D. Analisis Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Risiko Gagal Bayar Default Risk Debitur
Risiko gagal bayar default risk debitur disebabkan oleh berbagai faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal
dari dalam bank itu sendiri, terdiri dari debitur sebagai nasabah dan kreditur sebagai pihak PT. BPR Mitradana Madani Medan. Faktor ekternal adalah faktor yang berasal
dari luar bank tersebut, yang terdiri dari pengaruh atau perubahan lingkungan environment yang dapat menimbulkan kerugian, baik untuk debitur nasabah
maupun kreditur pihak bank. Ada lima subjek yang digunakan peneliti sebagai bahan informan, dalam
menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya risiko gagal bayar default risk debitur, yaitu debitur yang mengalami risiko gagal bayar pada penggunaan Kredit
Modal Kerja KMK pada tahun 2006 sampai dengan 2010 kwartal pertama.
1. Analisis Data Subjek I
a. Gambaran Umum:
Tabel 4.4 Gambaran Umum Subjek I
Nasabah PT. BPR Mitradana Madani Medan
Dimensi Deskripsi Subjek
Nama Inisial “ZR”
Jenis Kelamin Laki-laki
Pendidikan Terakhir SMA
Universitas Sumatera Utara
Jumlah Tanggungan 6 Orang
Alamat Jl. Aswad, Medan Johor
Pekerjaan Pegawai Negeri
Tabungan Debitur Di BPR Mitradana
Madani No. Rek. Kredit
130.01007 Droping tanggal
20112006 Jangka Waktu Peminjaman
36 Bulan Jatuh Tempo
30112009 Rate
24 Plafon
Rp 100.000.000,- Jaminan
SHM No.506 Nilai Jaminan
Rp 161.750.000,- Peningkatan Plafon
-
Sumber: Hasil Penelitian, 2010 Data Diolah
b. Data Observasi:
Observasi dilakukan dengan mengunjungi lokasi tempat tinggal nasabah, yang digunakan sebagai tempat usaha, di jalan Aswad, Medan Johor.
Bidang usaha yang dikelola oleh bapak ”ZR” adalah perdagangan, dengan lama usaha sudah dikelola selama 10 tahun. Penghasilan rata-rata perbulan
sebesar lima jutaan rupiah. Aspek pemasaran dilakukan pada masyarakat sekitar. Pendapatan, pengeluaran, dan keuntungan usaha tidak diuraikan,
karena debitur agak keberatan memberikan keterangan mengenai usahanya. Pengeluaran pribadi setiap bulannya sebesar lima jutaan. Angsuran debitur
setiap bulan sebesar Rp 4.442.284,-. Debitur menghendaki agar cicilannya setiap bulan menjadi lebih murah yaitu sekitar dua jutaan rupiah.
c. Data Wawancara:
1. Pihak Debitur:
i. Usaha grosir bahan makanan atau bahan pokok yang dikelola, dimulai
dari tahun 2000, dengan modal hanya Rp 35.000.000,-. Grosir sangat maju pesat. Pada tahun 2006 debitur ingin memperbesar usaha dengan
tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar, maka debitur
Universitas Sumatera Utara
melakukan pinjaman ke PT. BPR Mitradana Madani Medan dengan pinjaman sebanyak lima belas juta rupiah, namun yang disetujui hanya
sepuluh juta rupiah. Pinjaman perbulannya sebesar empat juta setengah dengan lama pinjaman tiga tahun.
ii. Lokasi penjualan berada didepan ruman, pembelinya adalah
masyarakat setempat, pembelian barang-barang yang akan dijual dilakukan secara kredit oleh distributor yang mengantar barang-barang.
iii. Debitur mengalami kendala usaha, yaitu kondisi perekonomian makin
susah, beberapa bulan terakhir penjualan makin sepi. iv.
Pembayaran ke PT. BPR Mitradana Madani Medan makin terhambat, sehingga pembayaran terlambat setiap bulan. Pembayaran tertunggak
sudah 13 bulan, hal ini dikarenakan perputaran uang tidak mencukupi untuk pembayaran ke bank, keuntungan tidak menentu setiap
bulannya. v.
Pihak bank sudah memperingati debitur dengan cara menelepon, tagihan yang dilakukan oleh Debt Collector pun sudah berulang kali,
namun debitur hanya membayarkan sebagian saja. Debitur mengaku akan membayar beberapa bulan atas keterlambatan tersebut pada bulan
depan. 2.
Pihak Kreditur: i.
Pemberian kredit yang direalisasikan pada debitur telah melakukan beberapa prosedur dan tahapan yang sempurna dalam pemberian
kredit, antara lain: pengecekan kelengkapan dokumen, wawancara, on the spot, dan penandatanganan akad melalui akta notaris.
Universitas Sumatera Utara
ii. Tidak ada hubungan khusus antara petugas bank dengan debitur, hanya
sebatas kreditur. iii.
Monitoring dilakukan melalui pengecekan Primanota Kredit setiap bulan.
iv. Keterlambatan pembayaran yang dilakukan oleh debitur sudah
berulangkali dilakukan melalui telepon, dan penagihan oleh Debt Collector dilakukan setiap tanggal 20.
v. Debitur masih mau untuk melakukan pembayaran untuk sejauh ini.
Pihak bank pun memberikan kelonggaran waktu hingga bulan depan, namun jika tidak dilunasi keseluruhan maka akan dilakukan
Reschedulling Penjadwalan Ulang.
2. Analisis Data Subjek II