanian mereka karena jalan yang belum diaspal tidak begitu banyak lagi dan panjang dan telah diberi batu padas. Begitu pula dengan jembatan-jembatan yang menghubungkan desa-desa telah diperbaiki dan dapat dilalui kendaraan roda empat. Selain sarana jalan yang menghubungkan antara desa yang satu dengan yang lain masih ada sarana yang lain. Sarana sekolah yang ada di kec.siempat rube berjumlah 5 SD tersebar hampir di seluruh desa, tetapi desa kuta jungak tidak memiliki sekolah, sehingga anak-anak mereka sekolah ke desa terdekat dan 1 sekolah SLTP yang terletak di Siempat Rube I. Sarana kesehatan berjumlah 12 bangunan, yang terdiri dari 1 PusKesMas berada di desa siempat rube II , 10 Posyandu yang tersebar di seluruh desa yang ada di kec. Siempat rube, dan 1 PusPem yang berada di desa Mungkur. Penduduk kec. Siempat Rube memiliki rumah ibadah sebanyak 30 unit, yang terdiri dari 7 unit mesjit, 1 unit musollah, dan 22 unit gereja, yang tersebar diseluruh desa yang ada di kec. Siempat Rube. Hal ini menunjukan bahwa di daerah ini terdapat kerukunan umat beragama terjaga dengan baik. Sedangkan sarana transportasi yang ada di kec. Ini tidaklah banyak, kebanyakan kendaraan pribadi, baik sepeda motor maupun mobil. Angkutan umum mobil hanya beroperasi pada hari pekan, yaitu hari kamis. Jadi alat transportasi umum pengganti mobil adalah becak motor. Penduduk kec.siempat rube belum semua memiliki penerangan Listrik Tenaga Air PLTA. Hal ini terlihat dengan banyaknya penduduk menggunakan listrik tenaga surya dengan menggunakan alat penyimpan panas yang pada tahun 2009 dibagikan oleh pemerinta setempat kepada penduduk kurang mampu. Kab. Pakpak bharat masih kekurangan listrik. Belum bisa menerangi seluruh desa. Keadaan ini terlihat penulis ketika penulis berada disana pada malam hari lampu sering kurang arus, dan mesin Photo copy pada malam hari tidak bisa dinyalakan karena kekurangan arus dan dapat merusak mesin photo copy tersebut. Universitas Sumatera Utara

BAB III PENGELOLAAN HUTAN KEMENYAN

3.1. Gambaran Umum Tentang Kemenyan

Kemenyan gum benzoin di dalam perdagangan biasa disebut sebagai “sumatra benzoin”. Kemenyan merupakan “balsamic resin” yang diperoleh dari hasil pelunakan batang pohon Styrax benzoin Dryand atau Styrax paralleloneurus Perkins, sedangkan yang dihasilkan dari Styrax tonkinensis Pierre atau kemungkinan juga dari jenis-jenis lain dikenal dengan nama “siam benzoin”. Styrax berasal dari bahasa Yunani kuno “storax” yaitu nama yang digunakan untuk gumgetah yang berbau harum atau juga untuk pohon yang menghasilkannya. Sedangkan “benzoin” berasal dari bahasa Arab, yaitu “ben” yang berarti harum dan “zoa” berarti getah jadi benzoin adalah getah yang berbau harum Clause 1961 dalam Widiyastuti et all, 1995. Secara umum, kemenyan tersebar di belahan bumi utara, khususnya di Asia Timur tidak terdapat di Australia dan Pasifik Sentral. Pulau Sumatera merupakan pusat penyebaran Universitas Sumatera Utara