c. Usaha Kecil Menengah Kota Tasikmalaya
Perkembangan UKM di Kota Tasikmalaya setiap tahunnya meningkat, sebagai upaya dalam kebijakannya Pemerintah Kota Tasikmalaya
memberdayakan UKM melalui penambahan iklim usaha yang mendukung bagi UKM, diantaranya melalui program :
1. Falilitas Penguatan Usaha. 2. Penyumbangan Sentra.
3. Gelar Produk. 4. Pegembagan SDM
5. Penerapan TTB.
Potensi Usaha Kecil Menengah adalah sebagai berikut :
Tabel 3.19
Bidang Usaha : Kecil Bidang Usaha : Menengah
1. Jumlah Unit Usaha : 7.707 2. Nilai Investasi : 203.607.000.000
3. Nilai Produksi : 326.785.000 4. Tenaga Kerja : 772.969
5. Jumlah Sentra : 16 1. Jumlah Unit Usaha : 648
2. Nilai Investasi : 108.706.000.000
3. Nilai Produksi : 483.000.000 4. Tenaga Kerja : 58.320
d. Perkoperasian Kota Tasikmalaya
Pada bidang perkoperasian Kota Tasikmalaya tercatat sebagai tempat berdirinya koperasi, dimana pada tanggal 11 s.d 14 Juli 1947 diselenggarakan
Konggres Koperasi Indonesia yang pertama di Jl. Dr. Moch. Hatta No.40 Kota Tasikmalaya, dalam konggres itu tepatnya pada tanggal 12 Juli 1947 dibangun
tugu koperasi sebagai simbol berdirinya koperasi, untuk mengenang momentum penting tersebut setiap tanggal 12 Juli di peringati hari Koperasi.
Sesuai dengan arah kebijakan pembangunan Kota Tasikmalaya yang salah satunya menitikberatkan pada upaya untuk meningkatkan kualitas dan
kuantitas perekonomian masyarakat, maka untuk kewenangan bidang perkoperasian diarahkan untuk meningkatkan fasilitas dalam bentuk
pernyataan keseimbangan penguatan SDM regulasi dan penguatan modal usaha kelompok dan meningkatkan peran kelembagaan dan usaha koperasi.
Berdasarkan potensi, jumlah dan jenis koperasi di Kota Tasikmalaya terdiri dari koperasi Produksi 26 buah, Konsumsi 201 buah, KSP 32 buah,
Kopontra 38 buah, KSU 20 buah, Koperasi Wanita 6 buah, KUD 9 buah, Koperasi Pasar 7 buah, Koperasi Propersi 2 buah, Koperasi Shunda 4 buah,
Koperasi lainnya 3 buah.
49
49
Pemkot Tasikmalaya, “Potensi Ekonomi Tasikmalaya”, diakses pada 28 April 2008 dari www.tasikmalayakota.go.id
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Pembelajaran Ekonomi Syariah pada SMPN 1 Kota Tasikmalaya
Upaya untuk mewujudkan pendidikan ekonomi syariah untuk tingkat dasar dan menengah ini bukan sekedar wacana, tetapi hal ini sudah mulai dirintis.
Kita bisa melihat upaya ini misalnya dirintis oleh Pemerintah Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Pelajaran Ekonomi Islam di Kota Tasikmalaya diberikan kepada
Siswa SMPMTs secara bertahap. Menurut Nahrudin, Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran MGMP
Ekonomi Tasikmalaya, Pada mulanya gagasan ini prakarsai oleh Musyawarah Guru Mata Pelajaran MGMP ekonomi yang didukung oleh PINBUK
Tasikmalaya pada Tahun 20022003, untuk menindak lanjuti gagasan itu pada Tahun 2003 diadakan seminar dan workshoppelatihan bagi guru yang bekerja
sama dengan STEI Tazkia. Dan untuk selanjutnya didukung oleh Pemkot Tasikmalaya, melalui Surat Keputusan SK Walikota No. 421.7Kep. 611-
Disdik2005, yang menjadikan pelajaran ekonomi Islam sebagai muatan lokal yang wajib diberikan kepada siswa Sekolah Menengah Pertama SMP dan
Madrasah Tsanawiyah MTs.
50
Ketentuan tersebut berlaku mulai Tahun 2006 dimana seluruh sekolah lanjutan tingkat pertama dan sejenisnya harus mengajarkan muatan lokal tersebut.
Penerapannya dilakukan bertahap, untuk Tahun ajaran 20052006 mata pelajaran
50
Wawancara Pribadi dengan Nahrudin, Ketua MGMP Ekonomi Tasikmalaya, Tasikmalaya. 8 Maret 2008