Pengetahuan Responden Tentang Ekonomi Islam

Untuk mengetahui bagaimana persepsi siswa dan guru tentang ekonomi Syariah, maka responden diminta untuk menjawab 25 item pernyataan yang mencakup aspek pengetahuan, keyakinan sikap dan kecenderungan bertindak. Adapun untuk mengetahui gambaran secara detail dari hasil kuesioner mengenai persepsi responden terhadap ekonomi syariah maka akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Pengetahuan Responden Tentang Ekonomi Islam

Pernyataan yang menyangkut tentang pengetahuan ini memuat pada 16 pernyataan yang disesuaikan dengan materi pelajaran yang telah responden dapatkan yaitu sebagai berikut: Tabel 4.3 Pengertian ekonomi Islam N = 120 Frequency Percent Mean Valid Kurang Paham 3 2.5 Cukup Paham 4 3.3 Paham 40 33.3 Sangat Paham 73 60.8 Total 120 100.0 4.52 Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008 Dari tabel 4.3 didapat informasi mengenai pengetahuanan responden terhadap pengertian ekonomi Islam, yaitu 60,8 responden menyatakan sangat paham, sementara 33,3 responden menyatakan paham, 3,3 menyatakan cukup paham sedangkan sisanya yaitu 2,5 dari responden menyatakan kurang paham. Artinya bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang tinggi tentang pengertian ekonomi Islam. Selanjutnya untuk memperkuat pernyataan diatas, mean atau rataan dari jawaban responden berada pada angka 4,52 yang artinya nilai ini mendekati angka 5 sangat paham dalam skala likert. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rata-rata jawaban responden berada dalam skala sangat paham, hal ini berarti responden sangat memahami tentang pengertian ekonomi Islam. Tabel 4. 4 Sistem ekonomi Islam meniru sistem kovensional N = 120 Frequency Percent Mean Valid Netral 34 28.3 Tidak Setuju 55 45.8 Sangat Tidak Setuju 31 25.8 Total 120 100.0 3.98 Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008 Pada tabel 4.4 menunjukan anggapan kebanyakan masyarakat bahwa sistem ekonomi Islam meniru terhadap sistem ekonomi yang sudah ada, ternyata tidak begitu halnya dengan pandangan para responden, hal ini dibuktikan dengan 45,8 responden menyatakan tidak setuju, 28,3 menyatakan netral dan 25,8 menyatakan sangat tidak setuju . Untuk lebih memperkuat pernyataan diatas, mean berada pada angka 3,98 atau mendekati nilai 4 artinya bahwa rata-rata dari responden tidak setuju dengan pernyataan sistem ekonomi syariah meniru terhadap sistem ekonomi konvensional. Maka dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata responden memilki pemahaman yang baik tentang ekonomi syariah. Tabel 4. 5 Sumber utama ekonomi Islam N = 120 Frequency Percent Mean Valid Kurang Paham 2 1.7 Cukup Paham 10 8.3 Paham 33 27.5 Sangat Paham 75 62.5 Total 120 100.0 4.51 Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008 Dari tabel 4.5 didapat informasi mengenai pemahaman responden terhadap sumber utama dari ekonomi syariah, yaitu 62,5 responden menyatakan sangat paham, 27,5 responden menyatakan paham 8,3 responden menyatakan cukup paham dan 1.7 responden menyatakan kurang paham. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar responden sudah memahami sumber utama ekonomi Islam. Berdasarkan pada tabel di atas didapat angka mean 4,51 atau mendekati angka 5, artinya rata-rata dari responden menyatakan sangat paham bahwa sumber utama ekonomi Islam adalah Al-Qur’an dan sunnah. Dari sini dapat disimpulkan bahwa rata-rata responden memahami terhadap sumber utama ekonomi Islam. Tabel 4. 6 Tujuan utama Ekonomi Islam N = 120 Frequency Percent Mean Valid Cukup Paham 7 5.8 Paham 34 28.3 4.60 Sangat Paham 79 65.8 Total 120 100.0 Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008 Pernyataan responden terhadap tujuan utama dari ekonomi Islam yaitu tercapainya kebahagiaan di dunia maupun akhirat pada tabel 4.6 menunjukan 65,8 sangat paham, 28,3 paham dan 5,8 cukup paham. Bedasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan sangat paham terhadap tujuan ekonomi Islam tersebut . Kebahagiaan di dunia dan akhirat sebagai tujuan utama ekonomi Islam, berdasarkan pada tabel didapat angka mean 4,60 atau berada pada skala 5 sangat paham dalam skala likert, atau dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-rata responden mempunyai pemahaman yang tinggi terhadap tujuan ekonomi Islam. Tabel 4. 