BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Pembelajaran Ekonomi Syariah pada SMPN 1 Kota Tasikmalaya
Upaya untuk mewujudkan pendidikan ekonomi syariah untuk tingkat dasar dan menengah ini bukan sekedar wacana, tetapi hal ini sudah mulai dirintis.
Kita bisa melihat upaya ini misalnya dirintis oleh Pemerintah Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Pelajaran Ekonomi Islam di Kota Tasikmalaya diberikan kepada
Siswa SMPMTs secara bertahap. Menurut Nahrudin, Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran MGMP
Ekonomi Tasikmalaya, Pada mulanya gagasan ini prakarsai oleh Musyawarah Guru Mata Pelajaran MGMP ekonomi yang didukung oleh PINBUK
Tasikmalaya pada Tahun 20022003, untuk menindak lanjuti gagasan itu pada Tahun 2003 diadakan seminar dan workshoppelatihan bagi guru yang bekerja
sama dengan STEI Tazkia. Dan untuk selanjutnya didukung oleh Pemkot Tasikmalaya, melalui Surat Keputusan SK Walikota No. 421.7Kep. 611-
Disdik2005, yang menjadikan pelajaran ekonomi Islam sebagai muatan lokal yang wajib diberikan kepada siswa Sekolah Menengah Pertama SMP dan
Madrasah Tsanawiyah MTs.
50
Ketentuan tersebut berlaku mulai Tahun 2006 dimana seluruh sekolah lanjutan tingkat pertama dan sejenisnya harus mengajarkan muatan lokal tersebut.
Penerapannya dilakukan bertahap, untuk Tahun ajaran 20052006 mata pelajaran
50
Wawancara Pribadi dengan Nahrudin, Ketua MGMP Ekonomi Tasikmalaya, Tasikmalaya. 8 Maret 2008
ekonomi Islam dimasukan dalam mata pelajaran pengePahaman sosial dan ekonomi. pelajaran tersebut disampaikan kepada siswa kelas VII kelas 1 SMP.
Kemudian pada Tahun berikutnya, yaitu Tahun ajaran 2006-2007, pelajaran ekonomi syariah menjadi muatan lokal wajib untuk siswa kelas VII, VIII dan IX
siswa kelas 1, 2, dan 3 materinya diberikan untuk dua jam pelajaran.
51
Wakil Direktur Pusat Inkubasi Bisnis dan Usaha Kecil PINBUK Kota Tasikmalaya Endang Ahmad Yani, mengatakan, ada beberapa alasan penerapan
ekonomi syariah di Kota Tasikmalaya, yaitu sebagai berikut: 1. Tasikmalaya merupakan daerah yang agamis Islami, dengan indikator:
a. Penduduk Tasikmalaya mayoritas Muslim. b. Jumlah pondok pesantren 603 buah dengan jumlah santri 76.285 orang
dan ustad 2.970 orang. 2. Visi dan Misi Kota Tasaikmalaya.
3. Undang-undang N0. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, mengenai pelaksanaan pendidikan nasional.
52
Dukungan Pemkot Tasikmalaya tidak hanya berupa “Surat Keputusan” SK Walikota yang menjadi payung hukum bagi diajarkannya mata pelajaran
ekonomi syariah di sekolah, tetapi pemkot juga memberikan dukungan dana
51
Ibid, 8 Maret 2008
52
Wawancara Pribadi dengan Endang Ahmad Yani, Wakil Direktur PINBUK Tasikmalaya, Tasikmalaya, 6 September 2007.
melalui dinas pendidikannya yaitu menerbitkan buku mata pelajaran ekonomi syariah yang mencapai 7500 eksemplar.
53
Untuk penerapan ekonomi syariah di SMP Negeri 1 Tasikmalaya, dimulai sejak terbitnya Surat Keputusan SK Walikota Tasikmalaya tentang penerapan
Mulok ekonomi syariah, yaitu pada Tahun ajaran 20052006, yang secara serempak diseluruh SMP dan MTs. Yang ada di Kota Tasikmalaya.
Di sekolah ini pelajaran ekonomi syariah sekarang sudah diterapkan dalam bentuk pelajaran tersendiri dalam bentuk muatan lokal ekonomi syariah,
dengan waktu dua jam pelajaran perminnggunya, untuk beberapa kompetensi dasar ada yang dikomparatifkan dengan pelajaran ekonomi konvensional, hal ini
bertujuan untuk membuat perbandingan antara ekonomi syariah dengan ekonomi konvensional, model ini disebut dengan sistem lintas kurikulum atau
komparatif.
54
Untuk model pembelajarannya sendiri digunakan metode ceramah dan incuiri
penemuan dengan berkunjung ke lembaga keuangan syariah, selain itu juga dilakukan diskusi kelas. Lebih khusus untuk mendukung incuiri penemuan,
sekolah ini akan membentuk koperasi siswa berbasis syariah dengan tujuan agar para siswa langsung terjun pada lemabaga keuangan syariah.
55
53
Nahrudin, 8 Maret 2008
54
Wawancara Pribadi dengan Yanyan Herdiyana, Guru Ekonomi Syariah, Tasikmalaya, 6 Maret 2008.
55
Ibid., 6 Maret 2008
B. Analisis Penelitian