BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode penelitian kualitatif berusaha
memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia dalam situasi tertentu menurut perspektif peneliti itu sendiri. Husaini Usman dan
Purnomo Setiady, 2009
3.2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tarutung, Tapanuli Utara. Adapun yang menjadi alasan pemilihan lokasi tersebut adalah:
1. Tarutung atau yang lebih dikenal dengan Silindung merupakan salah
satu tempat yang menjadi daerah asal marga-marga yang ada dalam Suku Batak Toba yaitu Si Opat Pusoran.
2. Tarutung merupakan salah satu wilayah dimana mayoritas
masyarakatnya adalah suku Batak Toba yang masih mempertahankan adat istiadat khususnya upacara kematian.
3.3. Unit Analisis dan Informan
3.3.1. Unit Analisis
Unit analisis yang dimaksudkan dalam suatu penelitian adalah satuan tertentu yangg diperhitungkan sebagai subjek penelitian Ari Kunto,
2006. Adapun yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini adalah tokoh adat dan masyarakat suku Batak Toba yang pernah terlibat dalam
upacara kematian Suku Batak Toba.
3.3.2. Informan
Informan adalah orang-orang yang menjadi sumber informasi dalam penelitian. Informan yang dianggap sebagai orang yang menguasai
dan memahami data, informasi ataupun fakta dari suatu objek penelitian. Penentuan informan kunci ini dilakukan dengan teknik snow ball, yaitu
informan berikutnya ditentukan berdasarkan keterangan yang diperoleh dari informan sebelumnya yang dapat lebih menunjang tujuan penelitian
yang bersangkutan. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah:
c. Tokoh adat Parhata yang menguasai adat dalam suku Batak Toba.
Alasan peneliti memilih Parhata sebagai informan karena merupakan orang yang mengatur tata cara berlangsungnya upacara adat pada
masyarakat Batak Toba. Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai informan adalalah Parhata yang merupakan anggota dari Lembaga
Dalihan Na Tolu Kabupaten Tapanuli Utara dan Parhata dari Parsadaan-parsadaan marga yang ada di Tarutung.
d. Masyarakat yang berpengalaman dan memiliki pengetahuan mengenai
tradisi upacara kematian suku Batak Toba. Masyarakat dalam hal ini adalah masyarakat yang pernah mengalami ataupun menerapkan
penaikan status keluarganya yang meninggal dari Mate Sari Matua ke
Mate Saur Matua, serta masyarakat yang pernah terlibat dalam upacara kematian orang yang di naikan statusnya di Sari Matua ke
Saur Matua.
3.4. Data dan Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data atau informasi dalam penelitian dilapangan, maka diperlukan adanya alat pengumpulan data. Dalam proses pengumpulan data dan
informasi, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data agar seseuai dengan apa yang dibutuhkan oleh peneliti dalam mengolah data dan informasi
yang diperoleh dilapangan. Data dalam sebuah penelitian dapat digolongkan menjadi dua, yakni data primer dan data sekunder.
3.4.1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah:
a. Observasi
Observasi adalah pengamatan yang dilakukan langsung terhadap berbagai gejala yang tampak pada saat penelitian. Hal ini dilakukan
untuk mengetahui lebih jelas kondisi ataupun situasi suatu objek penelitian. Adapun yang yang menjadi bahan observasi dalam
penelitian ini adalah pengamatan langsung kepada masyarakat suku Batak Toba yang menerapkan tradisi upacara kematian di Kecamatan
Tarutung. b.
Wawancara Mendalam Wawancara adalah proses tanya jawab secara langsung dengan
informan, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara.
Melalui wawancara, peneliti akan memiliki pengetahuan yang lebih mendalam fenomena yang terjadi, dimana hal itu tidak bisa ditemukan
hanya dengan teknik observasi. Dalam hal ini peneliti akan mewawancarai tokoh-tohoh adat parhata dan masyarakat Suku Batak
Toba yang ada di Kecamatan Tarutung.
3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian. Data ini sebagai salah satu aspek pendukung
keabsahan suatu penelitian. Data sekunder dapat berupa sumber ataupun referensi tertulis yang berhubungan dengan permasalahan penelitian.
Pengumpulan data sekunder dalam poenelitian ini dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan dan pencatatan dokumen, yaitu dengan
mengumpulkan data dan mengambil informasi dari buku, referensi, majalah, jurnal, maupun bahan dari situs-situs internet dan hasil penelitian
terdahulu yang dianggap relevan dengan masalah yang diteliti.
3.5. Interpretasi Data
Menginterpretasikan data merupakan kegiatan mengorganisasikan data dalam susunan-susunan tertentu yang menuju pada kegiatan analisis data. Analisis
data ditandai dengan pengolahan dan penafsiran data yang diperoleh dari setiap informasi baik melalui pengamatan, wawancara atau catatan lapangan lainnya
yang telah ada melalui penelitian terdahulu yang kemudian dipelajari dan ditelaah. Pada tahap selanjutnya adalah penyusunan data dalam satuan-satuan yang
kemudian dikategorikan. Kategori tersebut berkaitan satu sama lain dan
diinterpretasikan secara kualitatif. Interpretasi data merupakan proses pengolahan data dimulai dari tahap mengedit data sesuai dengan pokok permasalahan yang
diteliti kemudian diolah secara deskriptif berdasarkan apa yang terjadi dilapangan.
3.6. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian ini mencakup kemampuan dan pengalaman peneliti untuk melakukan penelitian ilmiah. Terkait dengan keterbatasan waktu
dan kendala dalam melakukan observasi. Terlepas dari kendala diatas peneliti mneyadari keterbatasan dalam proses penelitian yang dilakukan. Meskipun
demikian peneliti berusaha untuk melaksanakan peneletian semaksimal mungkin agar mendapatkan hasil yang akurat.
BAB IV
DESKRIPSI DAN HASIL ANALISIS DATA
4.1. Deskripsi Lokasi