7 Tauhid sebagai prinsip dasar ekonomi Islam N = 120 Frequency Percent Mean Valid Tidak Paham 2 1.7 Cukup Paham 15 12.5 Paham 57 47.5 Sangat Paham 46 38.3 Total 120 100.0 4.21 Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008 Dari tabel frekuensi 4.7 didapat gambaran tentang pemahaman responden mengenai tauhid sebagai prinsipteori dasar dalam ekonomi Islam, yaitu 47,5 responden menyatakan paham, 38,3 menyatakan sangat paham, 12,5 menyatakan cukup paham dan 1,7 menyatakan sangat kurang paham. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa responden memahami bahwa tauhid sebagai prinsipteori dasar ekonomi syariah. Hal senada juga ditunjukan tabel statistik, dimana mean berada pada angka 4,21 atau berada pada sekala 4 paham, Artinya rata-rata responden menyatakan pahamtahu bahwa tauhid sebagai prinsip dasar ekonomi Islam dan dapat disimpulkan bahwa rata-rata responden memahami tentang prinsip dasar ekonomi Islam. Tabel 4. 8 Harta sebagai titipan yang harus dioptimalkan pemanfaatannya N = 120 Frequency Percent Mean Valid Cukup Paham 10 8.3 Paham 39 32.5 Sangat Paham 71 59.2 Total 120 100.0 4.51 Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008 Tabel 4.7 menunjukan pengetahuan responden tentang konsep harta dalam Islam yaitu sebagai titipan Allah yang harus dioptimalkan dalam pemanfaatannya, 59.2 responden menyatakan sangat paham, 32,5 menyatakan paham dan 8,3 rasponden menyatakan cukup paham. Menurut tabel frekuensi di atas dapat disimpukan bahwa lebih dari setengah responden menyatakan sangat paham terhadap konsep harta tersebut. Tabel di atas menunjukan mean pada angka 4,51 mendekati skala 5 sangat paham yang artinya responden sangat memahami bahwa harta dalam Islam sebagai titipan Allah yang harus dioptimalkan dalam pemanfaatannya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang tinggi tentang konsep harta dalam Islam. Tabel 4.9 Para tokoh pemikir ekonomi Islam fase awal N = 120 Frequency Percent Mean Valid Tidak Paham 10 8.3 Kurang Paham 22 18.3 Cukup Paham 39 32.5 Paham 36 30.0 Sangat Paham 13 10.8 Total 120 100.0 3.17 Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008 Dari tabel frekuensi 4.9 didapat gambaran tentang pengetahuan responden mengenai tokoh-tokohulama pemikir ekonomi Islam fase awalpertama, yaitu 32,5 responden menyatakan cukup paham, 30 menyatakan paham, 18,3 menyatakan kurang paham, 10,8 sangat paham dan 8,3 menyatakan tidak paham. Dari data di atas secara garis besar dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan cukup memahami, artinya responden cukup mengetahui tentang tokoh-tokoh pemikir ekonomi Islam ini. Tabel di atas menunjukan mean pada angka 3,17 atau berada pada skala 3 cukup paham yang artinya rata-rata responden menyatakan cukup paham terhadap pernyataan bahwa Abu Yusuf, Abu Ubaid dan Al-Ghazali adalah para ulamatokoh pemikir ekonomi Islam fase awalpertama. 56 Dengan 56 Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam: dari Masa Klasik Hingga Kontemporer, Jakarta: Pustaka Asatruss, 2005, h. 69. demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden cukup mengetahui terhadap pernyataan tersebut. Tabel 4. 10 Uang dalam pandangan Al-Ghazali N = 120 Frequency Percent Mean Valid Tidak Paham 1 .8 Kurang Paham 8 6.7 Cukup Paham 64 53.3 Paham 38 31.7 Sangat Paham 9 7.5 Total 120 100.0 3.38 Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008 Al-Ghazali berpandangan bahwa uang itu ibarat cermin ia tidak punya warna tapi dapat merefleksikan semua warna. 57 terhadap konsep ini tabel 4.10 menunjukan 53,3 responden menyatakan cukup paham, 31,7 menyatakan paham, 7.5 sangat paham, 6,7 kurang paham dan 0,8 responden menyatakan tidak paham. Dari tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar responden menyatakan cukup memahami tentang konsep uang menurut Al-Ghazali. Berdasarkan tabel diatas, didapat angka mean 3,38 atau berada pada skala 3 cukup paham yang artinya sebagian besar responden menyatakan cukup paham dan hal ini dapat disimpulkan bahwa rata-rata responden sudah cukup memahami tentang konsep uang menurut Al-Ghazali ini. 57 Ibid. h.128 Tabel 4. 