o. Debitur
Kreditur
Nasabah tidak atau kurang pengalaman
dalam mengelola usaha Kurang tajam dalam
menganalisis maksud dan tujuan penggunaan kredit
Kondisi perekonomian debitur yang tidak baik,
dimana terjadi penurunan harga dipasar, dan pengaruh
perekonomian nasional
Nasabah kurang memberikan waktu dalam
pembayaran ke bank Kurang mahir dalam
menganalisis laporan keuangan calon nasabah
Bencana alam yang terjadi pada debitur, sepeti sakit atau
meninggal dunia
Nasabah tidak kompeten dalam mengelola
keuangan, modal usaha terpakai untuk kebutuhan
keluarga Terlalu agresif mengejar
target penjualan Perubahan-perubahan
peraturan yang dilakukan pihak PT. BPR Mitradana
Madani, dimana pernah memberikan kredit bebas
agunan dan jaminan yang tidak memiliki nilai nominal
Nasabah tidak jujur dalam memberikan
laporan keuangan pada pihak bank
Pemberian kelonggaran syarat-syarat yang terlalu
banyak, adanya kredit tanpa agunan
Kurangnya komunikasi antara nasabah dengan
pihak bank Sikap memudahkan dari
pejabat bank Account Officer, adanya hubungan
kekerabatan dengan salah satu karyawan bank
Lemahnya sistem administrasi dan
pengawasan kredit, monitoring yang masih
dilakukan secara manual
Lemahnya sistem informasi kredit, job description yang
dilakukan ganda oleh para petugas pihak bank
Keyakinan yang berlebihan, tidak perlu dilakukan on the
spot ke lokasi usaha atau tempat tinggal debitur
Sumber: Hasil Penelitian, 2010 Data Diolah
Adapun gejala dini dari risiko gagal bayar default risk debitur dapat dideteksi dari kondisi atau keadaan dari PT. BPR Mitradana Madani Medan, yaitu:
Tabel 4.10 Gejala Dini Risiko Gagal Bayar Default Risk Debitur
Pada PT. BPR Mitradana Madani Medan Keterangan
Universitas Sumatera Utara
o.
.
.
.
.
. Adanya tunggakan
Adanya pengajuan perpanjangan kredit, dengan cara: a.
Reschedulling Penjadwalan Ulang b.
Reconditioning Pembebasan Bunga Kredit c.
Restructuring Penataan Kembali d.
Combination e.
Likuidasi Jaminan Rasio kenaikan kolektibilitas kredit yang tinggi
Hubungan dengan pihak nasabah yang semakin renggang Adanya job description ganda dari petugas PT. BPR Mitradana
Madani Medan.
Sumber: Hasil Penelitian, 2010 Data Diolah
Langkah yang tepat seharusnya dilakukan oleh PT. BPR Mitradana Madani Medan sebelum terjadinya risiko gagal bayar default risk debitur yaitu dengan
melaksanakan dan menerapkan prinsip analisis kelayakan dan penilaian pemberian kredit, konsep 5C dan 7P. Konsep 5 C terdiri dari:
1. Character atau watak dari calon nasabah yang akan melakukan pinjaman kredit,
sehingga tidak menyulitkan pihak PT. BPR Mitradana Madani Medan di kemudian hari.
2. Capacity atau kemampuan calon nasabah dalam melunasi atau membayar kredit
yang dilihat dari pengalaman dalam mengelola usahanya. 3.
Capital atau modal usaha calon nasabah harus diketahui oleh pihak kreditur, misalnya besar modal yang tertanam pada usahanya dan jumlah yang berasal dari
Universitas Sumatera Utara
pihak lain, agar tanggungjawab calon nasabah terhadap kredit yang diberikan oleh pihak PT. BPR Mitradana Madani Medan dapat dilakukan secara proporsional.
4. Collateral atau jaminan yang diagunankan harus memiliki nilai nominal, misalnya
jaminan yang diagunankan memiliki nilai 80 dari plafon atau jumlah kredit yang diberikan oleh pihak PT. BPR Mitradana Madani Medan.
5. Condition of Economic atau kondisi ekonomi yang dapat mempengaruhi
kelancaran kredit yang akan diberikan sebaiknya perlu diperhatikan. Sementara konsep 7P yaitu:
1. Personality atau kepribadian calon nasabah seperti riwayat hidup, sikap, emosi,
dan tindakan dalam menghadapi suatu masalah serta hal lain yang erat hubungannya dengan kepribadiaan calon debitur.
2. Party atau pengklasifikasian calon nasabah berdasarkan modal, loyalitas serta
karakternya sehingga calon debitur dapat digolongkan ke dalam kelompok tertentu dan akan mendapat fasilitas yang berbeda, misalnya pemberian biaya provisi,
bunga pinjaman, jumlah kredit atau plafon yang akan diberikan, materai, nilai asuransi, dan biaya administrasi lainnya.
3. Purpose atau tujuan calon debitur dalam mengambil kredit yang akan
dilakukannya ke PT. BPR Mitradana Madani Medan, misalnya untuk pengunaan konsumtif, modal kerja atau investasi.
4. Prospec, perkembangan usaha calon debitur dimasa lalu dan perkiraan di masa
mendatang sebaiknya perlu diketahui, terutama mengenai laporan keuangan usaha calon debitur, misalnya laporan laba rugi.
5. Payment atau kemampuan pengembalian pinjaman calon debitur dari waktu dan
jumlah yang dinilai dari kelancaran penjualan, pendapatan maupun sumber lain perolehan penghasilan.
Universitas Sumatera Utara
6. Profitability atau profitabilitas usaha debitur yang diukur dari waktu kewaktu,
meningkat atau malah mengalami penurunan. 7.
Protection atau perlindungan yang berupa jaminan barang atau asuransi jiwa.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan