Makna Kematian Saur Matua bagi Masyarakat Batak Toba Informan
P. Lumban Gaol 57
Melaksanakan kegiatan-kegiatan adat adalah sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap
masyarakat Batak.
Informan Hulman 54
1. Sebagai ajang pertemuan dengan seluruh sanak
saudara. 2.
Sebagai kewajiban untuk membayar jambar dan soit yang pernah di terima semasa hidup.
3. Sebagai tanda kehormatan, karena dianggap sudah
mencapai ketiga pandangan hidup ideal yang ada pada masyarakat Batak.
Informan Ebsan77
1. Menjadikan masyarakat Batak selalu berperilaku
baik dalam kehidupannya sehari-hari 2.
Sebagai motivasi agar masyarakat selalu bekerja keras mencari uang, karena untuk melaksanakan
upacara Saur Matua memerlukan biasya yang besar.
Informan Manganar 71
Sebagai acara sukacita, karena semasa hidupnya dia sedah memperoleh kelengkapan hidup
Informan Saut 64
Kewajiban membayar adat yang sudah pernah diterima semasa hidupnya.
4.4.3. Makna Prestise Nilai Hasangapon Bagi Masyarakat Toba
Sianipar 1991 mengatakan bahwa Budaya Batak menentukan kedudukan seseorang bukan dari kekayaan, harta, pekerjaan, jabatan, dan
keahliannya. Oleh sebab itu, tingkatan kematian dibuat agar orang-orang tidak seenaknya pesta ataupun adat karena dia mampu malakukannya
dengan uang yang dimilikinya. Hasangapon merupakan pengakuan dan penghormatan atas wibawa dan martabat seseorang. Hasangapon sendiri
adalah syarat utama yang harus dipenuhi oleh seseorang agar pada saat dia
mati berhak berada pada posisi Saur Matua. Jika pada umumnya prestise
selalu identik dengan kekayaan maka lain halnya dengan status terhormat dalam padangan masyarakat Batak Toba, seperti yang dikemukakan oleh
informan Belman44: ...”Nasangap, i ma halak na burju di angka ulaon adat
manang diparsaorannaa, bisuk di tingki mambahen sada keputusan, laos jujur.” orang yang terhormat adalah
orang yang baik di acara-acara adat maupun di dalam pergaulan, bijak dalam mengambil keputusan, dan jujur.
Hal senada juga diungkapkan oleh informan Marnaek 72: ...”Menurut ahu hasangapon i molo burju do ibana, olo
mangurupi manang padamehon angka jolma na marpersoalan, jot-jot ro di akka ulaon adat, dang hea
marurusan dohot hukum manang ndang parjahat.” Menurut saya hasangapon ada pada orang yang baik, mau
membantu menengahi orang-orang yang sedang menghadapi masalah, sering menghadiri kegiatan-kegiatan
adat,dan tidak pernah berurusan dengan hukum.
Pernyataan diatas juga didukung oleh Rusmina 49, yang mengatakan bahwa:
...”Tolok ukur agar seseorang dikatakan terhormat yang dalam bahasa Batak yaitu Sangap, yang pertama
kelakuan yang baik, ditengah-tengah keluarga maupun dimasyarakat sehari-hari, yang kedua dia tidak sungkan
memberikan perhatian, bantuan moril maupun spiritual dimasyarakat. Yang terakhir dia harus seseorang yang
bijak dalam mengambil keputusan, selalu bersikap jujur dan adil dalam menghadapi dan menyelesaikan suatu
masalah dalam keluarga, kelompok marga. Ataupun masyarakat luas.”
Peryataan selanjutnya yang disampaikan oleh Ebsan77:
...”Dalam perbuatan dia tidak melanggar adat, kalau ngomong ada etikanya nampak itu ya, di punguannya
nampak dia seorang pengayom, kalo bahasa pendidikannya di depan dia sebagai pengayom, di tengah
sebagai pendorong, di belakang dia sebagai poenggugah.”
Terakhir, nilai Hasangapon menurut Hulman 54 adalah: ...”Suhat suhat ni hasangapon
ni sasahalak
ima boi tau tiruaon di masyarakat. Contoh, ketua ni sada punguan ,
boi ibana padomu na marbadai, boi di pudun, di paudut muse. Jei unang paremosi, parlambok pusu, ndang holit
mangging, ndang panghorus. Jadi molo dang adong sinadonganna tong do i na Sangap, goaron ma i Raja Si
Pudun Jambulan, Raja Paulaean dilean rohana laho paturehon na rundut. Baru tongam ma ibana, dang si
godang hata on.” Syarat agar dapat dikatakan terhormat adalah seseorang yang dapat menadi panutan
dimasyarakat. Contohnya, ketua di dalam sebuah kelompok, bisa sebagai penengah ketika ada perselisihan,
baik hati, tidak pelit, tidak serakah. Jadi meskipun dia bukan seorang yang kaya akan harta tetap dikatakan
sebagai orang yang terhormat, orang seperti ini disebut dengandengan Raja Si Pudun Jambulan, Raja Paulaen,
yakni mampu menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kelompoknya.
Data yang diperoleh dari semua informan memberikan jawaban yang sama. Status terhormat pada orang Batak tidak selalu dikaitkan
dengan kekayaan ataupun status ekonominya. Dalam Masyarakat Batak dikatakan terhormat apabila seseorang itu memiliki perilaku yang baik dan
dapat dijadikan sebagai panutan bagi masyarakat disekitarnya. Sekali pun dia tidak memiliki harta kekayaan, tetapi dia bijak dalam menghadapi
masalah yang terjadi di dalam kelompoknya, maka dia layak di sebut sebagai orang yang sangap. Kejujuran juga merupakan salah satu syarat
agar dapat dikatakan sangap. Matriks 4.3. Makna Hasangapon Prestise bagi Masyarakat Batak Toba
Makna Hasangapon Informan
Belman54 Orang yang sangap adalah orang yang mengikuti
kegiatan adat dengan baik, berperilaku baik dalam kehidupannya sehari-hari, dan dalam semua tindakan
selalu berlaku jujur
Informan Marnaek 72
1. Orang yang sangap adalah orang yang bisa menjadi
penengah ketika ada perselisihan. 2.
Sering mengahadiri kegiatan-kegiatan adat 3.
Tidak pernah berurusan dengan hukum Informan
Rusmina 49 1.
Berkelakuan baik didalam keluarga dan di masyarakat.
2. Bijak dalam mengambil keputusan.
3. Jujur dan adil dalam menyelesaikan sebuah
permasalahan. Informan
Ebsan 77 1.
Tidak pernah melanggar adat. 2.
Seorang pengayom di tengah-tengah masyarakat Informan
Hulman 54 1.
Sebagai panutan di dalam masyarakat. 2.
Menjadi penengah ketika ada perselisihan. 3.
Baik hati 4.
Tidak pelit
3.3.4. Makna Simbol Status pada Upacara Saur Matua