BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Islam sebagai agama memuat ajaran yang universal dan komprehensif. Universal artinya bersifat umum dan komprehensif artinya mencakup seluruh
bidang kehidupan. Islam didesain untuk mengantarkan kebahagiaan manusia lewat penegakan keharmonisan antara kebutuhan–kebutuhan moril dan materil
manusia, aktualisasi keadilan sosio-ekonomi serta persaudaraan dalam masyarakat.
Sudah menjadi coretan sejarah bahwa Islam sebagai sebuah nilai sekaligus sistem kehidupan pernah menghantarkan manusia pada suatu periode kehidupan
yang sejahtera, baik lahir maupun batin, baik materi maupun rohani. Islam mempunyai sumber hukum yang sama dari dulu hingga sekarang, yaitu al Qur’an
dan sunnah. namun bagaimana bisa peradaban ummat Islam terpuruk saat ini? Bagaimana Islam dapat masuk pada semua sisi kehidupan manusia, mengatur dan
menyelesaikan masalah hidup dan kehidupan, sehingga mereka sejahtera pada masa lalu? Padahal al-Qur’an dan sunnah tak pernah bertambah dan berkurang
lembarannya sejak dulu hingga kini. Dengan kata lain kita masih menggunakan sumber hukum dan pengetahuan yang sama kuantitas maupun kualitasnya.
1
Dalam Al-Quran Allah memberikan contoh tegas mengenai ajaran-ajaran para rasul di masa dalam kaitannya dengan masalah-masalah ekonomi yang
1
Ali Sakti, Ekonomi Islam: Jawaban Atas Kekacauan Ekonomi Modern, Jakarta: Paradigma dan AQSA Publishing, 2007, h. 1.
menekankan bahwa prilaku ekonomi salah satu bidang yang sangat diperhatikan dalam Islam. Salah satu contoh yang dapat dikemukakan adalah mengenai risalah
kenabian Ibrahim as. dan putra-putranya, Allah berfirman :
+
, , - .
1 2
3456 78 9
:; 345=
? ?05 2AB
3C DE, F
H
Artinya : Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah kami dan telah kami wahyukan
kepada mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan hanya kepada kamilah mereka selalu menyembah.
Al-Anbiyya ayat 73 Sejak beberapa dekade lalu telah diidentifikasi kelemahan umat Islam
dimasa kini, rendahnya keimanan kepada Allah atau jauhnya umat Islam dari kitab suci mereka yang tergambar dari kurangnya pemahaman mereka pada
Qur’an dan sunnah, diprediksi sebagai sumber kekacauan umat Islam saat ini. Namun di samping itu tidak kecil juga faktor eksternal umat Islam yang
menyebabkan kecenderungan keterpurukan ini terjadi. Dominasi peradaban non Islam yang saat ini diakui boleh jadi menjadi faktor dominan dari kemunduran
umat Islam. peradaban non Islamkonvensional mempunyai pengaruh yang menyeluruh bagi kehidupan umat Islam baik secara paradigma dan metoda
maupun secara kultur memberikan referensi baru bagi umat Islam.
2
2
Ibid., h. 2
Dalam kenyataannya semua negara muslim masuk dalam kategori negara- negara berkembang meskipun diantaranya relatif kaya, sementara sebagian yang
lain sangat miskin. Mayoritas negeri-negeri ini, terutama yang miskin, seperti halnya negara-negara berkembang lainnya dihadapkan pada persoalan-persoalan
yang sangat sulit. Salah satunya adalah ketidak seimbangan ekonomi makro yang dicerminkan dalam angka pengangguran dan inflasi yang tinggi, defisit neraca
pembayaran yang sangat besar, defresi nilai tukar mata uang yang berkelanjutan, dan beban utang yang berat. Problem lainnya adalah kesenjangan pendapatan dan
kekayaan yang sangat lebar diantara golongan-golongan yang berbeda-beda dari setiap negara dan juga antar negara muslim.
3
Konsekuensinya kebutuhan pokok bagi setiap penduduknya tetap belum dapat dipenuhi, sementara golongan kaya
dan menengah hidup dalam kemewahan. Ketidakmampuan sistem ekonomi yang ada dalam mensejahterakan bangsa
secara adil dan merata, telah mendorong masyarakat untuk kembali kedalam sistem ekonomi alternative yaitu mewujudkan sistem ekonomi yang sejalan
dengan nilai-nilai agama, terutama dikalangan umat Islam sebagai penduduk mayoritas bangsa. Secara faktual telah sekian lama umat Islam di Indonesia
khususnya, melupakan salah satu sisi warisan tak ternilai dari peninggalan Rasulullah Saw. Yaitu dimensi muamalah dari segi prilaku ekonomi. Perhatian
umat Islam selama ini terfokus pada masalah ibadah mahdoh semata dan kurang
3
M. Umer Chapra, Islam dan Pembangunan Ekonomi, Jakarta: Gema Insani Press, 2000, h. 1.
memberi perhatian terhadap perkembangan ekonomi dan dunia usaha yang berada pada sisi ibadah ghoiru mahdoh.
