Kematian pada Orang-orang yang Belum Menikah Kematian pada Orang-orang yang Sudah Menikah

4.4. Interpretasi Data

4.4.1. Tingkatan Kematian Bagi Masyarakat Batak Toba

Masyarakat menglaklasifikasikan kematian ke dalam beberapa tingkatan, berdasarkan umur dan status orang yang bersangkutan. Hal ini dilakukan karena setiap kematian memiliki upacara kematian tersendiri.

4.4.1.1. Kematian pada Orang-orang yang Belum Menikah

Pada tahapan ini, ada beberapa jenis kematian, yakni Mate Poso- poso meninggal pada saat masih bayi, Mate Dakdanak meninggal pada usia anak-anak, Mate Bulung meninggal pada usia remaja, dan Mate Ponggol meninggal pada usia dewasa namun belum menikah. Jenis- jenis kematian seperti ini dianggap belum terlalu mendapatkan perlakuan adat lengkap seperti halnya pada kematian Sari Matua, Saur Matua, dan Mauli Bulung. hanya akan diberikan ulos saput kain pembalut jenazah. Seperti yang dikatakan oleh Informan yang bernama Parulian 57: ...”ianggo tu na mate poso-poso sahat tu na mate Ponggol, manang angka na so marhasohotan dope, ndang bianaen dope adat ni on, holan ulos saput na dilehon. Molo baua ibana, tulangna mamambahen, molo boru-boru do natoras manang ibotona ma na mambahen. Baru angka hata songon ucapan turut berduka cita ma sian angka na ro. On biasana dibahen dalam bentuk partangianan do.” untuk jenis kematian Mate Poso-poso sampai Mate Ponggol, ataupun bagi orang-orang yang belum berumah tangga, belum dibuat adat, hanaya akan diberikan ulos saput. Kalau dia laki-laki, tulangnya yang akan memberikan, kalau dia perempuan orang tua atau saudara laki-lakinya yang memberikan. Lalu dilanjutkan dengan ucapan-ucapan turut berduka cita oleh orang-orang yang datang. Hal ini biasanya dilaksanakan dalam bentuk partangiangan. Wawancara di atas menunjukkan bahwa kematian yang dialami oleh seorang Batak yang belum berumah tangga hanya disimbolkan dengan pemberian ulos saput yang diberikan oleh pihak-pihak yang dianggap berhak menurut ketentuan adat. Apabila yang mati adalah laki- laki yang akan menyampaikan ulos saput tersebut adalah pihak tulang ataupun saudara laki-laki dari ibunya, ataupun orang-orang yang semarga dengan ibunya. Selanjutnya, ketika yang mati adalah perempuan yang ulos tersebut akan diberikan oleh orangtua atau saudara laki-lakinya.