11 Pengertian riba N = 120 Frequency Percent Mean Valid Kurang Paham 7 5.8 Cukup Paham 15 12.5 Paham 67 55.8 Sangat Paham 31 25.8 Total 120 100.0 4.02 Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008 Tabel 4.11 menunjukan informasi tentang pemahaman responden terhadap pengertian riba, yaitu 55,8 menyatakan paham, 25,8 menyatakan sangat paham, 12,5 cukup paham dan 5,8 menyatakan kurang paham. Menurut tabel frekuensi di atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan sangat memahami bahwa riba adalah pengambilan tambahan atas harta pokok atau modal secara batil. Dengan nilai mean 4,02 berada pada skala 4 dapat diartikan bahwa rata-rata responden memahami dengan pengertian riba adalah pengambilan tambahan atas harta pokok atau modal secara batil. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden mengetahui terhadap pengertian riba tersebut. Tabel 4. 12 Macam-macam riba N = 120 Frequency Percent Mean Valid Tidak Paham 1 .8 3.78 Kurang Paham 8 6.7 Cukup Paham 34 28.3 Paham 51 42.5 Sangat Paham 26 21.7 Total 120 100.0 Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008 Qordh, jahiliyah, fadhl dan nasi’ah adalah macam-macam bentuk riba. 58 atas pernyataan ini tabel 4.12 menunjukan 42,5 responden menyatakan paham, 28,3 menyatakan cukup paham, 21,7 menyatakan sangat paham dan 0,8 responden menyatakan tidak paham. Dengan demikian dari data di atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden mengetahuimemahami atas pernyataan tersebut. Untuk memperkuat pernyataan diatas, menurut data statistik mean menunjukan pada angka 3,78 atau mendekati pada skala 4, artinya sebagian besar responden menyatakan paham bahwa Qordh, Jahiliyah, fadhl dan nasi’ah adalah macam-macam bentuk riba dan dari sini dapat disimpulkan bahwa rata-rata responden mengetahui tentang macam-macam bentuk riba. Tabel 4. 13 Konsekuensi akad dalam Ekonomi Syariah N = 120 Frequency Percent Mean Valid Cukup Paham 21 17.5 Paham 60 50.0 Sangat Paham 39 32.5 Total 120 100.0 4.15 Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008 58 Tim MGMP Ekonomi, Pinbuk dan Pemkot Tasikmalaya, Ekonomi Syariah untuk SMPMTs kelas VII. Tasikmalaya: Sebi Design, 2006 h. 21 Menurut pernyataan responden 50 menyatakan paham, 32,5 menyatakan sangat paham dan 17,5 dari responden menyatakan cukup. Secara garis besar dari tabel 4.13 ini menunjukan bahwa sebagian besar responden menyatakan paham atas pernyataan akadtransaksi yang dilakukan dalam ekonomi Islam memiliki konsekuensi dunia dan akhirat. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memahami atas pernyataan tersebut. Untuk memperkuat pernyataan diatas, angka mean berada pada 4,15 atau dalam skala 4 paham dalam skala likert, atau dapat diartikan bahwa rata-rata responden menyatakan paham, maka dapat diambil kesimpulan bahwa rata-rata responden memahami terhadap konsekuensi akadtransaksi dalam Islam. Tabel 4. 14 Lembaga keuangan syariah tidak hanya perbankan N = 120 Frequency Percent Mean Valid Kurang Paham 3 2.5 Cukup Paham 18 15.0 Paham 67 55.8 Sangat Paham 32 26.7 Total 120 100.0 4.07 Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008 Tabel 4.14 menunjukan pernyataan responden tentang pengetahuannya bahwa lembaga keuangan syariah tidak terbatas pada perbankan saja, 55,8 responden menyatakan paham, 26,7 menyatakan sangat paham, 15 cukup paham dan 2,5 menyatakan kurang paham. Data ini menunjukan bahwa sebagian besar responden menyatakan paham terhadap pernyataan tersebut. Deskriptif statistik tentang pernyataan responden tentang pengetahuannya bahwa lembaga keuangan syariah tidak hanya perbankan saja, menunjukan mean pada angka 4,07 atau berada pada angka 4 dalam skala likert, artinya rata-rata responden menyatakan paham. Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar responden megetahui bahwa lembaga keuangan syariah tidak terbatas pada dunia perbankan saja. Tabel 4. 