Definisi Hadits Definisi Hadits menurut bahasa mempunyai beberapa arti:

2. al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Berarti kalam atau wahyu Allah yang diturunkan kepada nabi dan rasul lainnya tidak bisa dinamai al-Qur’an. 3. al-Qur’an disampaikan melalui Malaikat Jibril. Semua ayat al- Qur’an diwahyukan dengan perantara Malaikat Jibril. 4. al-Qur’an diturunkan dalam bentuk lafal dan bahasa Arab. Ulama meyakini bahwa al-Qur’an diturunkan Allah bukan semata-mata dalam bentuk makna seperti halnya dengan Hadits Qudsi, melainkan juga sekaligus lafalnya. Karena lafal dan maknanya berasal dari Allah, terjemahan al-Qur’an dan tafsirnya yang dalam bahasa Arab sekalipun tidak dapat dikatakan sebagai al-Qur’an. Berdasarkan keempat unsur al-Qur’an di atas, dapat dikatakan bahwa al-Qur’an ialah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammmad saw dalam bentuk lafal Arab dengan perantaraan Malaikat Jibril, diriwayatkan secara mutawatir, diawali oleh surat al- Fâtihah diakhiri oleh surat an-Nâs dan ditulis dalam mushaf. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Muhammad Ali ash- Shabuni yang telah disepakati oleh para ulama, khususnya ulama Ushul-Fiqh. al-Qur’an adalah kalam Allah yang memiliki mujizat, diturunkan kepada penutup para nabi dan rasul, dengan melalui perantara Malaikat Jibril, ditulis dalam berbagai mushaf, dinukilkan kepada kita dengan cara mutawatir tawatur, dan dianggap ibadah membacanya yang dimulai dengan surat al-Fatihah dan ditutup oleh surat an-Nâs. al-Qur’an adalah wahyu Allah yang diturunkan dari sisi Allah kepada Rasul-Nya Muhammad ibn Abd Allah, penutup para nabi, yang dinukilkan darinya dengan penukilan yang mutawatir nazham lafal maupun maknanya, dan merupakan Kitab Samawi yang terakhir penurunannya.

b. Definisi Hadits Definisi Hadits menurut bahasa mempunyai beberapa arti:

Pertama, Jadid , lawan qadim = yang baru. Jamanya: hidats, hudatsa dan huduts . Kedua, Qarib = yang dekat; yang belum lama lagi terjadi, seperti dalam perkataan haditsul ahdi bil-Islam = orang yang baru memeluk agama Islam. Jamanya: hidats, hudatsa dan huduts. Ketiga, Khabar = warta, yakni: ma yutahaddatsu bihi wa yunqalu = sesuatu yang dipercakapkan dan dipindahkan dari seseorang kepada seseorang sama maknanya dengan hidditsa. Dari makna inilah diambil perkataan hadits Rasulullah. 22 Kata al-Farra, sebagaimana yang dikutip oleh Muhammad Hasbi, Ahadits sebenarnya jama dari uhdutsah , kemudian dijadikannya jama bagi hadits. Dalam pada itu mereka tidak mengatakan uhdutsah Nabi . 23 Sebagian ulama menetapkan, bahwa lafad ahadits jama dari hadits yang tidak menurut qiyas, atau jama yang syadz . Kata al-Zarkasyy dalam al-Bahr al-Muhith, sebagaimana yang dikutip oleh Muhammad Hasbi, lafad hadits bukan isim jama, dia jama taksir bagi hadits yang tidak menurut qiyas seperti abathil . Isim jama tak ada yang sewazan ini. 24 Sedangkan definisi hadits secara istilah yang dikemukakan oleh ahli-ahli hadits, sunnah adalah sabda, pekerjaan, ketetapan, sifat watak budi atau jasmani; atau tingkah laku Nabi Muhammad saw, baik sebelum menjadi Nabi maupun sesudahnya. 25 Dengan arti ini, menurut mayoritas ulama sunnah sinonim dengan hadits. Hadits menurut istilah ahli hadits, ialah: اْ ﻮ ا ﺻ ﷲا ﻰ و ْ و اْﻓ ﺎ و ا ْﺣ ﻮ ا ﺮْﺮْ و Segala ucapan Nabi, segala perbuatannya, segala keadaannya dan pengakuannya.” 26 Sebagian ulama seperti Ath-Thiby berpendapat, sebagaimana yang dikutip oleh M. Hasbi Ash Shiddieqy bahwa hadits itu melengkapi sabda Nabi, perbuatan dan taqrirnya, melengkapi perkataan, 22 M. Hasbi Ash Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits, Jakarta: PT Bulan Bintang, h. 20-21. 23 Ibid., h. 21. 24 Ibid., h. 21. 25 M. Azami, Hadits Nabawi dan sejarah Kodifikasinya, Jakarta: Pustaka Firdaus, 200, h. 14. 26 Hasbi, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits, h. 22-23. perbuatan dan taqrir sahabat, sebagaimana melengkapi pula perkataan, perbuatan dan taqrir tabiin. 27 Maka suatu hadits yang sampai kepada Nabi dinamai marfu, yang sampai kepada sahabat dinamai mauquf dan yang sampai kepada tabiin saja dinamai maqthu.

b. Isi pokok al –Quran a. Allah