4.4.1.2. Kematian pada Orang-orang yang Sudah Menikah

Jenis-jenis kematian seperti ini sering disebut dengan Mate Mangkar, yang terdiri dari Matompas Tataring perempuan atau isteri yang mati dengan meningalkan anak laki-laki dan perempuan,Matipul Ulu laki-laki atau suami yang mati dengan eninggalkan anak laki-laki dan perempuan, Punu orang yang mati dengan memiliki anak perempuan saja, hingga Mate Pupurorang yang mati tapi belum memiliki anak sudah mendapat perlakuan adat sebagaimana yang diatur oleh masing- masing daerah. Untuk jenis kematian seperti ini yang sembelih adalah Simarmiak-miak babi dan memberi makan orang-orang yang datang pada upacara tersebut. Berikut tahapan upacara kematian yang berlaku di daerah Silindung berdasarkan hasil wawancara dengan informan Manganar 71, yang mengatakan bahwa: ...”acara di jabu, ima Tonggo Raja, Pamasuk tu jabu- jabu, baru pasahat ulos saput. Molo baoa na monding tulangna ma pasahathon, molo boru-boru, hula-hula na ma na pasahathon ulos i. Pasahat tujung ni na mabalu. Molo amanta do na monding hula-hula ni na mabalu ma mangalehon. Molo inanta do na monding, tulang ni na mabalu ma na mangalehon. Ulaon di alaman, hata huhuasi sian Hasuhuton, mandok hata ma Panambol dohot Pamultak, mandok hata sian ale-ale. Dungi manok hata sian Hula-hula. Na masuk di son ima Bona Ni Ari, Bona Tulang, Tulang, Hula-hula na marhamaranggi, dohot Hula-hula Pangalapan Boru. Dung sae sude mandok hata di lanjuthon ma tu acara penguburan. Sidung sian udean lanjut ma muse Mangungkap Tujung ni na mabalu.” acara di rumah adalah Tonggo Raja, memasukkan jenazah ke peti, pemberian ulos saput. Kalau yang meninggal laki-laki yang memberikan ulos adalah tulangnya, kalau perempuan, hula-hulanya lah yang memberikan ulos tersebut. Memberika ulos tujun kepada isteri atau suami orang yang meninggal. Kalau yang meninggal adalah suami hula-hula isteri yang memberikan. Kalau isteri yang meninggal, tulang dari suamilah yang akan menyampaikan ulos tersebut. Acara di halaman, Hata huhuasi dari pihak Hasuhuton, mandok hata dari Panambol dan Pamultak, mandok hata dari Ale- ale. Lalu mandok hata dari Hula-hula. Yang termasuk kedalam pihak hula-hula adalah Bona Ni Ari, Bona Tulang, Tulang, Hula-hula Na Marhamaranggi. Setelah semua selesai dilakukan acara penguburan. Setelah pulang dari kuburan dilanjutkan dengan Mangungkap Tujung dari isteri ataupun suami dari orang yang meninggal. Acara di dalam Rumah a. Tonggo Raja atau sering disebut dengan Pangarapotan. Kegiatan ini dilakukan dengan mengundang Raja-raja Bius, Hula-hula, Dongan Tubu, Boru, Raja Huta, dan Dongan Sahuta, guna membicarakan bagaimana pelaksanaan upacara yang akan dilakukan nantinya. Tidak ada ketentuan yang mengatur kapan ataupun pada hari keberapa kegiatan ini diakukan. Selama semua pihak yang diundang bersedia memiliki waktu untuk menghadiri, pada saat itulah Tonggo Raja dilakukan. b. Pamasuk tu Jabu-jabu, sering disebut dengan mompo yaitu memasukkan jenazah ke dalam peti mati, yang dilakukan oleh pihak boru, dongan sahuta, dan keluarga yang bersangkutan. c. Pasahat Ulos Saput, sama seperti yang dilakukan pada upacara kematian sebelumnya, Ulos Saput akan disampaikan oleh Tulang apabila yang mati adalah laki-laki, dan akan diberikan oleh Hula-hula ketika yang mati adalah perempuan. d. Pasahat Tujung, yakni pemberian ulos kepada suami atau isteri yang orang yang mati dan dipakaikan seperti kerudung, sebagai tanda bahwa orang tersebut dalam keadaan berduka. Ulos ini akan diberikan oleh pihak parboru ataupun keluarga dari perempuan apabila yang mati adalah laki-laki. Apabila yang mati adalah perempuan, maka yang memberikan ulos tersebut adalah pihak Tulang. Acara di Halaman a. Hata Huhuasi sebagai kata pembukaan yang disampaikan oleh pihak hasuhuton ataupun penyelenggara upaca tersebut. b. Mandok hata sian Panambol dan Pamultak, yakni ucapan-ucapan duka cita dari pihak dongan tubu orang-orang yang semarga dan saudara-saudara terdekat. c. Mandok Hata sian Ale-ale, yang meliputi kata-kata penghibuaran ataupun ucapan turut berduka cita yang disampaikan oleh teman- teman dan dongan sahuta. d. Mandok Hata sian Hula-hula, yang terdiri dari Bona Ni ari pihak ompung dari ayah orang yang meninggal, Bona Tulang pihak Tulang dari ayah orang yang meninggal, Tulang, Hula-hula Namarhamaranggi pihak perempuan dari semua marga isteri dari saudara-saudara orang yang meninggal dan Hula-hula Pangalapan Boru pihak mertua dari orang yang meninggal. e. Acara Penguburan, dilakaukan berdasarkan tatacara Agama. f. Mangungkap Tujung, yaitu acara pembukaan ulos Tujung yang dilakukan oleh puhak hula-hula ayah atau saudara laki-lakinya.

4.4.1.3. Kematian pada Orang Tua