15 Praktik lembaga keuangan syariah sama dengan lembaga konvensional N = 120 Frequency Percent Mean Valid Sangat Setuju 2 1.7 Setuju 10 8.3 Netral 35 29.2 Tidak Setuju 45 37.5 Sangat Tidak Setuju 28 23.3 Total 120 100.0 3.73 Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008 Menurut 37,5 responden menyatakan tidak setuju bahwa praktek lembaga keuangan syariah sama saja dengan lembaga keuangn konvesional dalam arti terdapat unsur bunga, 29,2 menyatakan netral, 23,3 menyatakan sangat tidak setuju, 8,3 menyatakan setuju dan 1,7 responden menyatakan sangat setuju. Berdasarkan pada data tabel 4.15 di atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan tersebut. Untuk memperkuat pernyataan di atas data statistik menunjukan mean pada angka 3,73 atau mendekati angka 4, artinya bahwa rata-rata responden menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan bahwa praktik lembaga keuangan syariah sama dengan lembaga konvensional atau sama-sama mengandung unsur bungariba. Maka dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar responden mengetahui lembaga keuangan syariah pratiknya berbeda dengan lembaga keuangan kovensional. Tabel 4. 16 Bagi hasil sebagai ciri khas ekonomi Islam N = 120 Frequency Percent Mean Valid Tidak Paham 4 3.3 Kurang Paham 42 35.0 Paham 55 45.8 Sangat Paham 19 15.8 Total 120 100.0 3.74 Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008 Ciri khas dari sistem ekonomi Islam adalah penerapan sistem bagi hasil, atas pernyataan tersebut pada tabel 4.16 menunjukan 45,8 responden menyatakan paham, 35 menyatakan cukup paham, 15,8 menyatakan sangat paham dan 3,3 responden menyatakan kurang paham. Frekuensi di atas menunjukan bahwa sebagian besar responden memahami terhadap penyataan tersebut. Deskriptif statistik pernyataan responden tentang pengetahuannya bahwa ciri khas ekonomi Islam adalah sistem bagi hasil menunjukan mean pada angka 3,74 atau mendekati pada angka 4 dalam skala likert, artinya rata- rata responden menyatakan paham. Dari sini dapat diambil kesimpulkan bahwa rata-rata responden mengetahui ciri khas sistem ekonomi Islam adalah sistem bagi hasil dan berbeda dengan sistem ekonomi konvensional yaitu penerapan sistem bunga. Tabel 4. 17 Baitul Mal lembaga keuangan pertama zaman Rasulullah N = 120 Frequency Percent Mean Valid Cukup Paham 43 35.8 Paham 43 35.8 Sangat Paham 34 28.3 Total 120 100.0 3.93 Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008 Baitul mal merupakan lembaga keuangan yang pertama kali didirikan oleh rasulullah, atas pernyataan tersebut pada tabel 4.17 menunjukan 35,8 responden menyatakan paham, 28,3 menyatakan sangat paham, 35,8 menyatakan cukup. Frekuensi di atas menunjukan kesamaan pernyataan responden yang menyatakan paham dan cukup paham. Tapi di pihak lain 28,3 responden menyatakan sangat setuju. Berdasarkan tabel statistik didapat angka 3,93 atau berada pada skala 4 paham yang artinya rata-rata responden menyatakan paham terhadap pernyataan Baitul mal merupakan lembaga keuangan yang pertama kali didirikan oleh rasulullah dan hal ini dapat disimpulkan bahwa rata-rata dari responden memiliki pengetahuan baik tentang pernyataan tersebut. Tabel 4. 18 Sumber keuangan negara masa Rasul N = 120 Frequency Percent Mean Valid Kurang Paham 4 3.3 Cukup Paham 26 21.7 Paham 62 51.7 Sangat Paham 28 23.3 Total 120 100.0 3.95 Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008 Tabel 4.18 menunjukan informasi tentang pengetahuan responden terhadap sumber keuangan Negara masa rasulullah, yaitu 51,7 menyatakan paham, 23,3 menyatakan sangat paham, 21,7 cukup paham dan 3,3 menyatakan kurang paham. Menurut tabel frekuensi di atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan paham terhadap pernyataan bahwa kharaj , zakat dan jizyah atau upeti merupakan sumber keuangan Negara pada masa rasul. Untuk memperkuat pernyataan di atas, data statistik menunjukan mean berada pada angka 3,95 atau mendekati 4, artinya bahwa rata-rata responden menyatakan paham terhadap pernyataan bahwa kharaj, zakat dan jizyah merupakan sumber keuangan Negara pada masa rasulullah, Maka dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa rata-rata responden memiliki pengetahuan yang baik terhadap pernyataan tersebut.

