Kuesioner Probabilitas Basic Event pada FTA didapatkan secara subjektif, dalam ini

Tabel 5.2. Rekapitulasi Perhitungan Probabilitas Penyebab Kecacatan Batako Patah Top Event Basic Event Probabilitas Basic Event Probabilitas Cut set Batako patah Bekerja terburu-buru dan kurang hati-hati 0,1 Ketelitian manusiaoperator P1 0,19 Faktor manusia PA 0,3439 Bekerja tidak sesuai prosedur 0,1 Sakit 0,1 Kesehatan manusiaoperator P2 0,19 Lelah 0,1 Setting mesin press kurang optimal 0,2 Tekanan mesin press P3 0,2 Faktor mesin PB 0,32 Setting mesin mixer kurang optimal 0,2 Kecepatan mixer P4 0,2 Komposisi pasir 0,3 Komposisi pasir P5 0,3 Faktor material PC 0,64 Komposisi semen 0,4 Komposisi semen P6 0,4 Komposisi air 0,2 Komposisi air P7 0,2 5.4. Metode Taguchi 5.4.1. Penentuan Variabel Tak Bebas Variabel tak bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah karakteristik batako yaitu kuat tekan batako. Karakteristik yang digunakan yaitu larger the better yang berarti bahwa semakin tinggi kuat tekan batako maka akan semakin baik kualitasnya. Masalah atau fokus yang akan diselidiki dalam eksperimen adalah rendahnya kualitas batako karena pengaruh komposisi material yaitu jumlah komposisi masing-masing bahan baku dalam proses produksi batako. Dilakukan pengkodean untuk faktor kontrol. Faktor yang termasuk faktor kontrol dapat dilihat pada Tabel 5.4. Tabel 5.4. Faktor Kontrol Pada Proses Produksi Pembuatan Batako No Kode Faktor 1 A Pasir + abu vulkanik Gunung Sinabung 2 B Semen 3 C Air Sumber: Pengolahan Data

5.4.2. Penentuan Jumlah Level dan Nilai Level Faktor

Pemilihan jumlah level penting artinya untuk ketelitian hasil eksperimen dan ongkos pelaksanaan eksperimen. Makin banyak level yang diteliti maka hasil eksperimen akan lebih teliti karena data yang diperoleh lebih banyak. Tetapi banyaknya level akan meningkatkan jumlah pengamatan sehingga menaikkan ongkos eksperimen. Pada penelitian sebelumnya telah dilakukan penelitian tanpa menggunakan pasir, untuk faktor A hanya menggunakan abu vulkanik. Tetapi karena diameter abu vulkanik yang terlalu kecil, hasil batako untuk campuran abu vulkanik, semen dan air tidak terlalu bagus karena adonan tidak mengikat dengan baik dan mudah rontok. Sehingga digunakanlah campuran antara pasir dan abu vulkanik untuk faktor A karena pasir mempunyai diameter yang lebih besar dan mampu mengikat lebih baik. Untuk penelitian ini perbandingan antara pasir dan abu vulkanik yang digunakan memiliki perbandingan 40:60, 50:50, 60:40. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian dengan menggunakan perbandingan pasir dan abu vulkanik yang lain. Jumlah level dan nilai level tiap faktor dapat dilihat pada Tabel 5.5.