kg sedangkan pekerja mendapatkan 2 kg, tetapi pemilik tidak menanggung semua biaya yang dieluarkan oleh pekerja, baik itu makanan, rokok, kopi dan lain yang
mungkin dibutukan dalam mengerjaan hutan kemenyan. 2.
Hasil bagi 2 melibatkan petani belah pinang Pembagian hasil seperti ini adalah dengan melibatkan pemilik sebagai
penaggnung biaya pekerja, sehingga hasil di bagi 2. Artinya hasil yang didapat sebanyak 3 kg, apa bila pemilik menanggung pengeluaran pekerja maka hasil
dibagi 2 menjadi 1,5 kg antara pemilik dan pekerja. 3.
Tenaga di bayar tenaga Dalam hal ini biasanya di gunakan oleh sesama pemilik lahan dan pengelola juga.
Contoh. Petani A membutuhkan bantuan dari petani B, petani A mengajak petani B dan mereka pergi untuk mengerjakan hutan kemenyan petani A dengan
persiaratan apabila petani B mengerjakan memanen kemenyan, maka petani si A tadi ikut membantu petani B tanpa membayar upah, tetapi hanya tenaga yang
diharapkan. Setiap pengeluaran di tanggung oleh petani yang meminta pertolongan tersebut.
3.5. Konsumsi dan Distribusi
3.5.1. Penyimpanan
Hasil panen kemenyan di simpan digubuk yang ada di ladanghutan sebelum dibawa pulang ke kampung. Di dalam hutanladang kemenyan dikumpulkan sampai semua pohon
selesai di panen di dalam pndok. Setelah pohon selesai dipanen getahnya, semua getah yang dihasilkan dibawa pulang ke kampung untuk dikeringkan di dalam rumah. Pengeringan tidak
lakukan dengan sinar matahari langsung. Tetapi pengeringan dilakukan di dalam rumah, hal
Universitas Sumatera Utara
ini dilakukan jika terkena sinar matahari langsung getah kemenyan akan melelehmencair dan juga lengket.
Sebelum petani membawa getah yang didapat ketiaka panen mereka membawa hasil panen ke gubuk yang disebut dagang. Hasil yang diperole di sebarkan di atas kayu papan
lantai gubuk, plastik tenda atau daun pisang dan daun kladi hutan. Penggunaan media tersebut untuk menghindari kemenyan menempel dengan pasir, kayu dan lain-lain karena
getah belum kering dan masih lengket. Setelah itu petani memisak kemenyan yang berukuran besar longkap dengan yang berukuran kecil pecahan parung. Agar mudah di keringkan
dan penjualan juga mudah dilakukan, karena harga longkap dengan parung berbeda.
3.5.2 Distribusi
Hasil panen petani kemenyan dijual kepada pengumpul yang disebarkan oleh pengusaha-pengusaha dari Dolok Sanggul untuk membeli hasil getah kemenyan milik
penduduk. Harga kemenyan masyarakat disesuaikan dengan pasar yang diatur berdasarkan permintaan dari luar negeri atau negara pengimportir.
Harga kemenyan juga ditentukan oleh jenis dan kwalitasnya. Harga terendah di tingkat petani dengan kwalitas terendah adalah Rp. 30.000,- tiga puluh ribu rupiah
perkilogram, sedangkan harga termahal dengan kwalitas tertinggi adalah Rp. 100.000,- seratus ribu rupiah perkilogram. Jadi kisaran harga kemenyan adalah antara Rp.
30.000.000,- sampai dengan Rp. 100.000,-. Kwalitas tertinggi kemenyan disebut dengan kemenyan “bunga” dengan harga antara
Rp. 80.000,- sampai dengan RP. 100.000,- perkilogram. Untuk kwalitas menengah disebut dengan kemenyan “toba” dengan kisaran harga antara Rp. 60.000,- sampai dengan Rp.
70.000,- perkilogram. Sedangkan kemenyan dengan kwalitas rendah disebut dengan
Universitas Sumatera Utara
kemenyan “duramen” dengan kisaran harga antara Rp. 30.000,- sampai dengan Rp. 45.000,- perkilogramnya.
Selanjutnya para toke menjual kemenyan yang telah dibeli dari masyarakat dijual ke penampung yang ada di Kota Dolok Sanggul. Dari Kota Dolok Sanggul, menurut informasi
dari para toke, kemenyan tersebut langsung di ekspor keluar negeri. Beberapa negara tujuan ekspor kemenyan adalah; Mesir, Arab Saudi dan beberapa
negara yang ada di Benua Eropa. Adapun kegunaannya adalah sebagai salah satu bahan untuk pencampur pembuatan parfum.
Bab IV
KEARIFAN TRADISIOANAL DALAM PENGELOLAAN HUTAN KEMENYAN
4.1. Nilai Historis