b. Keyakinan Sikap Responden Terhadap Ekonomi Islam

Dokumen yang terkait

Persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran muatan lokal ekonomi syariah di SMPN 2 kota Tasikmalaya

0 3 71

Sistem Informasi Guru dan Siswa SMPN 1 Dayeuhkolot

0 5 1

Pengaruh Motivasi Mengajar Terhadap Persepsi Guru Mengenai Implementasi Muatan Lokal Ekonomi Syariah Di SMPMTs Tasikmalaya

0 10 98

KINERJA GURU SMPN KOTA SURAKARTA (Kontribusi Kompetensi Profesional Guru, Motivasi, dan Persepsi tentang Kinerja Guru SMPN Kota Surakarta (Kontribusi Kompetensi Profesional Guru, Motivasi, dan Persepsi tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kedisip

0 3 19

KINERJA GURU SMPN KOTA SURAKARTA (Kontribusi Kompetensi Profesional Guru, Motivasi, dan Persepsi tentang Kinerja Guru SMPN Kota Surakarta (Kontribusi Kompetensi Profesional Guru, Motivasi, dan Persepsi tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kedisip

0 1 21

PRESTASI BELAJAR EKONOMI DITINJAU DARI PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU DAN MEDIA PEMBELAJARAN Prestasi Belajar Ekonomi Ditinjau Dari Persepsi Siswa Tentang Profesionalisme Guru Dan Media Pembelajaran Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Polanharjo

0 1 16

PRESTASI BELAJAR EKONOMI DITINJAU DARI PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU DAN MEDIA PEMBELAJARAN Prestasi Belajar Ekonomi Ditinjau Dari Persepsi Siswa Tentang Profesionalisme Guru Dan Media Pembelajaran Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Polanharjo

0 1 11

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU DAN MEDIA PEMBELAJARAN PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU DAN MEDIA PEMBELAJARAN GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS VII DI SMP NEGERI I CEPOGO BOY

0 0 17

PERSEPSI SISWA TENTANG PUSTAKAWAN DI PER

0 0 11

PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP PERPUSTAKAAN SMPN 1 WATAN SOPPENG

0 1 81