Di tengah-tengah berbagai macam persoalan kompleks yang dihadapi oleh masyarakat dan bangsa terutama oleh kaum muslimin, tumbuhlah kesadaran ke-
Islam-an yang cukup menggembirakan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Kesadaran ini pada dasarnya dilandasi oleh kehadiran dua gerakan
renaissance Islam modern yaitu neorevivalis dan modernis. Dimana tujuannya adalah sebagai upaya kaum muslimin dalam melandasi segenap aspek kehidupan
ekonominya berdasarkan Al-Quran dan Sunnah, yaitu menjadikan ekonomi Islam sebagai sistem ekonomi alternatif dan mudah-mudahan pada akhirnya akan
menjadi satu-satunya sistem ekonomi yang dianut oleh kaum muslimin. Secara eksplisit ekonomi syariah di Indonesia mulai lebih dikenal sejak
berdirinya Bank Muamalat Indonesia BMI pada tahun 1991, selanjutnya ekonomi berbasis syariah di Indonesia menunjukan perkembangan yang
menggembirakan lebih-lebih pada saat krisis ekonomi yang melanda negeri ini sejak pertengahan tahun 1997, telah membawa bangsa Indonesia kepada suatu
bencana yang menyebabkan sektor ekonomi modern sperti perbankan, property, industri besar dan lain-lain yang menjadi pilar perekonomian nasional ternyata
tidak mampu menghadapi badai krisis dan akhirnya satu persatu sektor usaha tersebut berjatuhan dan yang tersisa adalah tetap tegarnya perbankan non-
ribawiperbankan syariah. Fenomena di atas kemudian memicu munculnya berbagai lembaga
keuangan yang berbasis spritual murni yang secara keseluruhan maupun dengan
cara pembentukan divisi syariah pada tiap-tiap lembaga seperti asuransi syariah, pasar modal syariah, koperasi syariah, pegadaian syariah, dan bahkan multi level
marketing syariah.
4
Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia yang sangat menggembirakan ini, sudah barang tentu harus dikawal oleh berbagai faktor pendukung penting
yang harus digarap. Diantara faktor pendukung penting itu adalah Sumber Daya Manusia SDM atau dalam istilah ekonomi Islam disebut dengan Sumber Daya
Insani SDI, yang memiliki pengetahuan ekonomi yang baik, sekaligus memiliki pengetahuan ke-syariah-an yang cukup serta memiliki akhlakul karimah yang
tercermin dalam ke-amanah-an, ke-sidiq-an kejujuran, ke-fathonah-an kecerdasan dalam memanfaatkan setiap peluang dan kesempatan. Oleh karena
itu, upaya-upaya pendidikan yang dilakukan dalam institusi formal maupun non- formal harus terus dilakukan dalam berbagai macam jenjang pendidikan.
5
Penerapan pendidikan ekonomi syariah di tingkat pendidikan yang telah dilakukan adalah diperguruan tinggi sebagai upaya pemenuhan kebutuhan akan
Sumber daya Insani pada lembaga perekonomian syariah, dan masih sangat minim dilakukan di tingkat pendidikan menengah seperti halnya di SMPSMA.
Beberapa sekolah yang telah memulai pendidikan ekonomi syariah diantaranya di wilayah Riau, Padang dan Tasikmalaya.
4
Masyarakat Ekonomi Syariah, Profil Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: MES, 2006, h. 72.
5
Tim MGMP Ekonomi, Pinbuk, Pemkot Tasikmalaya, Ekonomi Syariah untuk SMPMTs, Tasikmalaya: Sebi Desaign, 2005, h. 1.
Di wilayah Riau dan Padang penerapan ekonomi syariah ini dilakukan ditingkat Sekolah Menengah Atas SMA sedangkan di Kota Tasikmalaya
pendidikan ekonomi syariah ini diterapkan di tingkat SMPMTs, penerapan yang dimulai pada tahun pelajaran 20032004 ini diprakarsai oleh MGMP
Musyawarah Guru Mata Pelajaran Ekonomi pada Tahun pelajaran 20012002, yang didukung oleh PINBUK Pusat Inkubasi Bisnis dan Usaha Kecil dan
Pemerintah Kota Tasikmalaya, dengan berlandaskan pada UU NO. 22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah mengenai kewenangan pengaturan di bidang
pendidikan, yang kemudian dikenal dengan istilah Muatan Lokal.
6
Dalam hal ini pemerintah Kota Tasikmalaya mengambil materi bermuatan lokal tersebut
diantaranya Ekonomi Syariah. Melihat realita penerapan pelajaran ekonomi syariah di tingkat sekolah
menengah masih langka, maka penulis bermaksud melihat dan mempelajari lebih jelas dengan terjun langsung ke lapangan, bagaimana penerapan pelajaran
ekonomi syariah dan bagaimana persepsi mereka setelah mempelajarinya? Oleh
sebab itu penulis tertarik untuk menulis skripsi dengan judul: Persepsi Siswa dan Guru Tentang Ekonomi Syariah Melalui Sistem Pembelajaran di Sekolah
Studi pada SMPN 1 Kota Tasikmalaya.
B. PEMBATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH